Part 18

1.9K 193 4
                                    

"Jennie, kau sebenarnya tidak harus ikut. Bukankah kau masih belum pulih?"

"Tidak apa. Aku baik-baik saja."

Jimin menghela nafasnya setelah mendengar ucapan Jennie. Oh, ia sudah mulai menghafal sekarang bagaimana sikap gadis itu. Ia sedikit keras kepala dan mau tidak mau, Jimin pun hanya bisa menurutinya.

Pandangan Jimin terhenti saat melihat Paman Taehyung yang tidak jauh darinya. Tapi bukan itu yang menjadi perhatiannya, sang Ibu yang berada di sampingnya terus saja menundukkan kepalanya. Bahkan mungkin dia tidak akan tahu jika Jimin saat ini terus saja menatapnya.

"Jennie, ayo."

Jennie berkerut bingung. Namun memilih untuk tetap mengikuti kemana arah yang dituju Jimin.

Jimin pun terus menarik Jennie bersamanya, hingga kini keduanya sampai di hadapan Paman Taehyung dan juga Ny. Park

"Terima kasih, paman."

"Tidak apa."

Paman Taehyung berlalu dari hadapan ketiganya, membuat suasana di antara mereka begitu canggung. Ny. Park masih belum mengangkat kepalanya, menatap ke arah lain sebisa mungkin.

"Dimana wanita arogan yang selalu aku lihat?"

Ucapan Jimin memecah keheningan di antara mereka, membuat Jennie pun sekarang mengerti jika dihadapannya saat ini pasti Ibu Jimin.

Sedang Ny. Park yang mendengar ucapan Jimin semakin menundukkan kepalanya. Entahlah, ia tidak tahu harus melakukan apa saat ini.

Melihat Ibunya yang seperti itu, membuat Jimin menghela nafasnya dan beranjak menggenggam tangan Ibunya.

"Eomma..." Panggilnya kini dengan lembut, membuat Ny. Park mau tidak mau mengangkat kepalanya untuk menatap Jimin.

"Eomma akan terus diam seperti ini? Ada Jennie disini. Eomma tidak mau menyapanya?"

Ny. Park mengalihkan pandangannya pada Jennie yang masih berada di samping Jimin.

"Annyeonghaeseyo, eomeonim."

Jennie membungkuk pada Ny. Park, membuat wanita itu kini benar-benar mengalihkan perhatiannya pada gadis itu.

"Kau semakin bertambah cantik dari terakhir kali kulihat."

"Ne?"

Jennie terlihat bingung, pun sama dengan Jimin yang menatap Ibunya yang kini sudah tersenyum pada Jennie.

"Wae? Apa ada perkataanku yang salah?"

"T-Tidak. Tidak ada, eomeonim."

"Jennie..."

"Ne?"

"Bisakah aku memelukmu sekarang?"

Jennie masih diam, mungkin masih terkejut. Bahkan ini pertama kalinya bagi Ny. Park menyebut namanya. Tentu saja ini adalah awal yang bagus menurut Jennie. Akhirnya setelah sekian lama, Ny. Park pun bisa menerimanya.

"Tentu saja, eomeonim."

Ny. Park tersenyum, beranjak mendekat ke arah Jennie dan memeluk gadis itu. Wanita itu menutup matanya, menahan tangisnya saat ini dan memilih memeluk dengan erat Jennie. Sedangkan Jennie, gadis itu tidak bisa menutupi kebahagiannya saat ini. Bahkan satu bulir airmata sudah turun membasahi wajahnya.

"Maafkan eomma, sayang. Kau mau memaafkan eomma, kan?"

"Tentu saja."

fate ❌ jenminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang