33. What Happend ?

5.5K 261 4
                                    

Selamat malam.
Maaf nih author baru up.
Soalnya lagi lumayan banyak tugas sekolah.
Oke silahkan membaca.

...

Dalvin berjalan sambil memandangi bunga mawar yang akan dia berikan kepada Nabila. Dia menyembunyikan bunga mawar itu dibalik tubuhnya dan segera mendekati Nabila yang sudah duduk menunggunya.

"Hai pacar aku yang cantik" ujar Dalvin sambil tersenyum bahagia.

Nabila mendongak menoleh ke belakang sambil tersenyum juga. Nabila melihat tangan Dalvin yang disembunyikan ke belakangpun merasa curiga.

"Lo nyembunyiin apa Vin ?" tanya Nabila.

"Sesuatu" jawab Dalvin sambil tersenyum misterius.

"Apaan sih Vin gue pengen tau" rengek Nabila manja.

"Tutup mata kamu dulu, nanti aku kasih tau" ujar Dalvin.

"Tumben pake aku-kamu biasanya juga lo-gue" ujar Nabila.

"Ya biar so sweet aja, hehee" jawab Dalvin nyengir.

Nabila menghela nafas panjang kemudian memejamkan matanya.

"Buru kasih tau, gue eh aku udah tutup mata nih" ujar Nabila yang dibalas gumaman oleh Dalvin.

Dalvin segera mengambil posisi duduk bersila dihadapan Nabila sambil menyodorkan bunga mawar itu.

"Buka matanya perlahan ya" ujar Dalvin.

Nabila membuka matanya secara perlahan dan tersenyum bahagia melihat bunga pemberian dari Dalvin. Nabila memang sering melihat bunga itu tapi entah kenapa bunga yang dipegang Dalvin begitu terlihat indah.

"Ini pemberian dari pacar kamu yang gak romantis dan gak sempurna" ujar Dalvin.

"Bagi aku kamu paling sempurna Vin" ujar Nabila kemudian mengambil bunga itu dab menghirup aromanya dengan mata terpejam.

"Nab" panggil Dalvin.

Nabila membuka matanya dan menatap Dalvin.

"Liat deh ada mermaid terbang" tunjuk Dalvin ke arah pantai.

Nabila segera menoleh kearah yang ditunjuk Dalvin tapi dia tak melihat apa-apa.

"Gak ada apa-ap-" ucapan Nabila terpotong karena dia merasakan benda kenyal mendarat di pipinya, ya Dalvin menciumnya.

"Love you" bisik Dalvin di telinga Nabila.

Nabila menunduk dengan wajah meronanya karena perlakuan Dalvin.

"Love you too" balas Nabila pelan tapi masih bisa didengar oleh Dalvin.

Keadaanpun hening, mereka menatap lurus kearah pantai dengan ombak yang tidak terlalu besar.

Maafin gue Fir, gue ingkar janji buat nyatuin lo sama Dalvin. Batin Nabila.

Nabila menoleh kearah Dalvin yang sedang memejamkan matanya menghirup bau pasir pantai.

"Vin" panggil Nabila.

Dalvin membuka matanya dan menoleh ke arah Nabila.

"Aku mau tanya sesuatu" ujar Nabila sambil menggigit bibir bawahnya.

"Tanya apa ?" tanya Dalvin.

"Kalau suatu hari nanti aku pergi ninggalin kamu, apa kamu bakal tetep nunggu aku ?" tanya Nabila yang membuat Dalvin membeku.

"Kamu ada niat buat ninggalin aku kan ?" tanya Dalvin.

Nabila menggeleng.

"Bukan gitu Vin, yang namanya takdir gak akan pernah bisa ditebak. Mungkin aja nanti aku bakal pergi atau sebaliknya, pertanyaan aku apa kamu bakal tetep nunggu aku ?" tanya Nabila.

Dalvin membuang nafas beratnya.

"Tergantung Nab, kalau kamu kasih alasan pasti aku bakal tetep nunggu kamu, tapi kalau kamu pergi tanpa alasan kayanya aku gak sanggup, karena itu sama aja aku nunggu hal yang gak pasti" jelas Dalvin.

"Sekarang aku yang mau tanya sama kamu ?" ujar Dalvin lagi yang dibalas anggukan oleh Nabila.

"Apa kamu sayang sama aku ?" tanya Dalvin.

"Kalau aku gak sayang sama kamu gak mungkin aku terima kamu jadi pacar aku Vin" jawab Nabila.

"Kalau kamu sayang sama aku, kenapa kamu selalu nanya perasaan aku gimana kalau kamu pergi ?" tanya Dalvin lagi.

"Ya tadi kan aku udah bilang yang namanya takdir kan gak bakal bisa ada yang nentang Vin" jawab Nabila.

"Nab, gak semuanya takdir itu gak bisa ditentang pasti bisa, tergantung gimana kita menyikapinya, kita berusaha aja jalani semua masalah kita berdua" ujar Dalvin.

Nabila diam menunduk, air matanya sudah jatuh dengan mulus dipipinya. Melihat Nabila menangis Dalvin segera mengusap air mata Nabila.

"Maaf" ujar Dalvin.

"Maaf buat apa ?" tanya Nabila bingung.

"Maaf karna aku belum bisa tepatin janji aku buat gak bikin kamu nangis karna aku" ujar Dalvin lembut.

Nabila tersenyum.

"Aku nangis bahagia Vin bisa milikin kamu saat ini" ujar Nabila.

Tapi gue gak yakin saat nanti bisa milikin lo lagi. Batin Nabila.

"Aku juga bahagia banget bisa jadi orang yang ada di hati kamu" ujar Dalvin.

Kemudian Dalvin segera membawa Nabila kedalam pelukannya, mengusap lembut rambut panjangnya.

Nabila memegang kepalanya yang tiba-tiba saja terasa sakit seperti di tusuk-tusuk. Melihat itu membuat Dalvin khawatir dengan Nabila.

"Hey kamu kenapa ?" tanya Dalvin khawatir.

"Hah ak-aku gak apa-apa kok cuma pusing sedikit aja, mungkin terlalu kecapean" jawab Nabila.

Dalvin ikut memegang kepala Nabila mengusap lembut untuk meredakan sakitnya.

"Masih sakit ?" tanya Dalvin lagi.

"Udah gak terlalu sakit kok" jawab Nabila tersenyum.

"Kamu lagi sakit ?" tanya Dalvin.

"Ngga kok, mungkin aja aku terlalu kecapean jadi kaya gini" ujar Nabila.

Dalvin mengangguk mengerti.

"Yaudah sekarang kita balik ya, kamu harus banyak istirahat" ujar Dalvin.

Dalvin menggenggan tangan Nabila untuk kembali ke tempat para sahabatnya, namun baru selangkah Nabila merasakan sakit lagi dikepalany dibarengi dengan cairan kental berwarna merah yang keluar dari hidungnya.

Nabila mengusap darah dari hidungnya dengan tangan satunya yang memegang kepalanya.

"Sayang kamu mimisan" ujar Dalvin panik dengan segera mengelap darah Nabila.

"Ak-aku gak apa-apa Vin, aku cuma kecapean aja" ujar Nabila.

"Yaudah kita harus cepet pulang biar kamu bisa istirahat" ujar Dalvin yang dihawab anggukan oleh Nabila.

Merekapun berjalan meninggalkan tempat itu.

Apa yang terjadi sama gue. Batin Nabila.



TBC'
Gimana sama part ini ?
Nabila kenapa ya ? Ada yang tau kah ?.
Semoga aja Nabila gak kenapa-kenapa ya.

Follow Ig :

Story_realzv.

DALVIN & NABILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang