Jimin melepaskan perlahan pelukan Mina padanya dan membuat Mina kini menatap pria itu bingung.
"Untuk apa mencariku?"
"Oppa tidak merindukanku? Kau tidak pernah lagi datang ke club. Aku bertanya pada Taehyung Oppa dan Jungkook Oppa, mereka berdua bilang jika dia tidak tahu dimana kau. Oppa kemana saja selama ini?"
"Jangan mencariku lagi. Kita berakhir, ah tidak, kita bahkan tidak pernah memulai suatu hubungan. Jadi kumohon untuk tidak mencariku lagi."
Jimin perlahan membantu Mina untuk berdiri sebelum akhirnya berlalu meninggalkan gadis itu.
"Oppa tidak bisa meninggalkanku."
Jimin menghentikan langkahnya, berbalik untuk menatap Mina yang kini juga menatapnya.
"Oppa pikir kenapa aku bisa berada di rumah sakit, hmm?"
Mina menyentuhkan tangannya pada perutnya, membuat Jimin yang melihat gadis itu terdiam di tempatnya.
"A-Apa maksudmu? Tidak mungkin--"
"Oppa benar. Aku hamil."
Jimin tercekat di tempatnya. Ia memandang ke sekeliling koridor rumah sakit itu sebelum beranjak menarik Mina bersamanya keluar dari rumah sakit.
Jimin terus menarik Mina, tidak memperdulikan ringisan gadis itu yang memintanya untuk melepaskan genggaman Jimin yang cukup kuat di pergelangannya. Hingga keduanya kini sampai di sebuah taman yang tidak jauh dari rumah sakit dan Jimin yang juga menghentikan jalannya.
"Ck, Oppa. Kau menyakitiku." Ucap Mina setelah Jimin melepas pergelangannya, membuat gadis itu mengelus pergelangannya dengan menatap kesal pada Jimin.
"Apa maksudmu tadi? Kau hamil?"
Raut wajah kesal Mina sebelumnya berubah menjadi ceria kembali dan dirinya mendekat lalu mengambil salah satu tangan pria itu untuk ia tempatkan di atas perut ratanya.
"Hmm. Disini, Oppa. Oppa senang, bukan? Dan juga Oppa sudah berjanji tidak akan meninggalkanku, bukan?"
Jimin menghela nafasnya frustasi. Dirinya juga perlahan melepaskan genggaman Mina padanya dan mengalihkan pandangannya dari gadis itu.
Melihat itu, raut wajah Mina kembali berubah dari kesenangannya.
"Oppa, ada apa? Oppa tidak senang? Disini ada anak kita."
"Dan bagaimana kau bisa mengatakan jika itu anakku?"
"Apa maksud, Oppa?"
"Kau lupa siapa dirimu? Kau hanya wanita malam. Aku tidak tahu berapa banyak pria di luar sana yang sudah kau layani. Bagaimana aku bisa percaya jika itu anakku, hmm?"
PLAK
Mina menampar Jimin, membuat Jimin terdiam dan menatap gadis itu dengan senyumannya.
"Kau menamparku karena ucapanku benar, bukan? Ah, aku ingat juga sekarang. Bukankah kau juga sangat suka minum? Aku juga tidak tahu berapa banyak pria yang kau layani disaat kau mabuk."
"Oppa tahu bukan jika aku tidak pernah melakukannya dengan pria lain? Hanya kau Oppa, hanya kau."
"Huh, jangan membuatku tertawa. Jangan mencariku lagi dan membuat omong kosong seperti tadi."
Jimin menatap Mina sebelum akhirnya benar-benar pergi dari hadapan gadis itu.
Sedangkan Mina hanya terdiam dengan kedua tangannya yang mengepal. Ia menghapus dengan kasar airmata yang baru saja terjatuh membasahi pipinya dan berbalik menatap kepergian Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
fate ❌ jenmin
Fanfiction[18+] ✔ Park Jimin, Pria dengan seluruh pesonanya. Hidupnya hanya dihabiskan dengan bersenang-senang dan membuat sang ayah geram terhadap putranya tersebut. Ia pun dikirim oleh sang ayah ke Jepang dan tinggal bersama sang Nenek. Takdir mempertemukan...