EFEK SAMPING

2.6K 208 13
                                    

Ruangan bernuansa putih yang didalamnya ada seorang wanita tengah terlelap dalam tidurnya. Matanya masih belum terbuka semenjak ia keluar dari ruang operasi.
Disamping ranjang yg wanita itu tempati, suaminya setia menemani dan menanti kesadaran sang istri sambil terus menggenggam tangannya.
Chanyeol memperhatikan wajah damai istrinya saat tertidur. Nafasnya teratur dan suhu badannya telah menurun.
Tiba-tiba ia teringat akan pembicaraannya dengan dokter.

Flashback on...

Operasi telah selesai, kini Eunji dipindahkan ke kamar rawat. Chanyeol telah memilih ruang VIP. Ia juga telah meminta pihak agency dan semua orang yg mengetahui, untuk tidak menyebar luaskan ke media. Ini demi kenyamanan dirinya dan juga Eunji yg sudah pasti akan terus sedih jika mereka membahas ini.

"Istri anda masih belum bisa bangun karena masih dalam pengaruh obat, mungkin 3 atau 4 jam lagi akan bangun"

"Dok saya mau tanya, sebulan yang lalu, setelah berhubungan intim, paginya istri saya masih menstruasi dok.."

"Iya itu bisa jadi pendarahan ringan yg terjadi akibat kelelahan fisik, atau juga bisa karena anda terlalu keras menekannya, usia kandungannya 2 bulan, apa sebelum hubungan intim sebulan yg lalu, anda sudah pernah melakukannya ?"

"Iya dok, sekitar 2 bulan yg lalu, setelah konsultasi juga sih dok ke dokter kandungan teman Appa saya"

Flashback off...

Dibenak Chanyeol sekarang hanya terpikirkan bagaimana reaksi istrinya ketika mengetahui  janin yg ia kandung telah keguguran.
Chanyeol memang terpukul saat ia dan Eunji harus kehilangan calon bayinya, tapi lebih menyakitkan lagi baginya jika Eunji meninggalkannya. Kalau saja Eunji tak terjatuh, kalau saja ia bisa cepat lebih sadar dengan keadaan Eunji yg sebenarnya hamil, kalau saja ia lebih tahu gejala ibu hamil yg ia rasakan saat emosi Eunji cepat berubah, mungkin ia tak akan berduka seperti ini.
Chanyeol mengelus punggung tangan Eunji yg ia genggam sedari tadi. Tak berniat melepaskannya barang sekali pun. Chanyeol bangkit mendekatkan dirinya pada tubuh Eunji. Mengecup penuh kasih sayang pada dahi sang istri. Saat ia menjauhkan wajahnya dari Eunji, pintu terbuka dan masuklah Tuan Park dan Nyonya Park,lengkap dengan nunanya.

"Eomma!" Chanyeol menghampiri Nyonya Park, dan Nyonya Park memeluknya. Chanyeol sempat menghubungi orang tuanya dan orang tua Eunji juga. Tapi mertuanya masih belum samai juga, dan terkena keterlambatan jadwal KTX dari Busan.

"Kamu harus kuat ya nak! Eomma tau,kamu pasti sedih, tapi Eunji akan lebih sedih, kamu harus membantunya, agar Eunji tidak terlalu trauma"

"Ne! Chanyeol usahain" jawab Chanyeol pelan. Melepas pelukan eommanya dan kini Appanya yg memeluknya. Menepuk punggung Chanyeol dengan sedikit keras namun tak membuat Chanyeol merasa kesakitan.

"Appa mianhae, aku baru mengetahuinya"

"Sudah Chanyeol-a! Appa tidak apa apa! Ini semua kehendak Tuhan, mungkin kalian masih belum waktunya diberi momongan" Nasihat Appanya membuat kepalanya memangguk angguk.

Nyonya Park mendekati Eunji, dan menyentuh anak rambutnya sekedar merapikan rambut Eunji yg menutupi wajah cantiknya.

"Jung eomma kemana ?" Tanya nunanya.

"Masih diperjalanan"

"Padahal baru tadi pagi Eunji menelponku"

"Buat apa?" Tanya Chanyeol.

"Menanyakan teh pu'er, dia ingin diet,katanya dia makan banyak akhir akhir ini"

"Ya tuhan, dia juga masih belum mengetahuinya" Chanyeol makin pusing jika memikirkan apa wanita yg baru hamil, gejalanya sangat transparan.

FOMO (Fear of Missing out) [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang