Sesuai rencana, Nathan mengakui bahwa ide Ethan memang cemerlang. Tanpa perlu melakukan perjalanan panjang yang melelahkan, Nathan berhasil mendapatkan makanan yang sangat Hanna inginkan.
"Terima kasih banyak atas bantuannya. Aku sungguh beruntung karena berhasil menemukan koki hebat sepertimu. Makanan ini sungguh lezat," ucap Nathan pada istri Edward yang sudah membantu memasakan ayam betutunya.
"Kembali kasih, Jonathan. Bisa kita berfoto? Aku juga ingin mendapatkan tanda tangan aktor idolaku."
"Tentu. Kita bisa berfoto sebanyak yang kau mau."
Setelahnya, Nathan menghampiri Ethan yang sudah menunggunya di depan. "Semuanya beres, bukan?"
"Idemu sangat cemerlang, Ethan. Kau memang selalu bisa diandalkan."
"Tentu saja. Sekarang, waktunya kau memberikan makanan itu ke Hanna untuk bisa mengambil hatinya," kata Ethan memberikan saran.
"Kau gila? Ini sudah larut malam dan itu akan mengganggu waktu istirahat Hanna."
"Kau sangat bodoh, Nate. Justru karena itu yang akan membuatnya tampak nyata bahwa kau baru saja tiba di New York. Aku sudah memperkirakan semuanya. Lakukan saja sesuai rencanaku."
Nathan menggaruk kepala mengakui kebodohannya. Dengan cepat, ia mengangguk menyetujui saran Ethan, lalu segera bertolak ke kediaman Hanna.
~o~
Tok! Tok! Tok! Suara ketukan dari pintu luar kamar membuat Hanna kembali terjaga.
"Hanna, kau sudah tidur?"
"Belum. Ada apa, Mama?" jawab Hanna.
"Ada Jonathan di sini. Dia ingin bertemu denganmu sekarang."
Hanna menggerutu. Ia menyesal karena sudah menjawab panggilan ibunya dan tidak berpura-pura tidur saja. Tentu ia tak menginginkan kedatangan Nathan saat ini ataupun di kesempatan lainnya. Dia merasa muak dengan sikap manis Nathan, yang Hanna ketahui sebagai rayuan maut orang yang sudah terkenal sebagai playboy.
"Hanna," panggil Lilyana menyadarkan Hanna dari lamunan.
"Baiklah. Aku akan keluar sebentar lagi," jawab Hanna. Namun, belum sempat ia menurunkan kakinya dari ranjang, pintu kamar terbuka lebih dulu oleh Nathan yang terlihat membawa baki berisi makanan.
"Hai, Sayang. Makanan yang sangat kau inginkan sudah aku datangkan langsung dari Bali. Aku sendiri yang pergi ke sana untuk membelinya. Aku harap kau menyukainya," kata Nathan memasuki kamar dan meletakan makanan tersebut di atas nakas terdekat dari Hanna.
"Aku sudah tidak menginginkannya," jawab Hanna santai.
"Ap-apa? Kau tidak bercanda, bukan? Aku menghabiskan waktu 43 jam di pesawat untuk bisa sampai ke New York kembali membawa ini untukmu, Hanna," kata Nathan menahan kesal.
"Tapi sekarang aku sudah tidak menginginkannya, Jonathan Wilson. Ini sudah dua hari berlalu dan kau pikir aku masih memiliki selera yang sama?" Hanna tak mau tahu, terlihat malas menanggapi Nathan
"Baiklah, aku mengerti. Tapi apa kau tidak mau sedikit saja mencobanya? Setidaknya hargai perjuanganku untuk mendapatkan ini untukmu. Mungkin, setelah kau mencobanya, kau akan berubah pikiran untuk menghabiskan semuanya. Ini masih hangat dan aku bisa memastikan bahwa rasanya sangat enak."
"Bagaimana bisa makanan yang melewati 43 jam di perjalanan masih bisa hangat?" Hanna menyipitkan mata menyelidik pada Nathan untuk mencari kebohongan.
Nathan yang mendengar pertanyaan itu langsung gugup mencari alasan yang pas untuk menutupi kebohongannya. "Emm, tentu... tentu saja aku menghangatkannya terlebih dulu sebelum memberikannya padamu. Iya seperti itu. Aku juga membawakan untuk yang lainnya."
![](https://img.wattpad.com/cover/122244361-288-k466672.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
NOT Strangers [END]
RomanceJonathan Benedict Wilson, seorang aktor kenamaan yang terpaksa mengasingkan diri untuk menghindar dari pemberitaan yang semakin memojokkan. Dia berprestasi dalam dunia hiburan, namun tak pelak harus tersandung skandal yang seolah mengikutinya. Skand...