Y/n POV
Jadi, hari ini adalah hari terakhirku dengan Mika. Sekarang kami ada di bandara. Aku ikut mengantarnya. Sekitar 1 jam lagi pesawatnya akan datang dan dia akan berangkat.
Aku tidak mau dia pergi. Sebut saja aku egois karena hanya mementingkan diriku sendiri. Tapi kalian tidak tau bagaimana rasanya ditinggal sahabat yang sudah menyayangiku sejak lama.
Tak terasa, 1 jam sudah berlalu. Pesawat Mika sudah datang. Itu artinya, sudah saatnya dia pergi. Dia berjalan menuju pintu sambil sesekali menoleh padaku. Dia memperlihatkan senyum tulusnya yang terakhir kali. Aku hanya bisa membalas senyumnya itu dengan fake smile.
Kenapa? Menurut kalian aku ikhlas membiarkan sahabatku pergi jauh selama 3 tahun?
Tapi yah.. apa daya... aku tidak mungkin menahan dan melarangnya untuk pergi. Dia sudah memasuki pesawat, dan pesawatnya siap lepas landas.
Aku melihat ke atas, melihat Mika yang masih tersenyum dan melambaikan tangan nya padaku. Dia menggerakkan mulutnya. Dan yang dapat kutangkap adalah:
"Annyeong, y/n. Kita akan berjumpa lagi nanti"
Air mataku kembali mengalir. Aku hanya bisa melihat kepergiannya. Pesawatnya perlahan mulai menghilang dari pandanganku. Lalu eomma dan Doyoung oppa mengajakku pulang.
Sebenarnya aku masih belum mau pulang. Tapi, apakah dengan tidak pulang Mika akan kembali? Apakah dia akan membatalkan penerbangannya? Pasti tidak. Karena itulah, aku hanya memilih diam dan pulang.
Selama di mobil, aku hanya diam. Aku melihat-lihat foto-fotoku dengan Mika yang sekarang tinggal kenangan saja. Aku berharap sebelum 3 tahun dia segera kembali. Tapi mana mungkin.
"Y/n, sudahlah. Dia kan hanya pergi 3 tahun, bukan selamanya. Kalau dia sudah kembali, kamu kan bisa dekat dengan dia lagi" suara Doyoung oppa sedikit membuatku tersentak.
"Oppa tidak tau rasanya ditinggalkan sama sahabat" kataku dengan malas.
"Sudahlah, Doyoung, biarkan saja dulu dia" bisik eomma ke Doyoung oppa yang masih bisa kudengar.
Skip
Kami pun sampai di rumah. Aku hanya masuk dengan diam dan ke kamar. Aku menidurkan diri di kasur dan melihat handphone-ku.
Apa yang harus kulakukan? Hari ini libur dan Mika tidak ada. Aku juga jadi malas dan tidak mood mengerjalan soal yang diberikan Oh Saem.
Sepertinya aku akan melewati hari-hari dengan malas dan bosan.
Skip
Hari ini aku harus ke sekolah lagi. Aku sudah bersiap-siap ke sekolah. Tapi aku tetap tidak semangat sejak kemarin. Dengan langkah lesu, aku berjalan menuju sekolah.
Sesampainya di sekolah, aku masuk ke kelas dengan wajah menunduk dan langkah sempoyongan. Orang-orang menatapku heran.
Dari tatapannya, aku rasa mereka seperti mengakatakan:
"Dia kenapa?"
"Ratu buku kenapa?"
"Kenapa jalannya sempoyongan?"
"Apa dia sakit?"Dan begitulah, mereka menatapku dengan pandangan heran dan penuh tanya. Aku cuek saja dengan hal itu dan berjalan menuju kursiku.
"Y/n, kamu kenapa?" Tanya Hina, teman yang duduk di depanku.
"Ada sedikit masalah" jawabku malas.
"Oh begitu... masalah apa? Kamu mau cerita?" Kata Hina lagi.
"Nanti juga kau akan tau" kataku cuek.
Hina hanya mengangguk dan kembali menatap hp-nya. Aku? Bingung. Aku hanya menidurkan kepalaku di meja sambil melihat foto selfie-ku dengan Mika.
Ah, kehilangan sahabat itu memang sulit. Padahal dia tidak meninggalkanku selamanya, tapi aku sudah seperti orang yang tidak punya semangat hidup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cool Girl VS Cool Boy [Mark Imagine]
FanfictionY/n dan Mark adalah pasangan dari kelas yang sama. Y/n tidak menyukai Mark, dan begitu pula sebaliknya. Lantas bagaimana mereka bisa menjadi sepasang kekasih? Dan sejak mereka menjadi sepasang kekasih, semakin banyak pula hal yang terjadi. Hal menye...