3.Hukuman

9.8K 497 16
                                    

Happy Reading guys

Disinilah Dalvin berada didalam kelas yang begitu membosankan, pelajaran kimia dijam-jam terakhir membuatnya mengantuk.

Pak Dandi terus menjelaskan materi yang sama sekali tak dimengerti oleh Dalvin. Sedangkan Nabila begitu serius dan semangat mengikuti pelajaran pak Dandi guru yang terkenal killer itu.

"Fit Fitraa" panggil Dalvin sangat pelan namun masih bisa didengar oleh yang punya nama.

Merasa dipanggil Fitrapun menoleh ke arah Dalvin dengat mata sudah lima watt.
Dalvin ingin tertawa namun ditahannya karena melihat wajah Fitra.

"Anjiirr muka lo jelek banget Fit" ledek Dalvin.

Fitra membulatkan matanya, dia tak terima diledek seperti itu, ingin sekali dia meneriaki Dalvin namun dia tau diri karena sekarang sedang jam pelajaran guru killer.

"Nyadar diri lo juga jelek curut" balas Fitra.

"Hehee iya sorry dehh" ujar Dalvin sambil mengangkat tangannya membentuk huruf V.

"Tukeran tempat duduk dong" ujar Dalvin.

"Ogahh" sungut Fitra.

"Ck. Gue kangen sama yayang Nabila nihh, ayodong Fit lo cantik banget" ujar Dalvin.

"Gue bilang gak ya gak" ujar Fitra dengan suara lumayan keras.

"Jangan keras-keras ngomongnya bedug" kesal Dalvin.

Fitra hanya nyengir tak berdosa yang membuat Dalvin berdecak kesal.

"DALVIN GREYSON, FITRA GISELLA KENAPA KALIAN RIBUT DI JAM SAYA ?" Teriakan suara pak Dandi menggema seantero ruangan kelas ini.

Dalvin dan Fitra bungkam. Fitra takut dimarahi oleh pak Dandi sedangkan Dalvin tak mau mencari masalah dengan pak Dandi. Karena ketika pak Dandi sedang marah tidak boleh ada yang bicara sekalipun itu menjawab pertanyaannya karena itu bisa menambah masalah lagi. Jika sudah berurusan dengan pak Dandi sangat sulit untuk menyelesaikannya.

"Kalian ini kalau mau ribut diluar gak usah ikut pelajaran saya, kalian tau ? Saya sedang menjelaskan kalian malah ribut, hebat sekali kalian" ujar pak Dandi.

"Memangnya kalian bisa menyelesaikan tugas saya tanpa saya jelaskan ? Kalau bisa kalian memang hebat, tapi sayangnya meskipun sudah saya jelaskan nilai kalian tetap saja jelek" ujar pak Dandi lagi.

"Karena kesalahan teman kalian saya hukum kalian menulis 'tidak ribut saat jam pelajaran' sebanyak! 2500 kalimat dan harus diselesaikan besok pagi. Jika tidak hukuman akan bertambah, kalian paham ?" ujar pak Dandi.

Kemudian pak Dandi meninggalkan kelas itu.

"Lo sih Fit pake acara ribut segala" kesal Dalvin.

"Ehh yang ngajak ngobrol itu lo dulu ya, salah lo juga bikin gue emosi" ujar Fitra tak terima.

"Huhhh mulut lo tuh ada banyak Fit" ujar Ribut teman kelasnya.

"Ehh Ribut jangan salahin gue dong, salahin temen lo tuh dia yang bikin gue emosi" geram Fitra.

"Udah-udah kita kerjain hukumannya sekarang kalau ribut terus gak akan selesai-selesai tau" ujar Nabila menengahi.

"2500 buhh banyak amat bisa keriting nih jari" celetuk Denis.

Denis memang memiliki sifat yang humoris saking humorisnya perasaan diapun dikira bercanda sama gebetannya.

"Ya Allah subhanallah Allahu akbar" ujar Alka.

"Widihh si Alka insyaf" ujar Ribut.

"Heyy bayar uang kas yah, yang nunggak namanya bakal gue tulis terus gue pajang di mading" ujar Nabila.

"Yaelaahh Nab kita lagi pusing mikirin hukuman lo malah mikirin duit kas" ujar Denis.

"Emang buat apaan sih uang kasnya ?" tanya Dalvin.

"Ya buat keperluan kelaslah curut" ujar Fitra.

"Eh bedug gue kagak nanya ama lo" ujar Dalvin.

"Ribut mulu kapan kelarnya" ujar Ido menengahi.

"Apaan sih Do lo panggil-panggil nama gue" ujar Ribut.

"Siapa ?" ujar Ido

"Lo lah"

"Siapa yang ngomong iyaiyaiya, hahahaaaa kejebak lo But" ujar Ido.

Tawa sekelaspun pecah akibat ulah Ido dan kawan lainnya.

"Woy mau pada balik jam berapa ?" tanya Ribut.

"Jam 5an lah" ujar Nabila.

"Kagak kesorean Nab ?" tanya Ribut lagi.

Nabila menggeleng sambil terus menulis.

Keadaan kelaspun hening, semua murid sibuk mengerjakan hukumannya masing-masing.

Sudah satu jam mereka dalam keadaan hening karena sibuk mengerjakan hukuman. Suara Fitralah yang memecahkan keheningan.

"Bunuh hayati di rawa-rawa bang" teriak Fitra dengan dramatis.

"Bang bunuh hayati di rawa-rawa bang" teriak Fitra lagi.

Kini Fitra terduduk di lantai depan murid-murid lainnya. Wajahnya memelas seakan-akan perlu dikasihani.

"Bang bunuh hayati di rawa-rawa bang" teriaknya lagi.

"Berisik bedug" ujar Dalvin geram.

"Bacot mulu lo curut" balas Fitra.

"Yeaayy gue udah 400 boom" teriak Alka heboh yang membuat semua murid didalam kelas menatap cengo.

Alka hanya nyengir memamerkan deretan giginya.

"Kok kaya ada yang ngomong tapi gak ada orangnya ya" ujar Denis sambil memperagakan orang yang sedang mencari sesuatu.

"Jangan-jangan.." Fitra menggantungkan ucapannya.

"Iyasih iya percaya gue kan item jadi ngga keliatan, buku aja serasa melayang sendiri" ujar Alka dengan nada yang memelas.

Hening.

"Krik krik krik" ujar Denis yang membuat seisi kelas tertawa kembali.

"Ehh lo tau gak Den ?" tanya Alka.

"Kagak" jawab Denis.

"Iyalah kan gue belum ngasih tau" ujar Alka.

"Emang iya" ujar Denis.

"Dikelas ini kalau sore-sore itu serem lo, banyak benda yang melayang-layang sendiri" ujar Alka.

"Buahahaaaaa iyalah kan penghuni kelas ini item-item jadi badannya gak keliatan kalau gelapmah cuma keliatan barangnya sama bajunya jalan sendiri hahahaa" ujar Fitra.

"Buahahahahahahaaaa" tawa seisi kelas pecah.

TBC'

DALVIN & NABILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang