25. Sadar

4.4K 242 6
                                    

Happy Reading.
Typo merajalela.

Dalvin dan Fitra duduk disofa rumah sakit. Mereka berdua sedang menjaga Firda yang belum sadarkan diri.

Fitra memerhatikan Firda yang menutup rapat matanya, pandangan Fitra beralih pada jari tangan Firda yang bergerak-gerak disusul dengan Firda mengerjapkan matanya.

"Dalvin Firda sadar" ujar Fitra kepada Dalvin yang tengah sibuk dengan ponselnya.

Dalvin langsung menoleh kearah Fitra kemudian berganti menoleh kearah Firda. Ternyata benar, Firda sudah membuka matanya.

Dalvin dan Fitra segera menghampiri brankar Firda.

"Akhirnya lo sadar juga" ujar Dalvin dengan senyum lega.

Firda memandang datar kearah Dalvin, sejenak bayangan dimana Dalvin memutuskannya dan meninggalkannya teputar kembali diotaknya membuat Firda merasakan sakit yang luar biasa pada kepalanya.

"Lo istirahat aja Fir, gue tau lo pasti kecewa banget sama Dalvin" ujar Fitra mengusap lembut punggung tangan Firda.

Firda mengangguk dan kembali istirahat.

"Tunggu waktu yang tepat dulu Vin buat bilang semuanya ke Firda, sekarang dia butuh istirahat" ujar Fitra sambil menarik selimut untuk menutupi badan Firda.

"Iya bedug" ujar Dalvin.

Fitra mendengus kemudian dia beranjak pergi ke luar namun tangannya di cekal oleh Dalvin.

"Lo mau kemana ?" tanya Dalvin.

"Gue mau jenguk kak Gen dulu Vin, gue kangen sama dia" ujar Fitra menunduk.

Memang Fitra sangat rindu dengan sosok Genta.

"Yaudah, tapi lo jangan maksain ya kalau Nabila gak izinin lo buat jenguk Genta" ujar Dalvin yang dibalas anggukan oleh Fitra.

Setelahnya Fitra keluar dari ruangan itu menuju ruangan dimana Genta dirawat, Fitra melihat Nabila sedang duduk didepan ruangan dengan pandangan lurus kedepan, tatapannya kosong.

Fitra menggigit bibir bawahnya mendekati Nabila, dia sangat takut Nabila akan kembali mengusirnya.

"Nab" panggil Fitra.

Nabila diam, masih dengan posisi yang sama seperti tadi.

"Nabila" panggil Fitra lagi.

Nabila mendongak menatap datar kearah Fitra.

"Ngapain lo kesini lagi ?" tanya Nabila dingin.

"Gu-gue mau jenguk kak Gen" ujar Fitra sambil menunduk.

"Gue udah bilang sama lo, jangan pernah temuin kak Gen lagi" ujar Nabila dengan nada yang agak meninggi.

"Tapi Nab, gue mohon kali ini aja, gu-gue kangen sama kak Gen" ujar Fitra lirih.

"Gue tetep gak izinin lo jenguk kak Gen" ujar Nabila.

"Nab gue mohon kali ini aja, gue gak akan lama kok" mohon Fitra.

Fitra menangis sambil tertunduk, dia sangat ingin bertemu dengan Genta.

"5 menit" ujar Nabila menghela nafas pasrah.

Mata Fitra berbinar, rasa rindunga akan sedikit terobati. Fitra langsung memasuki ruangan Genta dan duduk disamping berankarnya.

"Kak Gen kapan bangun ? Kak Gen katanya mau ajak gue ke suatu tempat, ayo kak bangun" lirih Fitra sambil menggenggam tangan Genta.

Fita terus menangis disamping Genta yang sedang tertidur.

"Kak Gen, gue sayang sama lo" ujar Fitra pelan.

Hening. Genta tetap tidak menjawab beberapa pertanyaan dari Fitra.

Tiiiiiiit.

Suara EKG alat pendeteksi jantung menggema diruangan rumah sakit itu. Fitra panik bukan main, terlihatlah di garis lurus dimonitor EKG tersebut.

Tubuh Fitra melemas seketika, kepalanya menggeleng kuat, ini tidak mungkin.

Fitra langsung memeluk tubuh Genta yang memucat. Tangis Fitra pecah begitu saja.

"Kak Gen bangun, gue mohon jangan tinggalin gue" tangis Fitra.

"Kak lo udah janji sama gue bakal bawa gue ke suatu tempat yang indah, gue mohon lo bangun kak" isak Fitra semakin keras.

"Kak gue mohon bangun, buka mata lo kak, lo bilang lo sayang sama gue, tapi apa ? Lo malah pergi ninggalin gue" isak Fitra lagi.

"Kalau lo sayang sama gue, gue mohon lo bangun" lirih Fitra.

Deg.

Suara EKG itu kembali terdengar dengan nada seperti biasa, Fitra melihat detak jantung Genta kembali normal.

Fitra tersenyum lega dan memeluk kembali Genta.

"Gue yakin lo pasti kuat kak, lo sayang sama gue" ujar Fitra.

Tak lama dokterpun datang bersama beberapa perawat untuk memeriksa keadaan Genta.

"Sungguh keajaiban, saudara Genta memang anak yang kuat, dia mampu melewati masa kritisnya, sekarang keadaan pasien normal" ujar sang Dokter.

"Kaka saya gak apa-apa kan dok ?" tanya Nabila khawatir.

"Seperti yang saya katakan tadi, kondisi saudara Genta saat ini sudah membaik, tak lama lagi dia akan sadar" ujar Dokter.

Nabila tersenyum lega mendengarnya, Nabila segera menghampiri Genta dan memeluknya.

"Kak Gen hebat, kaka bisa lewati masa kritisnya, Nabila bangga sama kaka" ujar Nabila.

Fitrapun ikut tersenyum lega. Dia sangat senang mendengar Genta baik-baik saja.

Gue berharap Nabila bisa maafin gue. Batin Fitra.

Gue akan berusaha buat lupain masalah yang lalu, dan berusaha maafin lo sama Dalvin meskipun gue kecewa banget, tapi gue akan berusaha. Batin Nabila.

TBC'.
Sedikit ya ?.
Gaapa lahh yang penting udah up.

Selamat malam guys.
Salam manis dari Author yang lebih manis *eak, canda ko.

Realzv.

DALVIN & NABILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang