02][Surat Untuk Raka

144K 10.7K 663
                                    

Raka tidak kenal Sesha Lutha-----

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Raka tidak kenal Sesha Lutha
-----

"Percaya nggak, aku habis diputusin," kata Raka kepada Gian dan Prima yang berada di hadapannya.

Gian tertawa ketika mendengar perkataan Raka. "Memang kamu punya pacar? Sok-sokan ngeluh diputusin," ledeknya yang membuat Raka mendengus.

"Nih kalau nggak percaya," kata Raka. Ia mengeluarkan surat yang kemarin didapatkannya. Gian langsung menyambar surat di tangan Raka. Lalu dia dan Prima membaca surat tersebut.

Kening kedua cowok itu berkerut. Tak yakin dengan apa yang mereka baca. Mendapati bahwa Raka mendapatkan surat yang isinya diputuskan sepihak membuat kedua cowok itu heran. Ditambah mereka tahu kalau temannya itu jomlo.

"Kamu nulis buat diri kamu sendiri?" tanya Prima bingung. "Kok kasihan banget kamu Ka."

"Yeee, bukan Prim. Kemarin Mas Abdul ngasih amplop gitu. Katanya surat buat aku. Terus kubuka isinya begituan."

"Kamu pacaran sama Mas Abdul?" Gian menatap Raka dengan wajah terkejut. Bahkan mulutnya setengah terbuka.

"Itu surat dari Sesha. Kamu baca nggak sih, Yan!" kata Raka gemas. "Tapi ya itu, Sesha siapa? Aku nggak kenal."

"Nama samaran Mas Abdul kali." Gian masih menaruh curgia dengan hubunan Raka dan Mas Abdul.

"Sembarang kamu tuh. Mas Abdul udah nikah kali. Jangan digosipin sembarang. Kualat baru tahu rasa kamu."

"Apa mungkin penggemar rahasiamu, Ka?" tanya Prima tanpa mempedulikan perdebatan soal Mas Abdul tadi.

Gian yang mendengar ucapan Prima langsung tertawa. Membuat kedua temannya heran karena merasa tidak ada yang lucu dari perkataan Prima barusan.

"Penggemar rahasia tapi mutusin. Kasihan banget kamu Ka." Gian menggelengkan kepala, masih tertawa mengejek Raka. Prima yang sekarang tahu di mana letak lucunya ucapannya tadi ikut tertawa.

Raka mencebik. Diambilnya kembali surat dari Sesha yang masih berada di tangan Gian. Ia merasa sedikit menyesal menceritakan hal ini kepada Prima dan Gian.

"Menurutku itu salah kirim deh, Ka." Gian menyilangkan kedua tangannya di dada. Ekpresinya terlihat seperti tengah memikirkan sesuatu. "Mungkin maksudnya bukan Raka kamu."

"Tapi alamat yang dituju bener, Yan. Di kostku. Dan yang namanya Raka cuma aku," timpal Raka.

"Mungkin itu orang iseng kali, Ka. Nggak usah baper gitu dapet surat," kata Prima terkekeh.

"Oh, atau nggak bales aja. Kirim ke alamat pengirim itu. Dan kita lihat nanti suratnya terkirim apa enggak. Kalau gitu kan kita tahu Sesha ini nyata atau emang orang iseng yang cuma mau ngerjain Raka doang," kata Gian memberi ide. "Moga sih, nggak terkirim. Biar Raka bingung," lanjut Gian seraya tertawa. Prima pun ikut tertawa.

Raka memikirkan ide yang baru saja diberikan oleh Gian. Sebenarnya idenya boleh juga. Tapi, balasan apa yang akan Raka tulis? Raka kan tidak kenal siapa Sesha. Dirinya sama sekali tidak punya bayangan bagaimana rupa Sesha.

"Pak Darryl datang. Ayo ke kelas." Prima bangkit dan berjalan menuju ruang kelas yang berada di hadapannya. Diikuti oleh Gian, dan Raka yang berjalan paling belakang.

----------
[02.09.2017]
Ada yang tahu nggak kost Raka ada di kota apa?
Cluenya Prima sama Darryl hahhaaha

Surat Untuk Raka (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang