P R O L O G

43.3K 2.7K 77
                                    

"Sepertinya, aku cinta sama Mas."

Dua mata yang Khumaira tatap takut-takut, mendadak terbeliak. Merambatkan sinyal-sinyal bahaya yang bergerak lambat menuju jantung. Entah pesan seperti apa yang tersirat dalam tatapan mata hitam pekat itu, yang pasti sekarang hati Maira—Khumaira—seolah mengalami patahan hebat. Ia bisa menerjemahkan sekarang. Matanya sontal memejam, tak lagi sanggup membalas pandangan hangat nan riang yang terlalu lama ia rindukan dalam sunyi.

"Kita kakak adek, Maira."

Pria itu mencoba mengingatkanku soal status, Maira pun tak menyangkal. Dia kakak dari Maira, sungguh. Mereka memiliki Bunda dan Ayah yang sama. Pria ini memiliki seorang adik perempuan yang otomatis adalah kakak perempuan Maira. Keduanya tinggal di rumah yang sama. Di lantai yang sama. Dia benar Kakak dari Maira. Dan Ya. Baru kali ini Maira ingin meneriaki takdir yang dengan sengaja menghadirkanku di tengah keluarga ini.

"Dek, jangan ya? Perasaanmu itu salah."

Kini, dia sedang melarang Maira untuk jatuh cinta? Hei, itu menyalahi aturan. Apa dia lupa bahwa Tuhanlah yang paling mampu menguasai hati? Apalah daya Maira. Hanya manusia lemah dengan hati yang digerakkan serupa air yang mengikuti lekukan sungai. Jika sekarang Maira dibiarkan jatuh cinta pada kakaknya sendiri, jangan coba menyalahkannya atau hati yang tak tahu menahu. Sungguh, Maira tidak berniat mencintainya.

"Hatiku yang punya aku kan, Mas?"

"Dek..."

"Tidak peduli bahwa perasaanku salah. Tidak peduli bahwa kita adalah kakak adek. Tapi aku yakin ini cinta, Mas."

"Maira, berhenti !!!"

Sekarang, bahkan dia berani membentak. Kristal bening mengintip di ujung kelopak mata. Rasanya sakit. Bukan hatinya saja yang hancur. Hubungan kakak beradik keduanya juga seperti tersekat oleh jurang sungkan sejak saat itu.

ââââ

Cinta berselimut TabuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang