Peringatan! Chapter ini mengandung muatan 18+
"Eh?" Aku menjatuhkan hasil sketsa ku. Dengan jelas, aku melihat Tsunade duduk di atas Itachi sedang melakukan sesuatu.
"Ahhhn... Ita-kun! Ini benar benar... ahk!" Tsunade tidak sadar akan kedatanganku.
Itachi yang mengetahui kedatanganku langsung memberi sinyal pada Tsunade untuk berhenti.
"Ri-rin?!" Tsunade terbata bata sedikit malu. Belum sempat dia menjelaskan aku sudah berpamitan pergi
"Maaf! Aku hanya mengetuk pintu beberapa kali dan memanggilmu. Dan pintu terbuka sendiri. Bukan maksudku lancang. Aku benar benar minta maaf." Ujarku menundukan kepalaku. "A-aku permisi..." tanpa banyak bicara, aku berlari meninggalkan mereka.
"Hah? Ada apa dengannya..." tanya Tsunade keheranan. Dia pikir, hal semacam ini wajar. Terutama di usia mereka sekarang ini.
"Cukup sampai disini saja." Itachi menurunkan Tsunade dari pangkuannya.
"Ehh?? Apa maksudnya. Kita bahkan belum menyelesaikannya." Ujar Tsunade kaget
"Aku akan mengejar Rin." Ujar Itachi sambil memakai celana
"Kau ingin minta maaf karna sudah menunjukan hal seperti tadi padanya? Bukankah seharusnya dia yang bersalah karna sudah masuk tanpa ijin..." ujar Tsunade sengit
"Rin itu masih sangat polos." Jelas Itachi meninggalkan Tsunade.
"Hah... terserah..." jawab Tsunade.
-0-
Pikiranku masih dengan bayang bayang mereka. Itachi yang selama ini aku idolakan, ternyata dia...
"Rin!" Panggil seseorang
"?!" Lamunanku buyar
"Maaf..." Ujar Itachi mendekatiku
"Ti-tidak... aku yang seharusnya minta maaf. Aku mengganggu privasi kalian. Aku tidak tau jika kalian mempunyai hubungan spesial (pacaran) seperti itu." Aku tidak berani menatap mata Itachi
"Tidak. Aku tidak memiliki hubungan seperti itu. Kami hanya sebatas rekan kerja dan friends with benefits." Jelas Itachi. Nada bicara dan tatapannya berubah
"Eh?" Lagi.. aku dikejutkan dengan pernyataan Itachi.
"Kenapa aku harus memiliki hubungan dengan seseorang jika mereka mau memberikan segalanya kepadaku tanpa aku minta." Jelas Itachi. Badannya semakin dekat dan menghimpitku ke tembok
Untuk pertama kali nya aku melihat sisi Itachi yang seperti ini. Dia seperti bukan Itachi yang aku kenal.
"Bahkan, jika aku meminta hal seperti itu padamu... aku yakin, kau pasti akan memberikannya juga kan. Karna kau menyukaiku..." bisik Itachi.
"Jadi selama ini dia menyadari?!" Batinku kaget dan wajahku merona.
"Aku sadar, selama ini kau memperhatikanku. Kau memperhatikanku dalam diam. Kau diam diam menyukaiku. Benarkan ?" Lagi... ucapan Itachi membuatku semerah tomat sekarang.
Itachi mengangkat dagu ku. "Aku akan menunjukan bagaimana aku membalas perasaan seseorang." Itachi mulai menempelka bibirnya di bibirku. Perlahan dia memasukan lidahnya ke mulutku.
"Ahn!" Teriakku. Aku mencoba mendorong tubuh Itachi. Tapi percuma. Dia terus menghimpitku ketembok. Kedua tanganku diangkat keatas dan di genggamnya dengan kencang. Salah satu kaki nya menyekat kedua kaki ku. Kali ini aku tidak bisa berkutik
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Too Late To Love You
Fanfiction"Maaf... maaf aku terlambat menyadarinya. Maaf aku tidak memperhatikanmu sejak awal. Maaf aku tidak pernah membuka hati untuk mu. Maaf. Maaf. Maaf." Ujarku menangis sejadi jadi nya. "Tidak ada kata terlambat untukmu. Karna aku selalu menunggu mu."...