PART 5

1.9K 104 0
                                    

[REVISI.20/09/2017]

Ali memasuki lorong rumah sakit mencari-cari dimana keberadaan kakaknya.

Apa yang terjadi sebenarnya??

Langkahnya terhenti saat ia melihat tulisan ICU dan melihat kakaknya disana, Al sedang berdiri dengan seorang gadis. Gadis itu tidak asing menurutnya.

"Kak, apa yang terjadi sih? Kenapa lo sampe ke Rumah Sakit?? Lo gpp kan?" Ali sambil memegang bahu Al. Al hanya menggeleng samar.

Sisi terkejut melihat Ali ada disini. Dan apa tadi? Ali memanggil pira itu dengan sebutan kakak??

Mereka adik-kakak?

"Ali?"

"Sisi?? Lo kok disini? Kenapa lo nangis? Dan kenapa lo bisa barengan sama kakak gue?"

Sisi bungkam. Ia bingung harus menjelaskan apa pada Ali.

Sisi menatap wajah Ali dengan tatapan Gara-gara kakak Lo, Mira ada di dalem Li!!

Ali bingung. Dia tidak ahli membaca pikiran seseorang.

"Hey kenapa lo malah kenceng nangis nya?? Di mana Mira? Lo nggak sama Mira ke sininya? Biasanya kan lo sama Mira terus?" Ali mencengkram kedua bahu Sisi dan menggoyangkan tubuhnya.

Semakin banyak pertanyaan Ali semakin membuat Sisi terisak. Pelukan Sisi berhamburan. Air mata nya membasahi kaos yang dipakai oleh Ali.

Perasaan Ali semakin kacau, pikirannya langsung menuju pada satu nama, Mira.

Apa mungkin Mira yg ada di ruang ICU?

"Lo tenang dulu Si!! sebenarnya ini ada apa?? Cerita sama gue!!" Ali menatap dengan tatapan sendu nya. Ia mendudukkan Sisi ke tempat duduk.

At least, Sisi menceritakan kronologi kejadian yang terjadi pada Mira.

Al yang menyaksikan itu hanya ikut menyimak. Dunia sangatlah sempit. Bahkan dia tidak menyangka bahwa Ali adalah sahabat Mira dan Sisi.

"Maafin gue Li!! ini salah gue. Gara-gara kecerobohan gue, Mira jadi--"

Plakkkkk!

Al meringis kesakitan. Ia memegang bekas tamparan yang di hadiahi Ali barusan.

"Kenapa Lo bisa seceroboh itu Haa?!!" Ali mencekik kerah baju milik Al. Al bungkam, tidak ada perlawanan darinya karena dia memang ada diposisi yang salah.

"Bangsat!!"

Ali mengumpat. Ia ingin melayangkan tinjunya, namun Sisi mencegah nya.

"Aliii STOP!! Lo apa-apaan sih!! Ini rumah sakit!! Dan Mira lagi terbaring lemah disana!! Tapi Lo malah kaya gini sama kakak lo!! Dia udah mau tanggung jawab atas kesalahan dia!! Lo jangan main hakim sendiri dong!"

Tangan Ali mengepal, ia memukuli tembok rumah sakit untuk melampiaskan amarahnya sampai buku-buku jarinya membiru. Tubuhnya lemas dan merosot ke bawah.

Seorang Aliando menangis.

"Gue tau lo khawatir sama Mira, kita berdua disini juga khawatir sama dia Li!! Kakak lo juga ngga sepenuhnya salah kok, mobil sialan itu yang ugal-ugalan dijalan tadi. Bahkan dia langsung lari udah tau mau nabrak orang" Sisi mengelus punggung Ali.

Lagi-lagi perasaan bersalah dalam diri Al menyeruak lagi. Karena dari kecerobahannya, Mira jadi kena imbasnya.

Al melihat Dokter yang keluar dari ruangan Mira. Ia segera bangkit dan menghampiri sang Dokter.

"Dok. Apa kita boleh jenguk Mira?"

"Boleh, tapi harus satu persatu. Karena pasien masih butuh keadaan yang tenang" tukas Dokter.

"Baik, terimakasih Dok" setelah menganggukkan kepalanya, sang Dokter pergi berlalu.

"Dia udah boleh di jenguk tapi satu persatu" ucap Al.

Ali dan Sisi sibuk menghapus sisa air matanya.

"Lo masuk aja dulu Li"

Tanpa menjawab ucapan Sisi, Ali langsung bersemangat pergi memasuki ruangan Mira.

Ceklek

Ali duduk disebelah brankar tempat Mira terbaring.

"Hey cewek jutek!! Kenapa Lo sok jadi pahlawan sih?! Udah tau lemah, masih aja nolongin orang" cerca Ali dengan suara paraunya.

Tidak ada suara lain selain suara pendeteksi jantung dan suara parau milik Ali. Ia terus mengajak bicara Mira dengan harapan agar Mira cepat sadar. Namun untuk saat ini, belum ada respon apapun dari Mira.

***

Di luar ruangan, Al dan Sisi berbincang panjang lebar. Mereka berkenalan satu sama lain karna sejak tadi mereka belum sempat berkenalan.

Sisi juga menceritakan bagaimana kehidupannya dengan Mira. Ia juga menceritakan tentang persahabatan nya dengan Ali.

Begitu juga dengan Al, ia menceritakan pada Sisi bahwa dia dan Ali memang saudara kandung.

"Lo gausah terlalu nyalahin diri sendiri lagi ya!! Maafin gue udah bentak-bentak Lo tadi. Gue tadi bener-bener khawatir sama Mira, karena dia orang yang ada di hidup gue satu-satunya. Gue gamau kehilangan dia" tutur Sisi.

"Iya gapapa, gue ngerti kok. Yang gue ngga ngerti, kenapa Ali semarah itu ke gue?? Bahkan dia sampe mukul gue kan tadi?? Jujur, baru kali ini dia kasar sama gue. Apalagi sampai main tangan" ucap Al.
"Mereka pacaran?" lanjutnya.

Sisi menggelengkan kepalanya cepat.

"Mereka ngga pacaran kok. Hubungan Mira ke Ali sama kok kayak hubungan gue sama Ali. Kita semua sahabatan"

Al hanya membulatkan mulutnya membentuk huruf O. Tapi ada yang ganjal dilikiran Al sekarang.

"Apa Ali cinta sama Mira?" entah kenapa Al berani menanyakan ini pada Sisi.

"Kalo masalah itu, Lo bisa tanya sendiri sama Ali"  Sisi tersenyum getir.

"Are you oke? Gue salah ngomong ya?" ucapan Al hanya dijawab dengan gelengan kepala oleh Sisi.

Al ingat kalau ada persepsi bahwa 'Tidak ada yang murni dalam persahabatan antara laki-laki dan perempuan, karena disana pasti ada unsur CINTA'

***

TBC.

Part ter-pendek hiks.. just 800 words!

By : one_andaresta

Aku, Kamu dan Kakak ku - [END] ✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang