Song for this chapter : Taylor Swift - Blank Space
**
Sekarang pukul 01.30am. Aku ketiduran dan tidak membersihkan diri juga tidak mengganti pakaianku. Dan yang paling penting aku sama sekali belum makan. Terakhir aku makan kemarin bersama Jimin.
Astaga, Jimin!
Aku tersedak air putih yang sedang aku minum. Aku teringat Jimin. Aku belum menghubunginya dari kemarin. Tas yang berisi dompet dan ponsel ku tertinggal di toko. Entahlah, aku tidak memikirkan itu sekarang. Bagaimana caranya aku menghubungi Jimin?
"Woah!! Sudah seperti rumah sendiri, ya?"
Huft!! Mayat hidup ini lagi!!
Aku memilih mengabaikannya dan berjalan ke arah lemari pendingin. Mencari sesuatu yang bisa aku makan sekarang. Ini bukanlah sikap yang baik. Jangan ditiru! Tapi, perut ku sangat lapar. Maafkan aku Yoongi..
Setalah tidak menemukan apa-apa di kulkas bagian bawah, aku membuka bagian freezer dan menemukan Lazagna disana. Astaga! Siapa yang menaruh Lazagna di freezer?!!
Aku mengambilnya dan menunjukan ke Yoongi yang kini duduk di meja makan. Menggoyangkannya. Memberinya isyarat, 'apa masih bisa dimakan?'
Dan yang membuat aku kesal adalah, dia hanya menggidikan bahu. Ck! Dengan kesal aku menutup freezer dengan keras. Membuat Yoongi memprotes.
"Yak! Kenapa marah. Jika lapar kenapa tidak delivery saja."
Heol! Tak ada kalimat kepedulian sama sekali. Semua nya kalimat perintah. Aku tak mau ambil pusing. Merespond semua ucapan dia membuat jiwa ku lelah. Dan aku tidak mau berkelahi dengan teman Jimin.
Jimin? Oh, ya!!
Aku membalikkan badanku dengan cepat setelah memasukkan Lasagna kedalam oven. Duduk berhadapan dengan Yoongi. Sedaritadi dia hanya mengawasi semua kegiatanku. Entahlah, mungkin dia takut barangnya ada yang rusak.
Matanya terbelak saat aku duduk dihadapannya dengan tiba-tiba.
"Mwo?" Katanya, menarik tubuhnya kebelakang.
"Apa kau punya nomor Jimin?" Tanyaku, sedikit mencondongkan badan kearahnya yang terhalang oleh meja.
Dia tidak langsung menjawab. Justru malah membuang muka dariku. Saat dia kembali menatapku dia malah bertanya, "kenapa tadi kau lama sekali?"
Hah?! Aku mengernyit heran.
"Kenapa kau lama sekali saat keluar membeli belanjaanku?" Jelasnya lagi.
Ohh.... Wtf?
Aku membelakkan mata tak menyangka. Serius dia mengganti topik? Serius dia balik bertanya?
"Ya. Tadi aku dibawa oleh Taehyung karna seseorang mengikuti ku lagi. Kemudian aku pulang naik bus dan saat sampai kau tidak mau membukakan aku pintu." Jelasku cepat. "Apa kau punya nomor Jimin?" Tanyaku lagi.
"Sudah ku bilang jauhi Taehyung!" Suara nya meninggi. Dia bangkit dari kursi dan hendak meninggalkan dapur.
Namun aku menghentikkan langkahnya, "apa kau punya nomor Jimin?"
KAMU SEDANG MEMBACA
CHANGED
FanfictionBahwa kenyataannya yang paling pahit adalah aku tetap sendiri. Tetap berdiri sendiri. Bernafas sendiri.