Ethan telah kehilangan akal untuk menghentikan Nathan. Dia merasa prihatin dengan keadaan sahabatnya yang tengah dirundung duka. Nathan tak pernah terlihat sehancur itu sebelumnya, dan semua itu karena Hanna.
"Berhenti, Nate! Kau sudah terlalu banyak minum," kata Ethan seraya merebut botol dari tangan Nathan.
"Jangan ganggu aku, Ethan! Pergilah dari sini dan tinggalkan aku sendiri."
"Kenapa kau pulang-pulang seperti ini? Bukankah seharusnya kau senang karena bisa bertemu dengan Hanna?"
Mendengar pertanyaan itu membuat emosi Nathan kembali tersulut. Ia dengan sekuat tenaga melemparkan botol di tangannya ke arah dinding, membuat Ethan murka seketika.
"Apa kau gila? Kenapa kau tiba-tiba seperti ini? Jika memiliki masalah tidak seharusnya kau bersikap seperti ini. Kau bukan seperti Jonathan yang aku kenal."
"Kata-kata Hanna melukaiku, Ethan. Bahkan, sikap dia yang sebelum-sebelumnya tidak semenyakitkan ini."
"Jadi karena Hanna? Aku tidak tahu apa yang sedang kau alami, tapi sebagai sahabat, aku menyarankanmu untuk tidak bersikap seperti ini dalam menghadapi masalah. Jangan lari, Nate! Kau perlu menghadapinya dengan kepala dingin. Dengarkan aku jika tidak ingin ayahmu datang kemari untuk menyeretmu pulang."
Ethan langsung meninggalkan ruangan tersebut setelah memberi Nathan peringatan.
~o~
Tok! Tok! Tok! Terdengar suara ketukan pintu dari luar ruangan CEO JW Corp.
"Masuk!"
"Permisi, Tuan Wilson. Saya ingin melaporkan hasil temuan penyelidikan yang sudah kami lakukan," ucap Anderson sesaat menghadap Jeremy Wilson.
"Katakan, Anderson!"
Anderson meletakan sebuah map berisi berkas penyelidikan di meja kerja Jeremy sebelum menjelaskannya. "Kami mendapatkan titik terang setelah melihat rekaman black box dari mobil yang tidak jauh terparkir dengan mobil putra Anda. Dan, ternyata benar, seseorang dengan sengaja menyabotase rem mobilnya. Kami sudah mendapatkan orangnya, tapi dia tidak bersedia mengaku siapa yang menyuruhnya."
"Black box?"
"Benar, Tuan. Karena secara misterius, semua CCTV di gedung tersebut tak berfungsi ketika kejadian berlangsung, sehingga kami mencoba mendapatkan kunci melalui rekaman black box."
"Bagaimana dengan orang yang bertugas mematikan CCTV saat kejadian?"
"Dia rekanan pelaku yang merusak rem mobil Jonathan. Namun, dia lebih dulu tewas sebelum kami mendapatkannya," jelas Anderson membuat Jeremy berpikir keras.
"Ceritakan lebih detail, Anderson!"
"Kedua pelaku adalah rekanan yang sudah bekerja dua tahun terakhir di bengkel resmi salah satu perusahaan otomotif di New York. Masing-masing berusia 22 tahun dan 25 tahun. Tidak ada catatan pembayaran melalui akun bank. Begitu juga catatan panggilan teleponnya yang bersih tanpa bukti interaksi antara pelaku utama dengan bawahannya."
"Bagaimana dengan perusahaan otomotif tempat mereka bekerja?" tanya Jeremy.
"Pemilik perusahaan tersebut bernama Andrew Steel, pemuda berusia 30 tahun yang berasal dari panti asuhan. Dia dengan kecerdasannya mampu menyelesaikan kuliahnya di universitas ternama di New York dengan bantuan beasiswa. Setelah lulus, ia mampu mendirikan perusahaan otomotif dan semakin berkembang pesat delapan tahun belakangan ini."
"Apakah hanya ini data pemilik saham di perusahaan tersebut?" tanya Jeremy seraya meneliti berkas di hadapannya.
"Benar, Tuan. Hanya itu."
"Carikan aku data mengenai perusahaan yang memberikannya beasiswa!" Perintah Jeremy.
"Maksud Tuan?" tanya Anderson tidak mengerti.
"Data para pemilik saham tersebut tidak ada yang berkaitan denganku ataupun Jonathan. Dan, menurutku, ada kemungkinan besar Andrew mendapat modal pertamanya dari pemberi beasiswa sehingga mungkin juga ia menjadi kaki tangannya."
"Emm, Tuan, sebenarnya saya sudah mencari data mengenai perusahaan yang memberinya beasiswa dan perusahaan itu sudah pailit 10 tahun yang lalu. Dan, yang membelinya tidak lain adalah Millerian Corp."
"Sebastian?" lirih Jeremy
~o~
Sudah seminggu ini Nathan hanya menghabiskan waktunya untuk tidur dan bermalas-malasan di apartemen Ethan. Ia lebih banyak termenung daripada menanggapi lelucon Ethan yang biasanya mampu membuatnya terpingkal-pingkal.
"Nate, sekarang kau jadi membosankan. Tidak pernah lagi menanggapi setiap leluconku," kata Ethan berusaha menarik perhatian Nathan. Namun Nathan tetap terdiam mengabaikannya.
"Kau sangat—" Ucapan Ethan terputus oleh suara ketukan pintu apartemennya. Ketika Ethan membukanya, ia mendapati Anderson yang datang dengan tujuan menjemput Nathan. Tanpa melawan atau berkata apa pun, Nathan menuruti Anderson untuk pulang ke rumah orang tuanya.
Sesampainya di mansion, Nathan hanya membalas senyum singkat tanpa semangat setiap ucapan Rossaly dan Jeremy. Ia kembali mengurung dirinya di kamar tanpa melakukan apa pun selama hampir dua hari. Sampai tiba malam itu, hujan mengguyur bumi dengan derasnya diiringi suara petir yang menggelegar bersautan, membuat Nathan berubah menjadi pribadi yang berbeda.
Terdengar suara ketukan pintu dari arah luar kamar, membuat Jeremy dan Rossaly terbangun dari tidurnya.
"Tuan, Nyonya. Maaf mengganggu waktu istirahat Anda, tapi ini sangat penting."
"Ada apa, Mina?" tanya Rossaly pada Mina yang tidak lain adalah salah satu maid di rumahnya.
"Kami mendengar suara-suara pecahan kaca dari dalam kamar Tuan Jonathan, Nyonya."
Mendengar itu Rossaly dan Jeremy saling pandang dan langsung berlari ke arah kamar Nathan.
"Jonathan! Buka pintunya, Nak," kata Jeremy seraya mengetuk pintu dengan keras.
Merasa tidak mendapat jawaban dari Nathan. Jeremy mengulangi panggilannya beberapa kali begitu juga dengan Rossaly. Karena tidak segera mendapat jawaban dari putranya, Jeremy memutuskan untuk membuka pintu tersebut dengan paksa.
Ketika pintu tersebut berhasil dibuka, mereka terkejut mendapati kamar dalam keadaan sangat berantakan. Sedangkan Nathan terlihat meringkuk di pojok kamar dengan tubuh gemetar dan kedua telapak tangan yang menutup kedua telinganya. Rossaly langsung berlari dan memeluk Nathan begitu juga dengan Jeremy.
"Jonathan, kau kuat. Kau bisa melawan ketakutanmu, Nak," bisik Jeremy di telinga putranya untuk bermaksud menenangkan.
"Aku akan menelepon dokter." kata Jeremy pada Rossaly.
"Kita perlu bantuan dr. Smith, Jeremy."
"Butuh waktu untuk memintanya datang kemari. Tapi aku akan tetap menghubunginya."
tbc...
✍️ 17 September 2017
Repost 7 Mei 2020

KAMU SEDANG MEMBACA
NOT Strangers [END]
RomanceJonathan Benedict Wilson, seorang aktor kenamaan yang terpaksa mengasingkan diri untuk menghindar dari pemberitaan yang semakin memojokkan. Dia berprestasi dalam dunia hiburan, namun tak pelak harus tersandung skandal yang seolah mengikutinya. Skand...