Larasati: Bersabarlah

2.5K 94 3
                                    

Pagi ini entah kenapa mood-ku sedang turun. Duduk di tempat yang sama setiap hari, ternyata bosan juga. Akhirnya aku melangkah ke dapur kafe.

"Min, aku pinjem dapur ya? Belum ada pengunjung juga, kan?" kataku pada Mina yang bertugas di dapur.

"Iya, Nyonya Bos. Mau bikin menu baru ya?" tanya Mina penasaran.

"Gak, lagi pengen bikin sesuatu aja. Kamu udah sarapan?" Mina malah menjawab oertanyaanku dengan cengiran.

"Belum ya? Ya udah, kamu duduk aja. Aku bikin sesuatu buat kita berdua ya." Mina mengangguk.

Setelah semua bahan siap, aku mulai memasak. Sederhana, cuma carbonara yang biasa aku buat di rumah untuk Abi. Plus sosis goreng yang kubentuk gurita.

"Taraaaa...." Aku menyajikan dua piring di hadapan Mina. Mina menelan ludah.

"Kayaknya enak ya, Nyonya Bos!"

"Ya udah, kamu makan dulu ya? Aku mau antar satu piring ini buat Abi. Dia udah sarapan sih tadi di rumah, tapi dikit. Selamat menikmati," Aku keluar membawa sepiring carbonara ke kantor Abi.

"Bi," panggilku.

"Hhmmmm, ada bau sedap apa ini ya?" Abi menarik nafas.

"Aku bikin carbonara nih buat kamu. Tadi kan kamu makan cuma sedikit." Aku meletakkan piring di depan Abi.

"Wah, lucu nih!" kata Abi.

Abi mulai memakan carbonara buatanku. Kepalanya mengangguk-angguk.

"Kenapa gak masukin ini untuk menu baru? Anak-anak pasti suka. Porsinya dibuat lebih kecil aja, Ras. Biar pas buat anak-anak. Sosisnya pasti bikin mereka tertarik!" Abi terlihat antusias.

"Gitu? Kamu yakin? Bicarakan dulu sama yang lain." kataku.

"Kalo mereka udah icip-icip juga bakal manggut-manggut aja. Orang enak begini. Nanti kamu ajari Mina, Billy, sama Adis ya? Biar bukan kamu yang kerja. Aku gak mau kamu capek." selalu begitu. Jangan capek, kata keramat yang keluar dari mulut Abi.

"Iya, deh. Eh, Bi, aku bosen banget nih. Boleh gak, aku pulang? Paling gak, di rumah aku bisa masak buat makan malam."

"Ya udah gak papa, kamu pulang aja. Bawa aja mobilnya, nanti aku bisa minta antar Ivan."

"Aku mampir supermarket bentar ya? Belanja buat nanti malam."

"Iya, jangan lupa ya...," Abi menggantung kalimatnya. Aku mengerutkan kening.

"Lupa apa?"

"Nanti malam kan jadwalnya," Abi mengerling menggodaku.

"Apaan sih, Bi! Udah ah, aku pulang dulu ya?" Aku mencium pipi Abi sekilas.

"Love you, Nyonya Abi," bisik Abi. Aku hanya tersenyum sambil berlalu.

#   #   #

Belanja sebanyak ini sendirian membuat tanganku pegal. Entah setan mana yang mempengaruhi aku hingga khilaf belanja sebanyak ini. Sayur, buah, yang mungkin cukup untuk persediaan seminggu.

Terdengar suara ponselku berdering. Aku melihat nama Shinta di sana.

"Hai, Shin. Gimana kabar kamu?"

"Ras, kamu di rumah kan?" Terdengar suara Shinta  bergetar di ujung sana.

"Iya, Shinta. Aku udah di rumah, kenapa? Kamu nangis ya? Ada apa?" Aku mulai khawatir.

"Aku ke sana sekarang ya?" Shinta memutuskan sambungan telepon sebelum sempat aku jawab. Keningku berkerut. Ad apa, ya?

Begitu tiba di rumah, Shinta menangis. Air matanya mengakir deras. Aku hanya bisa diam, menunggunya menuntaskan tangisnya. Seperti biasa, ku elus punggungnya, mencoba memberi kekuatan. Lalu meluncurlah cerita dari mulutnya, masih terisak.

Cinta Salah(Finished)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang