Sebenarnya pagi ini cuaca sangat cerah. Tapi entah kenapa, ada ruang kosong dalam hatiku. Ada yang kurang.
Sudah dua bulan sejak Shinta berpamitan padaku dan Abi hari itu. Tak terasa, sudah dua bulan Shinta tak ada di sini. Selama itu pula tak ada kabar berita dari Shinta. Sepertinya dia ingin menepati janji untuk tidak hadir dalam hidupku. Bahkan dia tidak muncul di media sosialnya.
Hubunganku dengan Abi berangsur membaik, walaupun belum sepenuhnya normal. Entah apa yang membuat aku sulit menepis rasa curiga dan cemburu. Padahal Abi sudah berusaha keras meyakinkan aku bahwa tidak ada apa-apa antara Shinta dan Abi.
Ketukan di pintu mengejutkan aku. Aku bangkit membuka pintu.
"Pagi, Sayang." Abi berdiri di depan pintu dengan piring berisi buah di tangan kanan dan dua gelas jus jeruk di tangan kiri.
"Kenapa dibawa ke sini? Aku kan bisa ke ruang makan dari pada kamu susah-susah bawa sarapan ke kamar," kataku seraya mengambil piring dari tangan Abi.
"Aku pikur kamu pengen makan di kamar aja, habis dari tadi kamu gak keluar-keluar."
Abi duduk di tepi tempat tidur. Aku mengekor di belakangnya.
"Hari ini kita jalan-jalan, yuk!"
"Kemana? Kafe gimana?"
"Kafe serahin dulu sama Ivan. Hari ini gak ada agenda khusus kok di kafe. Bisa lah, Ivan handle kafe sehari ini."
"Emang kamu mau kemana?"
"Kamu maunya kemana?" Abi balik bertanya padaku. Aku tertawa.
"Yang pengen jalan-jalan kan, kamu,"
"Kamu gak pengen refreshing gitu?" Abi menyuapkan sepotong apel padaku.
"Gak tau, males sih kemana-mana," jawabku dengan mulut penuh.
"Kok gitu, sih? Ayo dong, sesekali kita jalan-jalan."
"Ya udah, kita nonton aja yuk."
"Oke, kamu mau nonton apa?"
"Apa aja, nanti aja pilih di sana. Kalo bisa komedi aja," jawabku.
"Oke!"
# # #
Sebenarnya aku malas sekali keluar rumah. Akhir-akhir ini badanku terasa lebih mudah lelah. Sering pusing tiba-tiba.
"Kamu udah datang bulan?" tanya Mama.
Aku jadi berpikir, mengingat-ingat. Iya, ya. Harusnya aku sudah datang bulan dua minggu yang lalu. Tapi sampai sekarang, tamu bulanan itu tak kunjung datang.
"Jangan terlalu capek, jangan terlalu mikir. Kamu istirahat aja dulu di rumah kalau memang kurang enak badan. Bilang sama Abi, biar Mama yang jaga kamu di rumah."
"Laras gak papa kok, Ma. Mungkin kecapekan aja."
"Jangan lupa minum vitamin, ya?"
"Iya, Ma."
"Atau kalau kamu mau, Mama anter ke dokter. Biar dikasih vitamin."
"Gak usah lah, Ma. Laras cuma capek aja kok."
"Ya sudah kalau itu mau kamu." Mama kembali berkutat dengan anggrek yang ditanamnya. Aku pun kembali konsentrasi membaca majalah yang sedari tadi ada di tanganku.
"O iya, Ras! Kok lama gak ada kabar dari Shinta, ya?"
"Shinta di Semarang, Ma. Laras sampe lupa kasih tau Mama. Udah hampir dua bulan sih, kurang satu minggu lah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Salah(Finished)
RomanceKehidupan pernikahan tak selamanya mulus. Tak seperti dalam dongeng yang selalu berakhir bahagia. Justru dengan menikah, petualangan baru dimulai. Lalu apa jadinya, jika masalah yang hadir melibatkan hati? Bagaimana jika masalah itu datang dari oran...