Sudah 3 hari semenjak Naruto siuman. Karna tangannya sedang sakit, dia menjadi sedikit manja. "Naruto... hanya tangan kiri mu yang sakit! Seharusnya tangan kanan mu masih bisa berfungsi dengan baik untuk makan kan. Atau perlu ku patahkan yang kanan juga!" Ujar ku kesal. Aku menyiapkan makan siang untuknya.
"Ayolah nee chan... aku sedang sakit terbaling lemah seperti ini kau tidak mau membantuku? Bahkan kau tidak pernah menyuapi ku..." ujar nya sok manja
"Tidak pernah bagaimana?! Siapa yang dulu mengurusi mu saat sakit? Yang menyupai mu? Yang memandikan mu? Dasar..." walau pun kesal. Aku tetap menyupai si nanas bodoh ini
"Aumm... hehehe..." ujarnya tertawa
"Tok tok..." suara mengetuk pintu.
"Ah ya... silahkan masuk..." aku membuka kan pintu
"Rin..." sapa Itachi
"Itachi kun... Sasuke kun juga... silahka masuk..." sapaku. Semenjak operasi Naruto selesai. Mereka belum bertemu Naruto saat siuman
"Saskeh!" Naruto menyapa temannya. Dia terlihat sangat senang.
"Ini untuk mu. Bodoh..." Sasuke membawakan Ramen Ichiraku kesukaan Naruto
"Wooaahh... kau memang temanku yang paling pengertian, Sasukee.." membuka ramen.
"Naruto! Kau harus menghabiskan nasinya terlebih dahulu sebelum makan ramen!" Perintahku
"Oke booss...!" Naruto makan dengan sendirinya
"Hufft..." aku merebahkan diriku di sofa
"Bagaimana kabar nenek Chio?" Tanya Itachi berdiri di sampingku
"Ah, baik. Selama aku tinggal di rumah sakit, aku menitipkannya pada keluarga Sakura. Yah, mereka sendiri yang menawarkan. Aku bersyukur punya tetangga seperti mereka." Jelasku. "Duduklah.. tidak apa apa..." tanpa sadar aku menyuruh nya duduk di sebelahku. Iya.. sebelahku
"Terima kasih." Itachi duduk di sebelahku. "Bekasnya belum hilang ya?" Tiba tiba dia bertanya itu
"Grep." Aku langsung menutup kerahku. "Dasar mesum..." ujarku dengan wajah merah
"Heh... siapa yang mesum. Kau sendiri yang memperlihatkannya. Kau membuka 2 kancing baju mu seperti itu." Ujar Itachi. Tidak memperlihatkan, tapi tidak sengaja memperlihatkan.
"Te-tetap saja kau memperhatikkannya!" Aku membenahkan kancing baju ku.
"Nee chan, aku ingin ke kamar mandi..." ujar Naruto yang sudah selesai makan
"Minta tolong Sasuke untuk menolong mu, Naruto..." ujarku. Aku menutup mataku dan menyandarkan kepalaku di sofa. Aku lelah... sangat lelah
Itachi memperhatikan wajahku yang sayu dan mataku yang kurang tidur. "Dia terlihat begitu lelah..." batin Itachi. "Tidurlah. Kau pasti sangat lelah..." Itachi menyandarkan ke palaku ke bahu nya. "Hmm?" Itachi melirik ku yang sudah tertidur pulas
"Dia sudah tertidur aniki..." ujar Sasuke
"Yah.. aku banyak merepotkannya..." sahut Naruto. "Ah, terima kasih Sasuke, Itachi nii. Jika kalian tidak menolong kami, entah apa yang akan terjadi. Terima kasih." Lanjutnya
"Tidak masalah. Kami senang bisa membantu. Jika ada masalah, katakan saja..." ujar Itachi
"Dan untuk uang nya... akan aku kembalikan sedikit sedikit. Itu uang yang tidak sedikit. Aku tidak enak jika kalian yang menanggung." Ujar Naruto
"Tok tok... cekrek..." suara ketokan pintu.
"Shisui nii san..." sapa Naruto
"Yo! Naruto." Sapa Shisui. Dia mencari ku, dan menemukanku tertidur di pelukkan Itachi
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Too Late To Love You
Fanfiction"Maaf... maaf aku terlambat menyadarinya. Maaf aku tidak memperhatikanmu sejak awal. Maaf aku tidak pernah membuka hati untuk mu. Maaf. Maaf. Maaf." Ujarku menangis sejadi jadi nya. "Tidak ada kata terlambat untukmu. Karna aku selalu menunggu mu."...