Debo dan Shilla sedang berjalan-jalan di pantai, kemarin lusa Shilla mengajak Debo untuk pergi ke pantai tapi karena pekerjaan Debo di kantor yang menumpuk dan tidak dapat ditinggalkan akhirnya mereka berdua baru bisa ke pantai sekarang.
Siang hari berada di pantai memang tidak se elok ketika senja, ditambah panasnya mentari yang serasa langsung menusuk kulit. Namun siang hari di pantai bersama kekasih menikmati deburan ombak yang tidak terlalu tinggi adalah hal yang paling membahagiakan bagi Shilla.
Shilla mengamit lengan kanan Debo, dan kepalanya disenderkan ke pundak Debo. Banyak pengunjung yang melihat kearah mereka, terutama kaum adam, yang memandang Shilla dengan tatapan yang sulit tuk dijelaskan. Yang jelas itu membuat Shilla risih.
"Sayang, kok mereka ngeliatin aku kayak gitu sih. Kan aku risih" bisik Shilla, dia semakin mengeratkan pelukannya dengan Debo.
"Aku sih nggak heran kalau mereka ngeliatin kamu kayak gitu. Terutama cowoknya" kata Debo tanpa menatap Shilla.
"Kok gitu sih? Emang aku kenapa? Ada yang aneh ya sama penampilan aku?" tanya Shilla, dia melihat penampilannya dan menurutnya tidak ada yang aneh.
"Kamu nggak sadar apa pakaian kamu kayak gimana" ketus Debo, sepertinya dia mulai cemburu karena melihat tatapan memuja kaum adam kepada Shilla.
"Nggak ada yang salah sama penampilan aku perasaan" ujar Shilla, dia meneliti kembali penampilannya saat ini.
Debo menghembuskan napas kasar, sebenarnya kekasihnya itu memang tidak paham atau apa sih.
"Shilla sayang, pacarnya Debo yang paling cantik tiada tara. Kamu sekarang itu cuma pakai tanktop putih ketat sama celana jins yang panjangnya cuma sampai satu jengkal" ucap Debo, Shilla hanya meringis menunjukkan deretan gigi putihnya.
"Memang ada yang salah ya? Toh masih mending pakaian aku daripada mereka yang cuma pakai atasan sama bawahan doang" tanya Shilla polos.
"Ya salah lah, kamu tahu kan profesi kamu itu model sayang. Udah pasti tubuh kamu itu proporsional, ditambah kulit kamu yang putih mulus itu. Ini juga, rambut pakai dicepol segala, lepas gih. Leher jenjang kamu itu kelihatan tahu nggak, aku nggak mau ya kamu jadi tontonan orang-orang disini" ucap Debo, Shilla hanya mengerjapkan matanya. Apa benar di depannya ini Debo kekasihnya? Kenapa jadi posesif seperti ini?
"Dari tadi aku udah jadi tontonan mereka kok" ucap Shilla.
Debo tiba-tiba berdiri tanpa suara, dia berjalan meninggalkan Shilla sendiri.
"Lah emang salah ya omongan ku barusan?" gumam Shilla, dia berdiri dan menyusul Debo yang sudah jauh dari pandangannya.
********
@London
Setelah pernyataan Ify bahwa Rio memang mantan suaminya, Ray mulai menjaga jaraknya dengan Ify. Tidak seperti dulu ketika Ray belum mengetahui status Ify yang sebenarnya. Sudah seminggu mereka tak bertemu, hanya sebatas chattingan saja itu pun juga jarang.
Sekarang Ray berada di bukit yang tak jauh dari apartemen keluarganya, Ray menghubungi Ify dan meminta gadis itu untuk menemuinya di bukit. Dia harus menyelesaikan semuanya hari ini juga, entah apa keputusannta nanti. Apa putus atau tetap bertahan.
Lima belas menit berlalu, Ify tak kunjung datang. Ray menolehkan kepalanya ke belakang ternyata gadis itu tengah berjalan menghampirinya sambil melambaikan tangan.
"Lama ya? Maaf tadi macet" kata Ify kemudian mengambil duduk disamping Ray.
"Fy" panggil Ray, Ify menoleh.
"Aku rasa hubungan kita sampai disini saja" ucap Ray, dia menundukkan kepalanya matanya tak sanggup menatap Ify.
"Ta ta.. Tapi kenapa Ray? Apa karena kamu sudah tahu kalau aku seorang janda? Dan kamu malu punya pacar seorang janda. Iya?" tanya Ify pelupuk matanya terlihat berair.
![](https://img.wattpad.com/cover/92344696-288-k114402.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MENUNGGU [TAMAT]
AléatoireIfy tidak pernah menyangka akan dijodohkan oleh Ayahnya dengan lelaki yang tidak pernah dikenalnya. Rio lelaki dingin dan kejam yang dinikahkan oleh Ayah Ify hanya karena Ayah Rio dan Ayah Ify bersahabat. Ify dengan segala kesabarannya menghadapi si...