Y/n POV
"Sebenarnya selama ini aku menyuruhmu pulang sendiri karena..."
Mika masih saja menggantung kalimatnya. Dia seperti ragu-ragu untuk mengatakan hal ini. Padahal tadi aku sudah berjanji kalau aku tidak akan nangis, sakit hati, atau semacamnya.
"Karena apa Mika?" Kataku yang sudah agak jenuh karena Mika terus menggantung.
"Karena.. eomma-ku sedang mempersiapkan sesuatu hal kepadaku" kata Mika.
"Sesuatu? Sesuatu apa?" Tanyaku.
Mika kembali terdiam. Wajahnya kembali menampilkan raut ragu-ragu.
"Mika, apa kau punya masalah?" Kataku menenangkan dia.
"I.. iya.." katanya tergagap-gagap.
"Masalah apa? Kau mau kan cerita denganku?" Kataku lagi.
Dia terdiam lagi.
"Tapi.. kalau itu masalah pribadimu, aku tidak akan memaksamu untuk menceritakannya" kataku.
"Ini.. bukan masalah pribadi.. kok.." kata Mika.
"Lalu apa?" Tanyaku.
"Aku.. akan... di..." Mika terus-terusan menggantung kalimatnya, membuatku penasaran.
"Di?"
"Di.. p... pindah... kan..." kata Mika dengan suara serak. Dia menundukkan kepalanya.
"Dipindahkan? Lalu kenapa?" Kataku.
"Kau tidak mengerti ya? Kalau aku dipindahkan aku tidak akan bisa menemuimu lagi" jelas Mika.
Deg
"Oh.. jadi ini yang mau kau katakan" suaraku perlahan mengecil.
"Iya, kepindahanku sudah diurus sejak 1 minggu yang lalu. Aku sudah meminta dan memohon ke eomma-ku untuk tidak memindahkanku. Tapi.. dia bersikeras" jelas Mika.
"Tapi.. kalau kau pindah.. kau akan kembali kan?" Tanyaku ragu-ragu.
"Aku tidak tau.."
"Kalau begitu.. kau akan... dipindahkan... ke mana?" Tanyaku.
"Ke..." dia terlihat gugup, panik dan ragu-ragu digabung menjadi satu.
"Amerika..." lanjutnya.
Amerika? Negara yang sangat jauh.. apa ini pertemuan terakhirku dengannya? Lalu siapa lagi yang akan menjadi sahabatku? Sahabat satu-satunya yang kumiliki akan pergi jauh meninggalkanku...
"Kapan kau akan pindah?" Tanyaku berusaha tegar, karena aku mengingat janjiku.
"Besok... aku tidak disini lagi.." jelasnya.
Mendengar ucapannya, benteng pertahanan yang sejak tadi kubangun diruntuhkan kembali oleh ucapan Mika.
"Kenapa? Jadi... kau... akan meninggalkanku??" Kataku terbata-bata karena menangis.
"Maafkan aku y/n.. jangan menangis... aku tidak tega melihatmu... aku tau aku salah karena baru memberi tahumu..." kata Mika terbata-bata karena menangis juga.
"Tapi... kumohon... selama aku pergi... kau jangan mencari sahabat lain sebagai penggantiku... kau... mau... kan berjanji denganku??" Lanjut Mika dengan suara yang masih terbata-bata.
"N... ne... yagsog haeyo.. (ya aku janji)" kata y/n sambil mengaitkan jari kelingkingnya di jari kelingking Mika.
Mika tersenyum dalam tangisnya.
"Gomawo.. ani, kansahamnida.." jawab Mika masih dengan senyumnya.
"Oh ya, sebelum aku pergi... aku mau... memberikan sesuatu.. padamu.." kata Mika lalu menyodorkan sesuatu dalam kepalan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cool Girl VS Cool Boy [Mark Imagine]
FanfictionY/n dan Mark adalah pasangan dari kelas yang sama. Y/n tidak menyukai Mark, dan begitu pula sebaliknya. Lantas bagaimana mereka bisa menjadi sepasang kekasih? Dan sejak mereka menjadi sepasang kekasih, semakin banyak pula hal yang terjadi. Hal menye...