Kecintaannya pada alam Afrika membuat Pemuda Park enggan meninggalkan benua itu. Banyak yang mengenalnya terutama para donatur-donatur kemanusiaan yang bernaung di bawah badan internasional PBB atau organisasi yang menanganinya.
Empat bulan yang lalu seorang anak laki-laki berpapasan dengannya saat misi kemanusiaan tengah dijalankan. Terlihat mengenaskan dengan kulit hitam tidak sehat, telanjang dada, perut buncit berlengan sangat kecil hingga anginpun akan membuatnya terbang dan terperosok. Anak itu mendekat takut pada pemuda berkulit putih susu itu.
Jimin, pemuda itu jongkok, mengajukan botol air mineral dan menyodorkannya. Senyumnya lepas saat anak laki-laki itu mendekat dan memajukan bibirnya.
Dua mata Jimin terpenjara pada adegan di hadapannya. Anak itu menderita busung lapar, pengungsi dari perang saudara di negara yang tengah dipijak pemuda Park itu. Somalia.
Menatap lama, perlahan menyentuh permukaan kulit si bocah, bulu kuduk Jimin merinding. Demi Tuhan, rasa kasihan bertumpuk semakin tebal, diraihnya tubuh itu lebih dekat. Diambilnya satu botol lagi untuk membasuh telapak tangan dan muka anak tersebut meski mereka tidak punya bahasa verbal yang sama, hanya ada bahasa tubuh yang mengisyaratkan kepedulian.
Sejak saat itu, hati pemuda itu tergerak untuk memiliki anak laki-laki yang akhirnya ia tahu tidak memiliki orang tua.
Hei, aku akan memanggilmu, Son!
🍀🍀
KAMU SEDANG MEMBACA
One In A Million
Fanfiction[Tamat] Seulgi berpikir jika dunia tidak adil padanya saat karir bermusiknya harus berhenti. Tapi ketika dunia yang ia cintai benar-benar melepasnya, ada satu dunia baru yang menyambutnya. Lantas sebuah pertanyaan terlontar, apa yang telah kau berik...