"Hati-hati di jalan. Dan juga, nikmati malam kalian." Ucap Nenek dan membuat pasangan yang baru saja diresmikan malam itu hanya bisa tersenyum menanggapinya.
Jimin membukakan pintu mobil untuk Jennie dan gadis itu yang dengan cepat masuk ke dalam mobil. Gaun pengantinnya sudah berganti menjadi dress berwarna peach dengan high heels hitam yang melekat di kaki indahnya.
Setelah menutup pintu mobil, Jimin pun beranjak ke sisi lain mobil dan masuk ke dalam. Jennie membuka kaca mobil dan melambaikan tangannya.
Mobil itu berjalan, meninggalkan area rumah keluarga Park dan Jennie yang kembali menutup kaca mobil tersebut.
"Jadi, kau tidak akan memberitahuku kemana kita akan pergi?"
"Kau akan tahu sendiri nanti. Lebih baik kau istirahat saja."
Jennie mendengus karena tidak mendapatkan jawaban yang ia inginkan. Memilih bersandar pada kursinya dan mengalihkan pandangannya pada jendela mobil sampingnya.
Pandangan gadis itu terus tertuju pada jalanan di luar dan perlahan tapi pasti, kedua mata itu tertutup dan akhirnya gadis itu jatuh terlelap.
Jimin menoleh pada Jennie dan tersenyum mendapati gadis itu yang sudah tertidur. Ia mengelus kepalanya sebelum akhirnya benar-benar fokus pada jalanan di depannya saat ini.
Perjalanan beberapa jam itu pun berakhir di sebuah villa. Jimin memarkirkan mobil di garasi villa itu dan menatap pada Jennie yang masih tertidur.
"Jennie..."
"Hmm?"
"Kita sudah sampai."
Mendengar itu, Jennie pun perlahan membuka kedua matanya. Jimin keluar dari mobil lalu membuka pintunya untuk Jennie.
"Ini rumah siapa?" Tanyanya saat sudah keluar dari mobil.
"Ini villa milik keluargaku yang ada di Busan."
"Jadi kita di Busan sekarang?"
Jimin mengangguk. Jennie pun melangkahkan kakinya lebih dulu dan membuka pintu villa itu.
Gadis itu lagi-lagi harus dibuat kagum dengan bagaimana dekorasi villa itu. Jennie terus melangkahkan kakinya masuk ke dalam villa, meneliti semua yang ada di villa itu. Ia bahkan melepaskan heels-nya dan menentengnya.
Jennie sedikit memekik dan juga terkesiap ketika Jimin sudah mengangkat tubuhnya dan menggendongnya bridal.
"Apa kau tidak terlalu mengabaikanku?"
Jennie tersenyum dan mengalungkan kedua tangannya pada leher pria itu dan mendaratkan sebuah kecupan di bibirnya.
"Maaf kalau begitu. Lalu, kau mau apa sekarang."
"Menurutmu?"
"Aku tidak tahu."
"Oho, kau ternyata menginginkannya juga, hmm?"
Jennie lagi-lagi hanya mengendikkan bahunya dan Jimin yang mulai membawa tubuh Jennie dan dirinya untuk memasuki sebuah kamar yang ada disana.
Jennie terkesima kembali dengan bagaimana kamar itu. Jimin yang melihat itu pun perlahan menurunkan tubuh Jennie dan Jennie yang dengan cepat melangkahkan kakinya untuk membuka pintu balkon dan selanjutnya adalah suara deburan ombak yang ia dengar.
Gadis itu tidak bisa menyembunyikan senyumannya ketika mendapati pemandangan pantai dari atas balkon itu. Ia bahkan menjatuhkan begitu saja heels-nya di lantai itu. Langit malam semakin membuat pemandangan itu menjadi semakin indah.
KAMU SEDANG MEMBACA
fate ❌ jenmin
Fanfiction[18+] ✔ Park Jimin, Pria dengan seluruh pesonanya. Hidupnya hanya dihabiskan dengan bersenang-senang dan membuat sang ayah geram terhadap putranya tersebut. Ia pun dikirim oleh sang ayah ke Jepang dan tinggal bersama sang Nenek. Takdir mempertemukan...