Raka bertemu Sesha
----------
Raka mengamati cewek yang berada di sampingnya. Cewek bermata bulat itu memandangnya dengan tatapan terkejut yang membuat Raka bingung. Cewek ini adalah cewek yang tadi sempat bersitegang dengan Rey."Iya, aku Raka. Ada apa, ya?"
"Apa lo yang nerima surat-surat gue?"
Dada Raka seakan ditonjok yang membuat jantungnya terpental keluar dari tempatnya. Seketika Raka membatu. Dipandanginya cewek berambut panjang melebihi bahu itu dengan gugup. Jangan-jangan dia adalah ....
"Kamu Sesha, ya?" Suara Gian mengambil alih percakapan. "Wah, akhirnya ketemu. Raka nyariin dari tadi." Gian memukul punggung Raka yang membuat cowok itu langsung tersenyum kaku.
"Jadi beneran lo yang balesin surat gue?" tanya Sesha dengan nada tak percaya.
Akhirnya Raka bertemu dengan gadis misterius yang selama ini mengiriminya surat. Gadis yang tiba-tiba memutuskannya sepihak padahal mereka tidak pacaran. Gadis yang sukses membuat Raka pusing tujuh keliling. Dan ternyata gadis itu cantik.
Sesha mengenakan setelan celana jins hitam dan sweater panjang garis berwarna pink dan putih. Tas selempang kecil berwarna cokelat tersampir di bahunya. Matanya terlihat sembap. Kemungkinan karena menangis gara-gara pertengkarannya tadi dengan Rey. Oh, dan dia memiliki gigi gingsul. Ternyata Sesha bukan hanya cantik, tapi juga manis.
"Iya," jawab Raka sebelum Gian mendahului. "Aku mau jelasin kalau aku—"
"Lo bawa surat yang pertama gue kirim ke lo, nggak?"
Dengan ekspresi wajah bingung Raka mengangguk. Lalu ia mengambil surat yang diselipkannya di saku celana. "Aku tuh—"
"Siniin." Sesha menyambar surat yang dipegang Raka. Setelah itu dia berderap pergi meninggalkan cowok itu untuk kembali memasuki bioskop.
"Galak, ya," kata Gian menatap kepergian Sesha dengan ekspresi bingung.
Raka mengangguk setuju. "Tapi untung aku nggak digampar."
"Iya, ya. Sayang banget kamu nggak digampar," kata Gian masih mengamati Sesha yang tengah berjalan ke arah Rey. "Padahal bakal seru kalau kamu digampar."
Raka menyikut dada Gian dengan kesal. "Kamu tuh suka banget lihat aku menderita," gerutunya.
"Habis kamu kalau menderita lucu sih, Ka." Gian terkekeh. Raka cemberut.
Raka mengamati Sesha yang sedang berbicara dengan Rey. Dirinya penasaran bagaimana bisa Sesha kenal mantan mas kostnya itu. Apa mungkin surat yang Sesha kirim ke Raka itu sebenarnya untuk Rey? Tapi nama Rey kan Reyhan. Bukan Raka.
"Yan," panggil Raka yang membuat Gian menoleh ke arahnya. "Kayaknya beneran salah kirim deh, si Sesha itu."
Gian mengangguk setuju. "Mungkin memang bukan jodohmu, Ka."
Sebenarnya Raka memang tak terlalu berharap banyak tentang pertemuannya dengan Sesha. Bahkan dirinya selalu membayangkan semua hal buruk yang akan terjadi kepadanya ketika mereka bertemu. Tapi, dia tak pernah membayangkan akan ditinggalkan begitu saja tanpa penjelasan apa-apa. Juga, Raka belum sempat bertanya atau menjelaskan apa-apa kepada Sesha. Dan hal ini cukup membuat hatinya terasa sedikit nyeri.
---------
[27.03.2018]Raka kasian ya, dia ditinggal gitu aja *pukpuk Raka
KAMU SEDANG MEMBACA
Surat Untuk Raka (SUDAH TERBIT)
Teen Fiction[Pemenang Wattys 2019 kategori Young Adult] (Novel sudah bisa dibeli di toko buku) Raka menerima sebuah surat yang berisi kata putus. Tapi masalahnya Raka tidak punya pacar. Dia pun tidak kenal nama pengirim surat tersebut. Bagaimana bisa dia diputu...