Laki laki yang membawaku entah kemana adalah Shisui. Yak, benar benar tidak terduga. Kebetulan atau memang ada sesuatu yang tidak beres.
"Uhhk..." aku terbangun. Mataku masih terasa buram dan kepalaku masih sedikit terasa berat. "Yoraa..." aku memanggil teman sekamarku. Hening, tidak ada jawaban. "Ah.. ini dimana ini... ini bukan kamarku." aku terbangun dan melihat sekeliling kamar. "Kemarin malam..." aku mengingat ingat apa yang terjadi kemarin malam. "Ah!" aku memingat saat Tae menggendongku. Spontan aku melihat pakaian yang kau pakai. "Hah, ini bukan pakaianku! Sial!" aku langsung berlari ke kaca yang ada di kamar, melihat diriku di depan kaca memakai kemeja putih.
"Hm? Kau sudah bangun?" tanya laki laki yang baru keluar dari kamar mandi hanya dengan handuk menutupi bagian bawah tubuhnya.
"Eh?" Aku menoleh. Mata terbebelak melihat laki laki yang tiba tiba menghilang, sekarang kembali didepan mata ku dengan telanjang dada. "Kyaaaa!!! Apa yang kau lakukan disini! Bodooohh!!" teriak ku mengalihkan pandangan.
"Ah, sepertinya dia sudah bangun." ujar Yora yang sedang duduk bersama dengan Obito.
"Hahaha... Shisui itu. Pasti dia berbuat yang aneh aneh..." sahut Obito.
"He-hei.. dengarkan aku..." Shisui kebingungan.
"Keluar! Cepat keluar dari sini! Buk buk!" aku melemparinya bantal dan guling.
"Ta-tapi..." Shisui mundur ke arah pintu.
"Keluar! Blar!" aku menyuruhnya keluar dan menutup pintu keras di depannya.
"Knok knok knok! Hei Rin.. dengarkan aku..." ujar Shisui depan pintu
"Ckckckc... apa yang sudah kau lakukan. Bukankah sudah kubilang untuk mandi di tempatku dulu..." ujar Obito menghampiri Shisui.
"Biar aku yang bicara." ujar Yora. "knok knok... Rin. Ini aku, Yora."
"Yo-yora?" aku berdiri dan mendekati pintu.
"Iya, ini aku. Boleh aku masuk?" tanya Yora
"glek." Aku membuka pintu. Aku melihat ada Yora, Shisui dan Obito. "Hanya Yora!" ujarku menarik Yora masuk. "blar!" lagi, aku membanting pintu di depan Shisui.
"Haahh..." Shisui hanya menghela nafas panjang. "Pinjami aku baju mu..." ujar Shisui pergi dari depan kamarnya.
"Hahahaha... ambilah sendiri." ujar Obito mengikutinya.
"Hei, Rin. Apa kau masih pusing?" tanya Yora duduk di sebelahku, diatas kasur.
"Ahhkk... semakin pusing sekarang." ujarku bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi.
"Pffftt..." Yora menahan tawa.
"Aaaaa... Yoraaa... apa yang sebenarnya terjadi dengankuuuu..." ujarku bingung dengan apa yang terjadi.
"Hahaha... kau ini benar benar polos Rin. Astaga..." ujar Yora yang malah menertawai ku
"Yoraaaa..." ujarku sedih dengan wajah imut.
"Ahahaha.. baik baiklah.. akan aku jelaskan..." ujar Yora. "Apa yang kau ingat semalam ?" tanya Yora.
"Terakhir aku mengingat, Tae menggendong. Dia bilang mau mengantarku pulang." ujarku
"Lalu?"
"Aku teringat denegan perkataan Ino sebelumnya. Dia bilang untuk menjauhi Tae. Aku pikir, Tae-sunbe itu playboy, jadi dia memintaku untuk menjauhinya. Jadi saat Tae-sunbe bilang mau ngantarku pulang, aku meminta untuk turun." jelasku
"Lalu?"
"Emmhh..." aku mengingat ingat lagi. "Sepertinya dia menurunkanku, dan aku merasa mual dan pusing. Setelah itu aku tidak ingat." jawabku
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Too Late To Love You
Fanfiction"Maaf... maaf aku terlambat menyadarinya. Maaf aku tidak memperhatikanmu sejak awal. Maaf aku tidak pernah membuka hati untuk mu. Maaf. Maaf. Maaf." Ujarku menangis sejadi jadi nya. "Tidak ada kata terlambat untukmu. Karna aku selalu menunggu mu."...