"Sedang apa kau disini?" tanyanya,
"A-aku... Aku--" ah,sial! Apa yang harus aku jawab?! Kepalaku menoleh kesana kemari, mencari objek sebagai alasan.
"Hai, Jira!" aku menoleh kebelakang, mendapati jimin tengah berlari kecil kearahku.
Aku tersenyum kearahnya. Sekarang aku punya alasan kenapa aku ada disini.
"Ayo kita pul--" suaranya menghilang setelah berada disebelahku dan melihat dua orang yang sekarang ada di hadapan kami, "choi soo ra?" lanjutnya.Keningku mengerut. Apa dia mengnal gadis itu? Dan siapa namanya, Choi Soo Ra?!
Aku menoleh kearah gadis itu sekilas dan kembali menatap jimin yang berada disebelahku, "kau mengenalnya?"
"A-aku.. Mmm.. Sepertinya kita harus pulang, sayang." ucap jimin sambil menggenggam tanganku dan menarikku menjauh dari mereka. Aku mengeryitkan alisku, bingung. Apa tadi dia tidak salah ngomong? Atau aku yang salah dengar?
Aku menoleh, melihat kembali dua orang tadi -Taehyung dan gadis yang tadi aku lihat dari taman- mereka sama-sama memancarkan ekspresi yang sama sepertiku, bingung.
"Hei, lepaskan tanganku!" aku menarik tanganku darinya saat kami sampai ditempat parkir, "kenapa kau membawaku pergi?"
"Bukan apa apa. Ayo cepat masuk." perintahya,
"Apa kau tau? Lelaki tadi adalah mantanku! Dan kau membuat kesempatanku untuk bertemu dengannya hilang!" aku sedikit berteriak sambil menunjukan jariku kesembarang arah, seolah olah ada taehyung disana.
"Dia sudah memiliki kekasih, jira." jimin membalikan badan kearahku, suaranya melembut.
"Dan aku tidak peduli!! Aku masih punya urusan dengannya!!" bentakku,
"Urusan apa,ha?! Kalian sudah selesai, Jira! Kalian.sudah.selesai !! dan kalian tidak punya urusan apa apa lagi!!" jimin menaikan suaranya sambil me-melototiku. Aku menunduk takut.
"Terserah kau mau ikut bersamaku atau tetap disini dan menyaksikan kemesraan mereka." jimin memutar tubuhnya dan masuk ke mobil terlebih dahulu.
Apa yang dikatakan jimin adalah benar. Aku tidak memiliki urusan apa apa lagi dengan Taehyung. Satu satunya pertanyaan yang ingin ku tanyakan dengan Taehyung adalah siapa gadis itu? Walaupun aku tau kalau gadis itu adalah kekasihnya. Memutar tumit ku dan aku bergegas masuk kedalam mobil jimin, tidak ada pilihan lain.
Tidak tau Jimin akan membawaku kemana yang jelas bukan kearah apartemennya ataupun apartemenku. Lagi pula jika dia ingin mengantarku pulang, dia pasti akan bertanya dimana apartemenku tapi kenyataannya selama perjalanan ini jimin sama sekali tidak berbicara, tidak menoleh ataupun melirik kearahku, jimin benar benar fokus mengemudi. Berbeda denganku, aku berkali kali menoleh kearahnya, berharap jika dia menoleh kearah ku juga. Sebenarnya ada perasaan tidak enak dengan jimin, dia sudah menolongku banyak tapi tadi aku berteriak didepannya seperti gadis tolol.
Memalingkan wajahku kearah jendela. Aku menarik nafas dalam dalam sebelum menghembuskannya secara perlahan. Memberanikan diri untuk berbicara dengan jimin,
"jimin-ah"
Jimin tidak merespon apapun, seolah olah tidak mendengar apapun,
KAMU SEDANG MEMBACA
CHANGED
FanfictionBahwa kenyataannya yang paling pahit adalah aku tetap sendiri. Tetap berdiri sendiri. Bernafas sendiri.