9.Dia datang lagi

6.8K 376 17
                                    

Happy Reading

Dalvin berjalan dengan santai di koridor sekolah yang sepi menuju aula. Dalvin tidak pulang karena akan ada kumpulan ketua kelas dengan sekertaris kelas.

Dalvin memasuki aula yang sudah ramai karena beberapa perwakilan kelas sudah berkumpul. Terlihat Firda yang memasang wajah kesal kearah Dalvin.

"Lo kemana aja sih, daritadi gue tungguin juga" kesal Firda.

Dalvin tersenyum gemas melihat wajah kesal Firda.

"Gue abis ke toilet Fir, lagian juga gue gak telat kan" ujar Dalvin.

Firda membuang nafas beratnya, dia tak mau lagi berdebat dengan Dalvin karena tidak akan ada habisnya.

Bu Ratnapun memasuki aula dan mulai membuka suaranya.

"Selamat sore, maaf sebelumnya ibu mengganggu waktu pulang kalian, ibu disini akan memberitahukan bahwa minggu depan sekolah kita akan mengadakan camping selama 3 hari" ujar bu Ratna.

Riuh tepuk tangan dari para penghuni aula bergema begitu juga dengan Firda, dia sangat senang dengan acara perkemahan. Namun pria yang disampingnya terus memperhatikan Firda tanpa mendengarkan apa yang bu Ratna katakan.

Melihat Firda yang tersenyum bahagia membuat Dalvin ikut tersenyum senang.

Senyum lo itu bikin gue tenang banget Fir. Batin Dalvin.

Firda yang merasa diperhatikan menolehkan kepalanya kearah Dalvin yang sedanh tersenyum manis kearahnya.

Firda terpesona seketika melihat wajah Dalvin yang sempurna dengan kulit putih, hidung mancung, rahang yang kokoh, mata indah meneduhkan, alis tebal dan bibir pink yang agak tipis.

Sejenak mereka bertatapan saling memuji dalam diam. Hingga akhirnya Firda yang terlebih dahulu memutuskan kontak matanya dengan Dalvin.

Firda tertunduk malu dengan wajah merahnya.

"Fir" ujar Dalvin.

Merasa dipanggil Firda mendongakkan kepalanya menatapa Dalvin. Dalvin mendekatkan wajahnya kearah Firda hingga deru nafasnya terdengar jelas ditelinga Firda. Degub jantung Firda berpacu dengan cepat dia hanya bisa memejamkan matanya saja.

"Tadi bu Ratna ngomong apa ?" bisik Dalvin.

Firda langsung membuka matanya dan meninju pelan lengan Dalvin.

"Kenapa ?" tanya Dalvin.

"Kalau mau nanya biasa aja gausah deket-deket kaya tadi" ujar Firda.

Dalvin tersenyum jahil.

"Lo mikir gue bakal macem-macem sama lo ya ?" goda Dalvin.

Wajah Firda bersemu merah mendengar ucapan Dalvin.

"Eng-enggak kok ngapain juga gue mikir macem-macem" ujar Firda sambil mengalihkan pandangannya kearah lain.

"Gue emang nakal Fir, tapi senakal-nakalnya gue, gue gak akan berani buat macem-macem sama cewek, prinsip gue itu sayang untuk menjaga bukan sayang untuk merusak" ujar Dalvin serius.

Dalvin meraih tangan Firda dan menggenggamnya dengan erat.

"Fir gue mau jujur sama lo" ujar Dalvin menatap Firda serius.

Firda hanya diam menunggu Dalvin meneruskan ucapannya.

"Sebenernya gue cin-" ucapan Dalvin terpotong karna teriakan dari bu Desi. Teriakan itu terdengar angker ditelinga Dalvin.

"Dalvin ini bukan waktunya buat pacaran" teriak bu Ratna.

Firda segera melepaskan tangannya dari genggaman Dalvin dan menunduk malu karena saat ini dirinya dan Dalvin menjadi pusat perhatian seluruh penghuni aula.

DALVIN & NABILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang