10_Malaikat Penolong

2.8K 507 2
                                    

Hari pertama syuting sangat melelahkan karena seharian itu Sutradara Shin memutuskan untuk mengambil adegan di luar ruangan. Jimin masih sama menjadi fotografer, sekaligus merangkap asisten sutradara dadakan. Bagaimana bisa? Shin Seokjin yang memintanya langsung. Bukan karena mereka satu jenis, tapi lebih pada alasan Diaz yang absen. Diaz itu salah satu sahabat Jimin dan asisten sutradara Shin yang bisa diandalkan, warga negara Spanyol yang hari ini sakit. Sebagai gantinya, ada Jimin yang mendampingi sekaligus diminta bantuan mendokumentasikan proses syuting video klip idol terkenal Korea. Girls Generation. Jimin tahu mereka, tapi bukan fans fanatik.

Dia senang sih, siapa yang tidak tahu grup perempuan legenda Korea itu?

Lokasi syuting berkisar di Hyde Park dan West End, terutama di Piccadilly Circus. Tentu saja syuting di tempat umum bukan hal yang mudah, karena sisa-sisa musim dingin masih terasa dan banyak orang berlalu lalang. Namun Sutradara Shin orang yang perfeksionis. Ia sangat memperhatikan gerak para anggota grup di depan kamera, dari ekspresi wajah, posisi tubuh, langkah kaki, gerakan tangan, bahkan sampai tatapan mata.

Geez, ini melebihi keperfeksionisan Jimin saat mengarahkan para model yang dibidiknya.

"Cut!" Seru Sutradara Shin kesekian kalinya.

Jimin menegakkan tubuh dan menoleh ke arah sutradara. Langit sudah berubah gelap sejak berjam-jam yang lalu. Mereka pun sudah mengulangi adegan di depan toko antik bercat ungu hijau sebanyak lima kali -sedikitnya, dan belum ada satu adegan yang benar-benar memuaskan Sutradara Shin.

Melihat para kru dan anggota grup saling berpelukan karena minimnya baju yang mereka pakai membuat Jimin merasa iba. Untunglah mantel dan jaket segera diberikan, kalau tidak bisa-bisa mereka akan sakit esok pagi.

Sutradara Shin kekeuh akan menyelesaikan syuting tanpa henti, karena jadualnya dan jadual member yang sangat padat. Setiap detik waktu sangat berharga bagi mereka.

Jimin melihat yang termuda, Seohyun duduk dengan segelas minuman hangat di dalam genggaman. Mengangkat kamera, Jimin berinisiatif membidik wajah lelah para idol tersebut. Tanpa ia duga, justru mereka terlihat bersemangat, bahkan Yuri dan Yoona terlihat mempoutkan bibir karena terlihat lelah, disusul Sooyoung dan Tiffany.

Astaga, mereka benar-benar cantik!

Seohyun menggenggam gelas kertas yang menghangatkan jemarinya. Ia mendesah pelan ketika merasakan kehangatan menjalari ujung jari dan tangannya.

"Sutradara Shin memang agak keras, tapi dia selalu berhasil mendapatkan gambar yang bagus, Seohyun-ssi." Kata Jimin sambil memasukkan kedua tangan di dalam saku, kamera tergantung di lehernya. "Kalian bisa melihatnya nanti."

Seohyun tersenyum seraya mengangguk, di sebelahnya ada Taeyeon yang menyandarkan kepala pada bahu si bungsu. Di sebelahnya lagi ada Sunny yang menggerak-gerakkan kakinya agar tidak semakin kedinginan. Hyoyeon memilih untuk mendengarkan musik.

"Hei, kau tidak menghubungi Seulgi?" Tanya Sunny pada Seohyun.

"Oh iya, dia bukannya sekarang menetap di sini lagi?" Taeyeon menimpali.

Obrolan yang dibuka Sunny dan Seohyun membuat kening Jimin mengernyit. Tiba-tiba ia ingat sesuatu. Gadis Kang itu bagian dari idol di Korea. Apa yang dimaksud Kang Seulgi? Ia membatin.

"Cepat hubungi, siapa tahu kita bisa mengunjunginya!"

"Tapi apa ada waktu, eonnii?"

"Kenapa tidak dicoba?"

"Sudah bisa berjalan tidak ya? Kasihan kalau dia harus ke lokasi kita."

Jimin inginnya menyimak, tapi sepertinya gagal karena Sutradara Shin telah kembali. Baiknya setelah ini ia menanyakan di mana para member menginap ada baiknya. Jimin mungkin bisa membantu mereka untuk bertemu.

One In A MillionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang