24. Nyaman

6.3K 301 9
                                    


Typo bertebaran.

"Gue harus mati" ujar Fitra yang akan melompat.

Namun sebelum dia melompat sepasang tangan memeluknya dari belakang untuk mencegahnya bunuh diri namun karena tidak seimbang mereka berdua jatuh kebelakang.

Fitra memejamkan matanya rapat-rapat, dia sudah terjatuh tapi tak merasakan apa-apa.

Apa gue udah di surga ? Kok jatuhnya gak sakit ya malahan empuk, jangan-jangan ini kasur dari surga. Batinnya heran.

"Ck merem aja terus sampe bang toyib ikut potong kurban" ujar seorang cowok.

Fitra membuka matanya dan matanya membulat sempurna melihar seseorang yang ada di depannya.

"Da-Dalvin" ujar Fitra.

"Bangun elah, lo pikir lo langsing apa, berat nih" ujar Dalvin ketus.

Fitra segera berdiri, dia mencebikkan bibirnya tidak terima dengan ucapan Dalvin.

"Gue langsing tau" ujar Fitra.

"Iya langsing kaya anak gajah" ujar Dalvin yang kini sudah berdiri dihadapan Fitra.

Fitra melotot.

"Anak gajah itu gendut tau, ishh gue langsing Dalvin" ujar Fitra sambil memukuli lengan Dalvin membuat Dalvin meringis.

"Iya bedug lo langsing kok" ujar Dalvin.

Fitra nyengir lebar menampilkan sederetan giginya. Dia menatap sungai yang mengalir dibawah jembatan, tatapannya begitu sendu.

"Kenapa lo halangin gue buat mati Vin, lo gak mau kehilangan gue ya" ujar Fitra.

"Ck. Gausah geer dulu lo, gue nolongin lo tadi karna gue liat lo mau bunuh diri, kalau gue gak liat lo mah bodo amat" ujar Dalvin.

"Ish lo mah" kesal Fitra.

"Bedug bunuh diri itu dosa loh, ya gue gak mau ketularan dosa gara-gara diem aja liat lo bunuh diri" ujar Dalvin.

"Yaudah sana lo pergi biar gak liat gue, gue mau bunuh diri lagi nih" ujar Fitra.

Dalvin hanya manggut-manggut, kemudian melenggang pergi meninggalkan Fitra yang cengo menatap Dalvin.

"Dalvin beneran mau gue mati ?" teriak Fitra.

"Mati aja sono gue gak peduli, kalau lo mati sekolah bakal tentram damai dan tenang" ujar Dalvin enteng.

Fitra melihat kebawah jembatan, aliran air sungai sangat deras.

"Ngeri juga ya kalau gue lompat kebawah, iya aja kalau cuma lecet, kalau tulang gue remuk gimana" gumam Fitra masih terus memandangi air sungai itu.

Fitra melihat kearah jalan, Dalvin sudah cukup jauh meninggalkannya, Fitra melihat-lihat sekitar, sepi dan sunyi membuat Fitra jadi merinding sendiri.

Fitra segera mengambil ancang-ancang kemudian berlari menyusul Dalvin.

"Dalvin" ujar Fitra yang ngos-ngosan.

Dalvin berhenti memandangi Fitra yang sedang mengatur nafasnya. Dalvin mengerutkan keningnya tak lama dia membelalakkan matanya dan mundur dua langkah membuat Fitra bingung.

"Lo kenapa ?" tanya Fitra mendekati Dalvin namun Dalvin malah semakin mundur.

"Lo kalau mau gentayangan jangan ke gue, gue anak baik-baik kok" ujar Dalvin.

Fitra bingung dengan ucapan Dalvin.

"Maksud lo apa ?" tanya Fitra.

"Aduhh ampun bedug, jangan gentayangin gue tadi gue cuma becanda suer dehh" ujar Dalvin.

DALVIN & NABILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang