Chapter 9

24 11 4
                                    

"Ra! Bangun!"

"Bangun,Ra!"

"Ra! Bisa kau keluar sekarang?"

"Ra.."

Sial! Siapa yang berani mengganggu mimpi indahku, hah?! Tidak tau kah kalau aku baru bisa tidur subuh tadi?

Diapartemen ini hanya ada aku dan mayat hidup itu. Tidak salah lagi, dia lah pengganggu-nya.

Aku beranjak dari tempat tidur. Dengan rambut yang berantakan dan muka bantal khas orang baru bangun. Masa bodoh dia akan jijik melihatku seperti ini atau tidak.

"Apa?" tanyaku, tepat saat pintu terbuka, dia lah pemandangan pertama yang aku lihat. Dengan wajah datarnya.

"Buatkan aku sarapan. Setelah itu aku pulang."

Megernyitkan alisku, bingung. Dia bilang apa?

"Kau menyuruhku?"

"Ya. Aku menyuruhmu."

"Aku tidak mau. Aku masih ngantuk. Lagi pula kau bisa membuat sarapan sendiri. Kau tau dimana letak dapurnya kan? Selamat malam." kemudian aku bergerak untuk menutup pintu. Namun dengan cepat dia menahannya,

"Buatkan aku sarapan atau.." suaranya menghilang bersamaan dengan seringai licik yang muncul diwajahnya.

"Kau yang jadi sarapan ku." lanjutnya.

Memutar bola mata darinya. Ck. Aku benci orang ini.

Aku tidak tau maksudnya, tapi menurutku itu bukanlah pertanda baik. Aku berdecak kesal kemudian mengeluarkan diri dari dalam kamar dan membanting pintunya. Persetan dengan mayat ini.

Berjalan melewatinya, aku langsung menuju dapur. Mengeluarkan semua bahan makanan yang dibutuhkan dan memasak dengan cepat. Aku masak sup ayam kali ini. Tidak tau bagaimana rasanya nanti. Karna aku masak dengan suasana hati yang sangat..-- maksudku amat sangat kesal. Bayangkan saja, semalam dia memaksa ingin tidur dikamar bermasaku dengan alasan tidak bisa tidur jika bukan dikasur. Tidak tau itu pegaruh wine yang dia minum atau bukan yang jelas itu membutku kesal. Sangat kesal. Dan juga jijik. Tapi aku berhasil membuatnya mau tidur diluar, yaitu dengan cara menyanyikan nyanyian tidur untuknya sampai dia tertidur. Aneh bukan?

Tapi itu tidak bertahan lama. Baru saja aku beranjak naik ke kasur dan memejamkan mata dia sudah teriak teriak lagi ditambah suara pukulan pukulan bantal yang dihantamkan ke sofa yang memekkan telingaku.

Astaga,

apa kalian tau?

Dia terbangun hanya karna digigit seekor nyamuk! Biar ku ulangi, dia bangun karna digigit seekor nyamuk! Tuhan.. Andaikan membunuh orang adalah hal yang legal mungkin aku sudah melakukannya. Dan lagi, siksaan ini belum berakhir. Saat aku sudah mulai tertidur nyenyak, dia berteriak lagi, dia bilang dia haus dan minta diambilkan minum. Lalu berteriak lagi minta selimut tambahan karna dia kedinginan. Tapi tidak lama dia berteriak lagi jika dia kepanasan. Oh, astaga! Dia bahkan bisa menyibakkan beberapa selimut yang membungkus dirinya dengan tangan sendiri tanpa harus berteriak dan meminta aku yang melakukannya. Sialan, aku hampir saja frustasi semalam. Ingin rasanya berteriak sekeras kerasnya dan menendang bokong nya keluar dari apartemenku. Tapi, aku tidak melakukannya, aku masih punya malu dan rasa tidak enak dengan penghuni lain yang pasti sedang menikmati waktu istirahatnya.

CHANGEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang