Di sebuah gedung yang menjulang tinggi bernama Millerian Tower, wanita cantik yang tidak lain adalah CEO Millerian Corporation, sedang menekuri setiap kata yang tertuang dalam berkas di tangannya. Sesekali, dahinya mengernyit ketika kesulitan memahami apa yang dibacanya, sampai suara ketukan pintu dari arah luar ruangan membuyarkan fokusnya.
"Papa. Ada apa datang kemari?" sapa wanita tersebut beranjak dari kursi kebesarannya, menyongsong kehadiran lelaki berusia enam puluh tahun dengan gurat menua yang terlihat di wajahnya.
Lelaki bernama Sebastian Miller itu terlihat berwibawa, dengan sorot tatapan tajam matanya yang mampu mengintimidasi setiap lawan bicara. Dialah sosok yang mempunyai andil besar dalam Millerian Corporation. Namun, ia tidak lagi menjabat sebagai pimpinan perusahaan karena sedang fokus pada pendirian yayasan amal.
"Beginikah caramu menyambut ayahmu, Hanna?" Ia mendudukkan diri di sofa setelah mengecup kening putrinya.
Hanna, atau Johanna Alline Miller adalah seorang wanita bertubuh langsing, berambut pirang, yang berumur dua puluh enam tahun. Kulitnya putih, matanya sebiru langit pagi, wajahnya cantik, mencerminkan kelembutan dan kehalusan perasaan. Ia mengenakan perpaduan blazer tanpa kancing berwarna biru, navy pants berwarna senada, dan heels berwarna netral yang mencerminkan wanita yang baru memulai kariernya.
Dia duduk di sofa samping ayahnya lalu berkata, "Maaf, aku tidak bermaksud seperti itu. Aku kira, Papa masih menghabiskan waktu liburan di Paris bersama Mama."
"Ralat, Sayang. Bukan liburan, tapi bekerja. Kau harus tahu bahwa ibumu bahkan lebih sibuk daripada aku."
Hanna tertawa sekilas. "Kalian lucu sekali. Tapi Papa harus memaklumi Mama jika tidak ingin Mama merajuk dan mendiamkan Papa selama beberapa hari. Lagi pula, Mama sibuk bekerja jika ada event tertentu saja, bukan? Luangkanlah waktu untuk kalian berlibur berdua."
"Hanna yang bijak kembali lagi. Lalu, bagaimana denganmu? Kapan kau akan mengurangi jadwalmu dan mencoba meluangkan waktu untuk berkencan? Hubunganmu dengan Lucas baik-baik saja, bukan?"
Lucas adalah seorang pria yang menjalin kasih dengan Hanna sejak dua tahun terakhir.
Hanna mengela napas. "Papa tahu sendiri jika Danile sangat tidak bisa diandalkan. Dan, soal kencan, Lucas juga sama sibuknya denganku. Proyek jutaan dolar jauh lebih penting daripada kencan untuk sekarang ini."
Dengan raut sendu, Sebastian menatap Hanna. "Tidak seharusnya kau memikul tanggung jawab sebesar ini di usia mudamu, Hanna. Karena kesehatan Papa yang menurun, kau harus merelakan karier impianmu dan bekerja di sini. Kau bahkan harus menelantarkan pendidikan pascasarjanamu."
Hanna memaksakan senyumnya. "Bukankah itu prestasi besar? Aku masih muda, tapi dewan komisaris sudah mempercayakan kepemimpinan perusahaan kepadaku. Terlepas bahwa ayahku adalah pemilik saham terbesar di perusahaan ini."
"Kau wanita yang cerdas. Kau pasti tahu maksud ucapanku, Hanna."
"Aku janji, tahun depan aku akan mendapatkan gelar masterku. Meskipun kurasa itu tidak terlalu berguna untuk karierku."
"Apa kau tidak merasa terbebani dengan semua tanggung jawab ini? Meskipun banyak yang membantumu, semua ini menyita waktumu untuk bersenang-senang."
"Aku sudah terbiasa, Papa. Aku bahkan mulai magang dan terjun ke dunia bisnis sejak memulai pendidikan sarjanaku."
"Seharusnya ini menjadi tanggung jawab kakakmu. Tapi aku tahu diri dan tidak akan memaksakan kehendaknya. Dan, aku juga tidak ingin mengorbankan kehidupan pribadimu."
Hanna mengibaskan tangannya. "Sudahlah, Papa. Tidak perlu terlalu memikirkan hal seperti ini. Aku menikmati semua yang kulakukan saat ini. Ada saatnya nanti James akan kembali ke tempat yang seharusnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
NOT Strangers [END]
RomanceJonathan Benedict Wilson, seorang aktor kenamaan yang terpaksa mengasingkan diri untuk menghindar dari pemberitaan yang semakin memojokkan. Dia berprestasi dalam dunia hiburan, namun tak pelak harus tersandung skandal yang seolah mengikutinya. Skand...