[ Play Mulmed While You Read ]
.
.
Min Yoongi sebenarnya bukan orang yang menyeramkan, hanya saja wajahnya terlihat tidak ramah jika orang belum mengenalnya secara dekat. Bukan karena imej yang harus ia jaga sebagai pegawai di firma hukum, bukan. Tapi dia memang terlahir seperti itu. Memperlihatkan afeksi jika ia rasa benar-benar nyaman untuk menampakkannya.
Yerim termasuk salah satu yang tidak mendapatkan kesempatan langka itu -senyuman Lelaki Min, dia hanya adik yang pasrah karena kakak yang bersahabat dengan Yoongi.
Namjoon dan Yoongi adalah teman seperjuangan saat menimba ilmu. Meskipun tidak satu jurusan, namun mereka cukup dekat. Katanya sih, Yoongi pernah menolong Namjoon saat pemuda itu tenggelam saat berlibur di Hawaii. Tidak heran jika permintaan Yoongi pasti sebisa mungkin dikabulkan oleh Namjoon. Termasuk merawat Nenek Yoongi yang sedang sakit.
Awalnya wanita lansia itu hanya liburan, tapi karena terkena serangan stroke ringan di sini, maka beliau batal untuk dipulangkan ke Seoul. Ditambah, Keluarga Min merasa kesulitan dengan rewelnya Ibu Tua tersebut karena tidak bisa berkomunikasi dengan bahasa asing. Namanya juga orang asli Korea yang tidak pernah tinggal di luar negeri.
Hanya satu bulan, Rim. Kalau sudah sehat juga akan dibawa pulang ke Seoul.
Itu penjelasan singkat sang kakak.
Hari pertama hingga ke lima belas semua berjalan lancar. Bungsu Kim bekerja secara profesional, berhasil membagi waktu, pikiran dan tenaga pada dua tempat utama. Rumah sakit dan Kediaman Yoongi.
Lalu di hari ke enam belas ia berkunjung untuk melakukan tugasnya sebagai perawat, berita itu akhirnya ia dapatkan. Menurut Ibu Yoongi, putranya itu sepertinya tertarik dengan dirinya.
Nah loh!
Sejak kalimat itu ia dengar, Yerim berusaha menepis jauh-jauh anggapan jika kabar tersebut benar adanya. Menurut Gadis Kim, Yoongi masih sama. Tidak bicara kalau perlu, tidak tersenyum kalau tidak ada yang perlu ditertawakan.
Tapi, itu semua buyar.
Yoongi sore itu tiba-tiba menghampirinya yang sedang duduk di halaman belakang menemani Nenek Min menghabiskan makan malamnya di atas kursi roda. Biasanya juga acuh, tapi kenapa pandangan laki-laki itu menjadi lain.
Tersenyum, menyapa hingga mengucapkan kalimat yang ambigu. Kalau seperti ini kau terlihat jauh lebih dewasa, Rimie. Sepertinya ibu dan nenekku menyukaimu. Padahal mereka sangat selektif menerima perempuan asing di keluarga kami.
Nah! Mimpi apa Yerim semalam mendengar kalimat super panjang lelaki itu? Karena tidak mau terlihat malu, Yerim hanya mengibaskan tangan dan tersenyum manis. Ya iyalah, mana mungkin dia marah, Yoongi tengah memujinya. Catat itu. Memuji!
Sebagai perempuan yang normal, Yerim sepertinya terbawa perasaan.
Min Yoongi, apakah laki-laki itu tengah melakukan innocent modus?
Seseorang, tolong datangkan Lelaki Jeon untuk menyelamatkan hari Gadis Kim ini!
-------
"Jimin sudah kembali bekerja, Seul. Sepertinya dia ke luar kota lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
One In A Million
Fanfic[Tamat] Seulgi berpikir jika dunia tidak adil padanya saat karir bermusiknya harus berhenti. Tapi ketika dunia yang ia cintai benar-benar melepasnya, ada satu dunia baru yang menyambutnya. Lantas sebuah pertanyaan terlontar, apa yang telah kau berik...