Twenty Two : Putus

2.6K 174 70
                                    

___o0o___

«Salma's PoV»

"Emangnya si bocin kemana Sal?" tanya kak Cameron saat gue udah turun dari motornya.

Gue mengernyitkan dahi gue bingung. "Hah bocin?"

"Eh maksudnya si Calum bocah cina," jawab kak Cameron sambil terkekeh pelan.

Haha lucu juga ye kak Cameron.

Bocin, bocah cina.

Gue mengedikkan bahu gue. "Gak tau deh, tiba-tiba aja dia ninggalin gak tau kemana, padahal dia udah janji mau nemenin ke toko buku," jawab gue.

Kak Cameron mengangguk-anggukkan kepalanya. "Terus sekarang gak jadi ke toko buku?" tanyanya.

Gue terkekeh sarkas. "Ya engga lah," jawab gue sambil tersenyum tipis.

"Sama gue aja yuk."

"Nyari buku apa Sal?" tanya kak Cameron dari belakang gue.

"Novel kak," jawab gue.

Gue menyusuri toko buku ini untuk mencari buku novel yang gue incer udah dari lama. Gue baru bisa beli sekarang karena uangnya baru ada hueheheh.

Girl In Pieces, buku itu bener-bener keren dah, pokonya yang gue baca dari sinopsisnya sih tu buku nyeritain tentang cewe yang selalu di bully gitu.

"Kak jangan bosen ya, soalnya saya kalo di toko buku pasti lama," ucap gue sambil terkekeh pelan.

"Iya, apasih yang engga buat lo Sal?" gumam kak Cameron yang masih bisa gue dengar.

Duh kak Cameron sa ae deh.

Setelah menemukan buku yang gue cari, akhirnya gue bisa menemukan buku itu. Dan ternyata kak Cameron juga lagi nyari buka guys, katanya sih nyari buku Assassin's Creed, dia doyannya baca buku yang adventure gitu. Katanya kalo romance itu megelin doang, karena akhir-akhirnya suka bikin nangis.

Bener sih.

"Ngapain baca romance kalo itu cuma bikin lo nangis? Udah doi gak peka, eh malah nangis-nangisan gegara baca novel." Begitulah kata kak Cameron.

"Kak saya udah nih, kaka udah?" tanya gue pada kak Cameron yang tengah melihat-lihat majalah.

"Udah." jawab kak Cameron singkat, padat dan jelas.

Gue hanya mengedikkan bahu gue dan beranjak menuju kasir, namun dirinya berhenti tiba-tiba ketika ia melihat sosok familiar yang tengah berdiri di depan kasir bersama seseorang yang ia benci akhir-akhir ini.

"Sal- Duh lo kenapa berh-"

Gue membalikkan tubuh gue kembali menuju rak novel dan menahan tangisan gue. Namun tiba-tiba aja gue ngerasa seseorang menggenggam tangan gue dengan lembut dan berkata. "Gapapa Sal, kan ada gue," ujar kak Cameron sambil tersenyum.

"Cam, abis ini kita kemana ya?" tanya gue.

"Kita ke cafe deket sini aja, kamu belum makan kan? Ntar sakit lagi kalo belum makan, jadi kamu harus makan tepat waktu ya!" jawab kak Cameron yang kemudian mengacak-acak rambut gue pelan.

"Mba kita dulu ya, soalnya kasian pacar saya belum makan," ucap kak Cameron pada si mba-mba kasir. Dan hebatnya, si mba-mba kasir nurut sambil senyum-senyum gitu.

Kakak Kelas • Hood ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang