Maksdunya? Ok, sekarang aku benar benar dibuat bingung dengan masalah ini. Hanya Cho Ra dan Tae tapi kenapa serumit ini si?! Ku perjelas sekali lagi ini hanya ada Cho Ra dan Tae! Kenapa harus serumit ini,
"Aku benar benar tidak mengerti," ucapku, lemah. "Aku pusing dengan ini, jimin. Ini rumit sekali. Hanya ada kau, aku, Cho Ra dan Tae tapi ini membingungkan," lanjutku.
"Kau tenang dulu, yang jelas sekarang kau harus bersamaku. Ingat, harus-bersama-ku." jawab jimin, dan ada penekanan di kalimat akhirnya.
Aku menggeleng pasrah. Terserah! Terserah! Aku tidak peduli dengan ini! Persetan dengan semuanya. Gadis batinku berlari kesana kemari dan membanting barang barang.
"Antar aku ke toko, jimin, aku akan telat." aku harus bekerja sekarang. Aku harus cari ruang dari Tae maupun Jimin. Sekarang, mulai detik ini aku harus mempersiapkan diri karna sebentar lagi aku akan memasuki dunia baru. Dan aku yakin, dunia baruku yang ini akan banyak teka teki didalamnya. Aku yakin!
***
Sudah hampir tengah malam dan sekarang aku masih didalan bus yang mengantarku ke area tempat tinggal ku.
Sial, seharusnya hari ini aku hanya bekerja sampai jam 5, dan memang seharusnya seperi itu. Tapi, entah mimpi apa semalam aku harus menggantikan ship teman satu kerjaku yang harus ambil cuti beberapa hari karna sakit. Dan lagi aku harus membeli keperluanku selama seminggu kedepan karna persedian makanan diapartemen sudah menipis.
Jimin sudah berbaik hati ingin menjemputku tapi aku malah menolaknya. Ya, aku menolaknya karna tidak ingin merepotkannya lagi, pun sebenarnya mulai besok kami akan sering bertemu dan pasti aku akan merepotkannya.
Sudah dua puluh menit perjalanan akhirnya aku sampai di halte sekitar tempat tinggal ku. Hanya jalan beberapa ratus meter maka aku akan sampai dikediamanku.
Selama kakiku terus menuntun berjalan aku terus memikirkan apa sekiranya yang akan kami -aku dan jimin- lakukan kedepannya. Apa akan terus berpura pura sebagai kekasih atau akan menjadi kekasih sungguhan? Tidak, tidak. Jangan berkhayal, Jira. Jimin melakukan ini karna dia masih menginginian Cho Ra. Dia melakukan ini karna dia ingin membuat Cho Ra cemburu dan berharap dia bisa membawa Cho Ra kepelukannya lagi. Jadi, berhenti berfikir bahwa Jimin tertarik padamu.
Sekarang tinggal satu belokan lagi maka aku akan sampai di apartmenku, semangat! Tidak tau ini perasaanku saja atau bagaimana yang jelas semakin hari jarak halte ke apartemenku makin jauh. Atau aku yang kelelahan.
Tapi ada satu titik yang mengalihkan perhatianku. Aku melihat seseorang yang mungkin tidak asing lagi di mataku. Ya! Aku pernah bertemu dengannya tapi dimana?
Aku berjalan pelan mendekatinya sambil masih berfikir dimana aku pernah bertemu. Dia lebih tinggi dariku, kulitnya pucat mayat, dan badannya kecil seperti jimin. Sedikit memicingkan mata setelah sampai tidak jauh darinya. Oh, aku ingat, dia yang kemarin aku tabrak di basecamp Jimin. Ya, aku ingat dia sekarang, dan sedang apa dia disini?
"Hai," sapaku, saat berada tepat disamping motornya.
Butuh beberapa detik untuk dia meresponku sebelum akhirnya dia menunjukan ekspresi seperti 'siapa kau? Kenal?'
"Kau masih mengenalku?"
"Tidak,"
"Oh, tapi sepertinya ak--"
KAMU SEDANG MEMBACA
CHANGED
FanfictionBahwa kenyataannya yang paling pahit adalah aku tetap sendiri. Tetap berdiri sendiri. Bernafas sendiri.