11][Surat Untuk Raka

57.3K 5.7K 207
                                    

Raka mencari Sesha----------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Raka mencari Sesha
----------


"Iya?" Raka menoleh dan memandang bingung cewek yang berada di hadapannya.

"Mas mau nonton film Mati Aku, nggak? Aku ada kelebihan dua tiket. Mau ganti?"

Raka langsung menggeleng, menolak. "Nggak, Mbak. Kami mau nonton yang lain."

Kemudian cewek itu pergi, beralih kepasangan yang berdiri tak jauh dari tempat Raka. Mata Raka kembali mengamati satu per satu cewek yang berada di dalam ruang tunggu bioskop, mencoba menebak cewek mana yang bernama Sesha. Tapi Raka benar-benar tak ada bayangan bagaimana rupa dan bentuk Sesha.

Apa mungkin Sesha bertubuh tinggi semampai? Atau mungil sedikit berisi? Apa rambut Sesha hitam, lurus dan panjang? Atau cokelat, bergelombang dan pendek? Raka benar-benar tidak tahu.

"Udah nemu kira-kira Sesha yang mana?" tanya Gian menoleh ke arah Raka yang berdiri di sampingnya.

"Nggak tahu, Yan. Menurutmu Sesha yang mana?" tanya Raka masih mengamati sekitar.

"Mungkin yang itu. Mbak-mbak yang pakai kerudung biru." Gian menunjuk dengan dagunya perempuan berjilbab yang sedang berdiri sendirian di dekat loket pemesanan tiket. "Dia sendirian, Ka. Mungkin itu Sesha."

"Kamu yakin?"

Gian mengangguk pasti. "Samperin gih. Tanya namanya."

"Kalau digampar gimana?" tanya Raka ngeri.

"Pura-pura aja nggak sakit," jawab Gian menepuk punggung Raka. "Udah sana samperin."

Raka menelan ludah dengan susah payah. Ia menarik napas dalam dan mengembuskannya perlahan. "Oke, deh. Aku samperin Mbaknya."

Kaki Raka melangkah perlahan ke arah perempuan berjilbab biru itu. Kalau dilihat dari wajahnya, sepertinya dia lebih tua dari Raka. Mungkin usianya sekitar 25 tahun. Perempuan itu memang tampak menunggu seseorang. Karena sejak tadi, dia selalu mengecek ponselnya.

"Tante, maaf telat." Suara itu membuat perempuan tadi menoleh. Seorang gadis cilik berusia sekitar 10 tahun berlari ke arahnya. Diikuti oleh seorang wanita berambut sebahu.

Langkah kaki Raka terhenti. Ia berbalik dan berjalan kembali ke arah Gian. Itu tadi bukan Sesha.

"Bukan Sesha, ya?" tanya Gian ketika Raka datang menghampirinya.

"Bukan."

"Raka, Gian?"

Raka dan Gian menoleh. Seorang pria mendekat ke arah mereka. Raka dan Gian langsung mengenali sosok itu sekali lihat.

"Pak Darryl. Sama siapa, Pak?" tanya Gian ketika dosennya itu sudah berada di hadapan mereka.

"Sama itu," kata Darryl menunjuk seorang perempuan berkaos garis-garis biru putih berlengan panjang yang sedang membeli tiket. "Kalian mau nonton apa?"

"Kalau saya sih, mau nonton cewek misteriusnya Raka, Pak," jawab Gian cengengesan.

"Nggak kok, Pak," jawab Raka cepat-cepat. "Sembarangan kamu kalau ngomong, Yan." Raka memukul lengan Gian. "Pak, kami permisi dulu. Mari," kata Raka seraya menarik Gian keluar dari bioskop sebelum temannya itu mempermalukannya di hadapan dosennya.

Raka tak yakin jika Sesha ada di dalam bioskop. Bahkan dirinya juga tak yakin jika Sesha datang ke Semarang. Mungkin Sesha cuma mengerjai Raka saja agar cowok itu takut atau kebingungan.

"Itu Mas Rey," kata Raka menunjuk cowok yang sedang berdiri di dekat pintu depan bioskop. Cowok itu terlihat tengah bersitegang dengan seorang cewek. Mungkin pacarnya. Tapi ada seorang cewek lagi yang berdiri di sampingnya. Raka menebak itu mungkin pacar Rey juga.

"Mas Rey siapa?" tanya Gian bingung.

"Mas Rey. Dia dulu pernah kost di tempatku. Tapi udah pindah beberapa bulan yang lalu."

"Ah, yang kamarnya di lantai bawah itu bukan? Yang tepat di bawah kamarmu?"

Raka mengangguk. "Iya yang itu."

Raka kembali melirik ke arah Rey yang sepertinya tak menyadari kehadirannya. Awalnya Raka ingin menyapanya, tapi melihat Rey sedang kewalahan menghadapi seorang cewek yang terlihat sangat marah, Raka mengurungkan niatnya. Dirinya takut terlibat pertengkaran itu hanya karena sebuah sapaan "Hai Mas Rey".

-----------
[24.03.2018]

Makin penasaran nggak? Hahaha

btw sebenarnya cerita ini udah kelar dar itahun lalu, dan ini kupost ulang dengan nambahin banyak adegan juga revisi ini itu. Mungkin yang udah baca bakal tahu apa saja tambahan-tambahan dalam cerita ini huehhehe

Surat Untuk Raka (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang