21_Menujumu

1.9K 438 7
                                    

Yerim memutar tubuhnya ke kanan dan ke kiri. Meminta pendapat sang ibu apakah gaun yang akan ia kenakan nanti terlihat kedodoran atau tidak.

"Yang mana pilihanmu, Rim?"

"Bisakah yang ini, bu?"

Sang ibu mengangguk-angguk setuju. "Jangan terlalu berlebihan, ibu lebih suka gaun yang ini."

"Aku juga." Yerim mengelus terusan berwarna putih tulang dengan aksen payet sederhana di bagian dada. Namjoon akan melangsungkan pernikahan dengan tema internasional agar tamu undangan nyaman.

"Jangan lupa nanti Jungkook diingatkan memakai tuksedo."

"Oke!"

Yerim tersenyum sangat lebar, kekuatirannya mulai menghilang. Sepertinya Yoongi tidak akan mempengaruhi hubungannya dengan Dokter Jeon yang akhir-akhir ini menjadi lebih hangat. Meskipun yah, hangatnya Jeon Jungkook itu hanya mau sedikit berbagi senyum bersama Yerim. Sepertinya kamus putra kutub memang tersemat sejak kekasihnya itu lahir.

Kekasih? Memang Yerim kekasih Jungkook?

Anggap saja seperti itu, selama mereka berdua nyaman menjalaninya. Dan Jungkook hanya menunjukkan afeksi sayangnya hanya untuk Yerim, sebagai perempuan spesial.

------

"Welcome, Seul!"

Seulgi berdiri sebentar dengan satu penyangga pengganti kruk pada tangan kirinya. Mengamati studio milik Jimin yang tidak terlalu besar namun dinginnya pendingin ruangan sangat terasa. Peralatan fotrografi tertata rapi, ada pegawai dua orang dan satu wanita bule yang menemani Jackson memilih mainan pada sebuah boks. Properti mungkin.

"Nyaman ya."

"Menurutmu seperti itu?"

Seulgi mengangguk, diserahkan tas miliknya pada Jimin lalu menghampiri Jackson dan menyapanya.

"Hai, Jackson."

"Hai, aunty!"

"Pilih mainan?"

"Ini!" Jackson mengangkat Iron Man yang ia temukan barusan. "Ayah, ini untuk Jackson ya?"

Seulgi mendongak, kemudian pandangannya menurun saat Jimin menunduk dan duduk bersila bersama putranya. "Kenapa Iron Man?"

"Ini punya Dokter Jeon."

"Bukan, hadiah Dokter Jeon ada di kamarmu, Son."

Bocah itu menggeleng. "Yang ini ayaaah."

Seulgi melihat cerewetnya Jackson ketika bersama Jimin. Kemudian dirinya memutuskan untuk turun dari sofa dan duduk bersila di samping Jackson. Mereka sama-sama telah memakai baju dengan warna senada.

"Jackson mau topi?"

"Topi apa?" Atensi bocah laki-laki itu mulai teralihkan pada Seulgi. Mata bulatnya terlihat berbinar saat melihat topi di pangkuan Seulgi.

"Coba dipakai." Seulgi mengangkat tangannya, memakaikan topi pada kepala Jackson. Lalu bocah itu tersenyum lebar memperlihatkan deretan giginya yang bersih.

Sementara sang putra mulai sibuk dengan Seulgi, Jimin beranjak dari tempat ia duduk, lalu berjalan ke arah meja untuk mengambil kamera. Sepertinya Seulgi dan Jackson siap untuk ia bidik.

How cute!

-------

Wendy bukan tipikal perempuan yang asal terima saja ajakan pria. Tapi melihat Yoongi yang memintanya langsung, membuat dirinya tidak enak hati.

Min Yoongi tidak pandai berbasa-basi, tidak berkata sehalus mantannya terdahulu. Tapi entah mengapa Wendy tertarik untuk lebih dekat dengan laki-laki yang dikenalnya dua bulan terakhir itu.

Besok pagi pernikahan sahabat Yoongi katanya. Karena alasan itulah, kini Wendy terpaksa mengobrak-abrik isi lemarinya dan bingung memilih gaun mana yang akan ia pakai nantinya.

Son Seungwan lahir dan besar di Glasgow, orang tuanya ada di sana sementara ia lebih menikmati ramainya Kota London seorang diri di sini. Bekerja sebagai guru Taman Kanak-kanak dan mengisi kegiatan para lansia, menjadi rutinitasnya tiga tahun terakhir.

Lalu blam! Seorang Min Yoongi datang tanpa ia duga. Semua karena dirinya yang menggantikan temannya menyanyi di sebuah kafe pada suatu malam di mana lelaki itu berada di sana.

Besok kujemput jam tujuh pagi.

Itu pesan Yoongi, ini berarti Wendy harus siap sebelum jam tujuh. What the hell?

Menarik nafas panjang, akhirnya ia menemukan baju yang pantas dipakai nantinya.

..

Yoongi tersenyum sembari menatap ponsel. Ada sebuah foto gaun yang ia terima sesaat yang lalu. Karena balasan Wendy yang terlihat kerepotan, ia jadi mengabaikan kehadiran Namjoon di sisinya.

"Yya! Kau ini ikhlas tidak sih membantuku?"

Min Yoongi menerima lemparan bantal dari Namjoon, wajahnya mendadak kembali datar. "Kita mulai saja pesta bujangnya. Mana teman-teman yang lain?"

-------

"Jeon."

"Hem?"

"Kapan kau melamarku?"

Jungkook tersedak mendengar pertanyaan Yerim. "Kenapa bertanya seperti itu?"

"Eum, iseng."

Jeon Jungkook tertawa garing, mungkin dia dan Yerim memang harus lebih lama menjalani hubungan untuk ke jenjang yang lebih serius. Masih ada wajib militer yang belum ia jalani. Dan titel dokter spesialis yang harus ia kejar.

"Kau mau menungguku, Rim? Ini akan memakan waktu lama."

Kim Yerim tampak berpikir, alisnya bertaut. Dia kan cuma asal bertanya tadi.

"Rim?"

"Hem?"

"Tunggu aku menjadi seperti kakakmu ya? Bisakah?"

Yerim tidak mengira pemikiran pemuda di sampingnya sampai seserius ini. Kalau Jungkook memintanya seperti itu, siapa yang tidak luluh coba?

One In A MillionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang