Dentuman musik di sebuah club tersebut terus saja menggema seolah tidak pernah redup walau dini hari semakin menjelang. Semua orang yang ada di dalam club seolah tidak pernah lelah ataupun merasa bising dengan musik beat tersebut dan terus menari, melepas semua penat yang mereka rasakan selama hampir seharian.
Tak terkecuali di salah satu meja di sudut club tersebut, dimana beberapa pria masih dengan gelas bir di tangannya dan jangan lupakan para wanita malam yang berada di samping mereka.
Mereka bercumbu, saling menyentuh tubuh pasangan mereka satu sama lain tanpa memperdulikan di sekitar mereka. Lagipula, orang-orang di sekitar mereka juga tidak akan peduli dan lebih memilih melanjutkan aktivitas mereka masing-masing.
"Ya, Park Jimin!!"
Pria itu, pria dengan nama Jimin tersebut terkesiap dan menghentikan ciumannya dengan wanita di sampingnya saat seseorang meneriaki namanya. Bahkan teman-temannya yang berada di dekatnya juga beralih menatap seseorang yang berteriak tersebut.
Disana, tidak jauh dari tempatnya duduk sekarang, seorang gadis dengan raut wajah marahnya beranjak dengan cepat menghampirinya dan tanpa berbicara lagi mengambil gelas bir yang masih penuh isinya di atas meja lalu menyiramkannya langsung pada Jimin.
Wanita-wanita yang ada disana memekik melihat adegan itu, sedangkan teman-teman Jimin sedikit terkejut mendapati sahabatnya diperlakukan seperti itu dan membuat mereka kini menatap gadis itu yang masih dalam kemarahannya.
"Pria brengsek. Ternyata benar perkataan semua teman-temanku tentangmu. Lalu untuk apa kau menyatakan cinta padaku?" Ucap gadis itu sedikit meninggikan suaranya dengan airmata yang berusaha ia tahan.
Jimin berusaha menetralkan dirinya dan juga emosinya kali ini karena dipermalukan seperti ini.
"Mina, apa kau punya tissue?"
"Oh, Oppa. Aku memilikinya."
"Bisakah kau membersihkan wajahku?"
"Tentu saja."
Wanita bernama Mina tersebut langsung menuruti perkataan Jimin dan membersihkan sisa-sisa cairan bir yang baru saja gadis itu siramkan pada Jimin.
"Sudah selesai."
"Terima kasih." Ucapnya dan mengecup sekilas bibir wanita yang ada disampingnya saat ini.
Pandangannya kini beralih menatap gadis yang masih setia dengan emosinya tersebut. Apalagi melihat Jimin yang mencium sekilas bibir wanita di sampingnya semakin membuat emosinya berada di puncak.
"Mina, bisakah kau berdiri sebentar?"
Wanita bernama Mina tersebut hanya mengikutinya dan berdiri sesuai apa yang diinginkan Jimin. Jimin mengambil salah satu tangan Mina dan menyuruh wanita itu agar memutar tubuhnya, memperlihatkan bagaimana bentuk tubuh Mina dibalut pakaian minim tersebut.
"Kau lihat wanita ini?" Ucap Jimin sembari melirik pada gadis itu.
"Apakah dia bisa dibandingkan denganmu, Nona Kang Seulgi?"
Gadis itu --Seulgi-- semakin menggeram di tempatnya begitu mendengar penghinaan dari Jimin yang sekarang tersenyum padanya.
"Lihatlah penampilanmu saat ini. Setidaknya, pakailah pakaian yang cocok jika kau ingin pergi kesini."
Dan ucapan Jimin tersebut sontak membuat para wanita dan teman-teman Jimin yang berada disana terkikik geli karenanya dan semakin membuat emosi Seulgi bertambah.
"Lalu kau bertanya kenapa aku menyatakan cinta padamu?"
Jimin menjulurkan tangan kanannya pada salah satu temannya yang berada di sisi kirinya tanpa mengalihkan pandangannya dari Seulgi.
KAMU SEDANG MEMBACA
fate ❌ jenmin
Fanfiction[18+] ✔ Park Jimin, Pria dengan seluruh pesonanya. Hidupnya hanya dihabiskan dengan bersenang-senang dan membuat sang ayah geram terhadap putranya tersebut. Ia pun dikirim oleh sang ayah ke Jepang dan tinggal bersama sang Nenek. Takdir mempertemukan...