PART 44

3.2K 107 6
                                    

Langit malam tampak muram. Tak ada bulan, tak ada bintang. Mira dan Sisi menikmati semilir angin di teras depan kosnya.

"Kayaknya mau hujan deh Mir" Sisi mendongkak kan kepalanya.

"Kayaknya sih iya"

"Hujan sih gpp. Asal jangan ada petir terus mati lampu" Sisi bergedik ngeri.

"Apa gunanya lilin? Tinggal nyalain terus tidur kan bisa" sahut Mira tanpa menoleh ke sahabat nya itu.

"Kan gue takut" rengek Sisi. Mira hanya memutar bola matanya dan beranjak masuk.

"Mira lo mau tidur? Kan besok hari minggu. Duduk sini aja bentar deh, gue pengen curhat-curhatan sama lo" Sisi menarik lengan Mira.

"Ini udah hampir jam 10 malem Si. Gue cape banget gara-gara tugas kampus numpuk. Besok deh kita curhat-curhatan lagi" Mira menoleh sekilas berlalu masuk. Sisi mengerucutkan bibirnya.

"Kenapa sih hari ini temen-temen gue pada nyebelin!! Tadi di kampus Beby sama Randy ninggalin gue sendirian. Terus Tiara juga gamau nemenin gue ke kantin. Reno? Kak Al? Entahlah mereka sibuk sendiri juga. Yang paling parah Ali. Seminggu terakhir ini dia jarang banget ngobrol sama gue, bahkan nyapa aja enggak. Terus sekarang Mira, tumben banget dia ngga mau denger gue curhat!!" Sisi mengomel dengan dirinya sendiri.

"Ck! Kenapa gue ngerasa dikucilkan sama mereka? Emang salah gue apa coba?" Sisi berdecak kesal dan beranjak masuk ke kamarnya.

Pukul 10:30 malam Sisi hanya berguling ke kanan dan ke kiri. Matanya tertutup karena dia berpikir bahwa dia akan cepat tertidur dengan cara itu. Namun nihil. Sisi tetap tidak bisa tidur.

"Ck! Kenapa gue susah tidur" Sisi membuka matanya dan menatap langit-langit kamarnya. Tiba-tiba lampu dikamar Sisi mati.

"Aaaaahhh MIRAAA!!" Sisi menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

"Hp? Hp gue mana?" Sisi meraba-raba. Namun Sisi tidak menemukan ponsel nya.

"Sial. Hp gue mana? Miraa gue takut" suara Sisi mulai bergetar.

"Yes!! Senter" Sisi segera menyalakan senter yang ia temukan. Dan segera menuju ke kamar Mira.

Ceklek

"Miraaa!! Bangun!! Lampu mati nih. Dimana lo taruh lilin nya? Gue tidur sama lo ya" Sisi menggoyangkan tubuh Mira. Tidak ada reaksi dari Mira.

"Mir!! Lo tidur apa mampus sih? Bangun!!" Sisi menarik selimut bulu berwarna biru itu dan mengarahkan senter kesana. Mata Sisi membelak sempurna.

"Guling? Miranya mana?" Sisi menoleh ke kanan dan ke kiri.

"Mira!! Ngga lucu ya!!" Sisi merasa Mira sedang menakuti dirinya. Sisi beranjak mencari Mira. Mulai dari kamar mandi sampai ruang tamu. Ia tetap tidak menemukan Mira.

Gubrak

"Siapa itu? Miraaa!!" Sisi tersentak hingga senter yang dibawa nya jatuh dan mati. Sisi semakin bergetar. Dia benci keadaan ini. Gelap dan sepi.

"Siapa lo? Jangan deket-deket gue!!" Sisi melangkah mundur karena dia merasa bahwa ada seseorang sedang berdiri di hadapan nya. Saat Sisi melangkah mundur, ada sesuatu yang ia tabrak. Seseorang bertubuh tegap. Siapa? Sisi pun tidak mengerti.

"Miraaa to-- mmmppp!!!" mulut Sisi di bungkam oleh seseorang bertubuh tegap tadi. Pandangan Sisi mulai kabur dan semakin gelap. Sisi pingsan.

Sepersekian detik Sisi tampak sadar. Ia menerjapkan matanya. Matanya menyapu ke seluruh ruangan yang lumayan luas. Seperti kamar.

"Tapi tunggu. Ini kamar siapa?" Sisi beranjak bangun. Ia berjalan gontai ke arah pintu, namun langkah nya terhenti ketika ia melihat pantulan dirinya dari cermin.

Aku, Kamu dan Kakak ku - [END] ✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang