17_Tragedi Selai Kacang

2.2K 449 9
                                    

Cake yang rencananya akan berisi olesan selai kacang telah masak. Ibu mengeluarkan dari dalam oven, lalu ada bau harum nikmat menguar hingga ruang tamu. Seulgi sudah bersiap untuk memotongnya menjadi dua bagian, lalu mengoleskan selai kacang diantara dua bagian tersebut sebelum dibalut dengan krim cokelat.

"Sudah jadi ya? Boleh kucicipi?" Minhyuk di hari Minggu pagi ini terlihat lebih santai, menghampiri sang adik yang telah duduk di sisi meja makan dengan krim dan kukis yang sudah dingin di dalam toples kaca.

"Bawa kukis ini ke depan, oppa!"

"Cake-nya?"

"Nanti."

Seulgi menepuk punggung tangan sang kakak yang hendak mencomot kacang almond yang akan dipotong kecil-kecil.

"Pelit sekali." Sungut pemuda yang tidak lama lagi akan melepas status lajangnya tersebut.

"Ini untuk Soojung."

Alis Minhyuk bertaut, "jangan bilang kau mau ikut kencanku?"

Seulgi meringis, sengaja memang. Soojung yang meminta bukan maunya. "Dia benar-benar ingin memakan cake buatanku, oppa."

"Ck!" Berdecak, Minhyuk berjalan ke arah kamarnya. Semakin mendekati hari jadi pernikahan, sepertinya sang adik dan Soojung malah semakin tidak terpisahkan. Poor him.

..

Soojung tersenyum menyambut dua laki-laki yang sedari kemarin membuatnya penasaran. Ada Jimin dan Jackson berdiri di depan rumahnya. Jung Jisoo -Si Bungsu, tidak di rumah. Memilih untuk mengerjakan tugas kuliah sekaligus jalan-jalan dengan kekasih bulenya.

"Hai, Jack!" Soojung menyapa dengan suara dibuat seimut mungkin.

"Hai, Aunty Jungie!"

Tertawa kecil, Soojung mengambil alih tangan Jackson lalu mengajaknya masuk ke dalam rumah.

"Nyaman sekali," Jimin memuji. Meskipun rumah Soojung tidak sebesar kediamannya, namun semua tertata sangat rapi dan hampir seluruh ornamen berwarna pastel. Selera Gadis Jung tidak jauh dari hal-hal berbau vintage.

Dream catcher tergantung di depan sebuah pintu kamar. Ada nama Joshua tertera di sana. Sepertinya kamar Jisoo, pemuda adik Soojung.

"Sendirian, Jungie?"

"Yap!"

Soojung berjalan ke arah dapur, membiarkan Jimin dan Jackson sibuk dengan teleskop di balkon depan.

"Sebentar lagi tunanganku datang, Jim." Membawa empat gelas cembung berisi jus jeruk, Soojung mengalihkan atensi Jimin.

"Tunangan? Dengan Minhyuk?"

Soojung mengangguk, menampilkan senyum cantik. Lalu ia menghampiri Jackson, mengajak bocah itu berbicara dan menggodanya sesekali.

"Dia mirip ibunya ya?"

Jimin terdiam, menelaah sambil tetap menatap Soojung yang kini mulai bernyanyi bersama putranya.

"Tampan, kau memang mewarisi pesona ayahmu, Jack!"

Nah, Jimin semakin tidak mengerti, setelah tadi ia mengacuhkan kalimat Soojung dengan membaca majalah yang tergeletak di atas meja santai, kini perhatiannya kembali tertuju pada gadis itu.

"Sepertinya kau kenal dengan ibu putraku, Jungie?"

Soojung tersenyum samar, "boleh aku jujur?"

"Tentang?"

"Aku melihatmu bersama seorang wanita tempo hari di Birmingham. Tapi aku tidak menyapamu."

"Birmingham?" Jimin ingat, ternyata memang Soojung yang ia lihat. "Ah, kukira aku salah lihat. Kau dengan siapa?"

One In A MillionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang