PART 27

1.6K 90 0
                                    

[REVISI.05-12-2017]

Ali berjalan gontai menuju kamar Sisi. Tanpa Ali sadari, Randy tengah mengikutinya sejak tadi. Randy mempercepat langkahnya dan segera menghampiri Ali.

"Li tunggu!!" Randy menepuk bahunya dari belakang.

"Hmm" Ali hanya bergumam. Ia berhenti tepat dihadapan Randy. Tidak ada tatapan jahil dari seorang Ali, yang terlihat hanya tatapan mata yang sayu dan penuh luka didalamnya.

"Sampe kapan Lo kaya gini terus Li?"

"Maksud lo apaan Ren?" Ali pura-pura tidak mengetahui topik pembicaraan Randy. Padahal ia tau betul apa yang akan dibicarakan oleh sahabatnya ini.

"Ikut gue bentar!!" buru-buru Randy menarik tangan Ali. Karena dia merasa tidak nyaman jika harus membicarakan masalah itu ditempat umum seperti saat ini.

Mereka telah berdiri di sebuah taman yang terletak di samping Rumah Sakit.

"Lo mau ngomongin apasih sebenernya?" tanya Ali. Sorotan matanya masih tetap seperti tadi.

"Udahlah gausah belaga bego Li!! Gausah muter-muter pake nanya segala, karena gue yakin Lo tau kemana topik pembicaraan gue sekarang" Randy menghembuskan nafas dengan kasar.

"Oke.. Disini gue tau seberapa besar rasa cinta lo ke Mira. Tapi Mira cuma cinta sama kakak lo sendiri Li!! Mau sampe kapan lo nyakitin hati lo sendiri?! Dan mau sampe kapan lo jadi penghalang buat mereka?! Mereka itu saling cinta Li!!! Harusnya Lo bisa ngerti?!" ucapan Randy benar-benar menusuk hati Ali. Namun Ali tidak tersinggung sama sekali, karena ada benarnya juga perkataan Randy barusan.

Sampai kapan gue harus bertahan sama perasaan gue yang egois ini??

"Lo juga tau kan kalo ada orang lain yang cinta sama Lo sampe dia rela sakit demi lihat cinta Lo ke Mira!! Harusanya Lo juga mikir itu mulai sekarang Li" sambung Randy. Ali tau siapa yang dimaksud Randy.

Sisi.

Ali dibuat bungkam oleh perkataan Randy. Bukan berarti Randy jahat karena sudah mengatakan demikian. Justru Randy ingin membantu Ali agar tidak lagi terpuruk dalam sebuah keegoisan.

Ali sibuk dengan pikirannya sendiri. Kepalanya mendongak keatas sembari memandang jutaan cahaya ciptaan Tuhan yang ada di langit.

"Gue lagi ngobrol sama lo Li" Randy memecah lamunan Ali.

"Eum.. iya gue denger kok" sahut Ali santai.
"Terus gue harus gimana sekarang Ren?" lanjutnya.

"Lo harus bisa ikhlas lihat Mira sama Al bersatu!! Dan Lo juga harus bisa buka hati Lo buat Sisi!!" sahut Randy mantap.
"Gue tau ini berat buat Lo, tapi ini demi kebaikan semuanya Li" lanjutnya seraya menepuk bahu Ali.

Hati Ali hancur berkeping-keping. Lenyap sudah semua harapan dan mumpinya untuk bersatu dengan Mira. Dengan berat hati dia mengumpulkan semua kepingan itu lagi dan berusaha tetap tegar.

Gue akan berusaha demi Lo--Mir. Demi kebahagiaan Lo!!

Memang, merelakan sesuatu yang ingin kita miliki dengan lapang dada adalah sebuah kalimat bulshit. Bohong jika dengan mudahnya seseorang akan melakukan itu.

***

Reno menuju kamar Sisi untuk menemui dan mengajak Randy pulang.

Ceklek

"Loh kok Randy sama Ali ilang sih?" gumam Reno seraya mencari keberadaan Randy dan Ali di setiap sudut ruangan Sisi, namun nihil. Mereka tidak ada di sana.

Aku, Kamu dan Kakak ku - [END] ✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang