Part 10

31.9K 3.1K 21
                                    

"Hye aku sudah di parkiran."

Suara maskulin terdengar dari ponselku setelah aku menggeser icon hijau untuk menyambungkan, "Astaga oppa kan aku sudah bilang tidak usah jemput." Omelku

Lelaki disana malah terkekeh soelah omelanku hanya lelucon.

"Tadi aku memaksa bukan bertanya, ingat?"

Aku menggeleng tidak percaya, lelaki ini benar-benar... untung aku belum pulang. "Yayaya terserahlah, aku bilang Hana dulu kalau tidak jadi menumpang."

Sambungan terputus setelah dia mengatakan akan menungguku di lobby MBC saja yang aku iyakan.

"Hana-ya, aku tidak jadi menumpang."

"Brian oppa menjemputmu lagi?" Tanyanya dengan tatapan menggoda.

Aku memutar mataku malas menanggapi, "Sepertinya dia menyukaimu Hye, bayangkan saja seberapa jauhpun jarak SM dengan tempat kau berada dia tetap akan datang." Sena terkekeh puas dengan opininya.

"Aish tidak seperti yang kalian bayangkan, kami hanya berteman." Bantahku yang sepertinya tidak berefek apapun.

"Kau itu tidak peka sekali sih! Mana ada teman yang berkorban sebegitunya apalagi temannya lawan jenis!" Kali ini Gyuri yang kuharap tidak ikut-ikutan malah membela pemikiran Sena dan Hana.

"Hhh... terserahlah, aku pergi dulu. Sampai jumpa." Ucapku bersemangat.

Senyumku terkembang melihat lelaki dengan balutan sweeter abu-abu gelap dan celana jeans hitam yang membuatnya semakin terlihat tampan, ia tampak sedang berbicara dengan beberapa orang yang sepertinya tidak asing. Brian menyadari keberadaanku tersenyum lalu melambaikan tangannya.

Sudut bibirku semakin terangkat dengan segera aku mempercepat langkahku, namun semakin dekat dengannya kakiku serasa lumpuh. Ada dia di sana, dia memang tidak sendiri ada Tao dan Chen yang juga sedang bersenda gurau dengan Brian.

Tanganku terasa menghangat, tanpa aku sadari Brian sudah menggenggamnya posesif. Aku sebenarnya agak risih dengan perlakuannya belakangan ini namun aku biarkan saja. Jantungku seperti tertusuk ribuan panah saat Baekhyun menatap tautan tangan kami dan menatapku bergantian.

Berkali-kali aku menarik nafas memberanikan diri menatap lelaki di depanku dengan senyuman yang tidak dibalas olehnya. Kenapa? Bukankah tadi dia bercanda bahkan tertawa dengan Brian? Lalu kenapa sekarang menatapku seperti itu?

"Sepertinya kami harus kembali ke ruangan." Ucap Chen memecah keheningan.

Tao melirikku dengan cengiran mengolok dan Chen mengedipkan mata menggoda membuatku melototi tingkah keduanya menyiratkan umpatan dari sorot mataku.

"Ah iya, kalau begitu kami juga permisi." Brian membungkuk sopan sedangkan aku hanya mengangguk sedikit. Ia menarik tanganku yang masih dalam genggamannya pelan lalu merangkulku dengan santainya. Hah lelaki ini benar-benar.

Selama perjalanan aku hanya diam, pertemuan yang terjadi barusan sangat tidak tepat. Mood ku rusak hanya karena tatapan tajamnya padaku. Tidak tidak, jangan dibawa perasaan itu hanya pemikiranku saja.

Dia sudah bahagia dan aku harus menerimanya bagaimanapun juga, terjebak dalam perasaan bukanlah hal yang baik. Kadang keinginan untuk lari dari posisiku terlintas, setan dan malaikat dalam diriku berdebat menggoyahkan pendirianku yang tadinya tidak akan lari dari kenyataan.

Cinta bukan tentang memiliki tapi bagaimana caranya bahagia, aku dengar ada kalimat bodoh seperti "bahagia asalkan dia bahagia" dan aku sedang menerapkannya sekarang. Dia punya Kim Taeyeon yang bisa di banggakan, sangat berbeda denganku tidak ada dari sisi manapun yang bisa ia banggakan.

My EX [BBH] [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang