41. Pertanyaan

5.2K 235 28
                                    


Nabila berlari mengejar Dalvin yang sedang berjalan di koridor kampusnya. Dan sampailah Nabila di samping Dalvij namun Dalvin sama sekali tak menganggap Nabila ada menoleh pun tidak.

Nabila menghela nafas pasrah nya. Dia mencekal tangan Dalvin tapi Dalvin menepisnya, tak mau menyerah Nabila berdiri menghadang Dalvin.

"Minggir" ujar Dalvin dingin.

Nabila mengerucutkan bibirnya, sifat Dalvin berubah drastis.

"Jangan dingin-dingin dong Vin, gue cuma mau jelasin aja. Selanjutnya lo yang mutusin mau percaya atau ngga sama gue" lirih Nabila.

"Gue gak butuh" ujar Dalvin kemudian pergi meninggalkan Nabila dan menabrak bahu Nabila membuat Nabila meringis.

Nabila membuang nafas berat. Kemudian berjalan lesu menuju kelasnya yang sebentar lagi akan dimulai.

*****

Nabila baru saja keluar dari kelasnya. Matanya menangkap siluet Dalvin sedang duduk di taman belakang sekolah. Tanpa pikir panjang lagi Nabila mendekati Dalvin namun sebelum dia sampai ada seorang wanita yang lebih dulu duduk disamping Dalvin.

"Siapa cewek itu ? Kenapa bisa deket sama Dalvin gitu ?" gumam Nabila.

Sekilas Nabila mendengar percakapan Dalvin dan wanita itu.

"Lo kenapa belum balik Vin ?" tanya Alma. Ya wanita itu adalah Alma.

Dalvin diam tak menjawab. matanya masih lurus menatap ke depan.

"Dalvin gue ngomong sama lo" ujar Alma lagi.

Namun Dalvin tetap saja diam. Nabila tersenyum tipis, dia berjalan lagi mendekati Dalvin dan Alma.

"Dalvin" panggil Nabila.

Dalvin tidak menoleh tapi Alma lah yang menoleh dengan tatapan mengejeknya. Dia sudah tahu bahwa yang dihadapannya ini adalah Nabila.

Waktunya gue jalanin misi. Batin Alma.

"Ngapain lo ke sini ?" sinis Alma.

"Gue mau jelasin semuanya ke Dalvin" jawab Nabila.

"Lo budeg atau apa sih, berapa kali Dalvin harus bilang sama lo kalo dia tuh gak butuh penjelasan lo" ujar Alma.

"Dalvin pasti mau dengerin gue" ujar Nabila yakin.

Alma tersenyum miring. Kemudian dia menoleh ke Dalvin untuk bertanya.

"Dalvin apa lo mau denger penjelasan Nabila ?" tanya Alma. Dalvin berdiri dari tempat duduknya dan menatap tajam Nabila.

"Gue gak butuh penjelasan lo" ujar Dalvin dingin dan pergi dari situ.

"See, dia udah terlanjur benci sama lo. Dan asal lo tau gue bakal jadi pengganti lo di hati Dalvin" ujar Alma.

"Gue yakin Dalvin bakal mau dengerin gue dan tetep sama gue. Jadi lo jangan mimpi bisa dapetin Dalvin" balas Nabila.

"Kita liat aja nanti" ujar Alma dan pergi menyusul Dalvin.

Nabila menghapus air matanya yang entah sudah sejak kapan menetes. Nabila berjalan gontai dari taman belakang menuju pulang.

*****

Dalvin menghempaskan tubuhnya di ranjang milik Ido. Hari ini dia tidak pulang ke rumah tapi menginap di rumah Ido.

"Lo udah denger penjelasan Nabila ?" tanya Ido.

"Gue gak mau denger apapun, dia emang udah ada niatan buat ninggalin gue. Dan ini karma buat gue yang dulu udah nyakitin dia" ujar Dalvin.

"Tumben lo ngomong banyak. Biasanya mulut lo susah banget buat ngomong. Tapi balik lagi ke topik. Saran gue lo dengerin dulu penjelasan Nabila. Dia punya alasan kenapa dia pergi" saran Ido. Dalvin balik ke mode awal yaitu diam.

"Vin gue yakin lo pasti kangen banget sama Nabila tapi ego lo lebih besar dari hati lo" ujar Ido lagi.

"Lo dengerin dulu, selanjutnya lo yang nentuin lo mau percaya atau ngga sama Nabila" ujar Ido menyarankan.

Terdengar helaan nafas berat Dalvin kemudian Ido melihat Dalvin mengangguk kecil.

"Bagus. Lo harus bisa ngurangin ego lo" ujar Ido.

"Hm" ujar Dalvin.

Dalvin menatap langit-langit kamar Ido. Tapi tak lama ponselnya bergetar pertanda pesan masuk. Dalvin segera merogoh dan membacanya.

Nabila : Vin temuin gue di kafe dekat komplek. Gue mau jelasin semuanya ke lo, gue mohon kali ini aja lo dateng. Gue tunggu.

Dalvin : Hm

Dalvin segera beranjak meninggalkan kamar Ido menuju kafe. Kali ini dia mengalahkan egonya.

Ditempat lain. Nabila terus tersenyum mendapatkan balasan singkat dari Dalvin namun memberikan efek luar biasa padanya.

Nabila segera bersiap-siap menuju kafe. Sampai disana Nabila celingukan mencari sosok Dalvin dan ternyata Dalvin sudah ada di kafe itu.
Nabila segera menghampirinya.

"Maaf gue telat" ujar Nabila kemudian duduk tepat dihadapan Dalvin.

"Gue seneng banget akhirnya lo mau dengerin penjelasan gue. Gu-" ucapannya dipotong oleh Dalvin.

"To the point" ujar Dalvin dingin dan Nabila mengangguk.

"Oke gue jelasin. Jadi gue pergi ke Amerika bukan tanpa alasan. Gue pergi kesana buat berobat Vin, dokter ngasih tau pengobatan itu ke ibu sampai akhirnya gue sama ibu dan kak Gen pergi kesana" jelas Nabila.

"Awalnya gue mau kasih tau lo dan yang lain, tapi gue takut repotin kalian dan gue juga takut pengobatan gue bakal gagal dan lo bakal malu punya pacar penyakitan kaya gue" jelasnya lagi.

"Sumpah gue gak ada niatan buat ninggalin lo Vin, sekarang gue kembali buat minta maaf ke lo. Apa lo mau maafin gue dan ulang semuanya dari awal ?" tanya Nabila.

Dalvin diam. Dia tak tau harus jawab apa. Dalam hatinya dia sangat ingin bersama Nabila kembali namun sangat sulit untuk mengatakannya.

"Vin" panggil Nabila lirih.

Dalvin menhela nafas panjang dan menatap Nabila intens.

"Gue-"

TBC'
Maaf kalau cerita ini makin absurd.
Beberapa part lagi bakal ending ya.

Selamat malam dan selamat membaca.

Realzv.

DALVIN & NABILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang