AKU AKAN TETAP MENUNGGU

8.1K 269 62
                                    

Katakanlah aku manusia paling bodoh di dunia ini
Mengharapkan cinta seseorang yang bahkan tak sudi mendengar namaku
Berpikir bahwa suatu hari kami bisa bersatu
Sayangnya itu hanyalah khayalan semata
Sebatas bayang yang tak mungkin menjadi nyata
Namun bodohnya lagi
Aku masih berdiri disini, menunggunya sadar
Bahwa aku ditakdirkan bersamanya

***

Pagi ini Ify disuguhkan oleh adegan yang membuatnya harus mengernyitkan dahi. Ya, ia melihat Shilla menyenderkan kepalanya ke dada bidang Gabriel, bahkan Gabriel juga mengelus rambut Shilla penuh sayang. Adegan yang aneh menurut Ify, ada apa gerangan sampai Gabriel bisa berbuat semanis itu.

"ekhem... Kayaknya lagi seneng" dehem Ify. Mengetahui keberadaan Ify, Shilla juga Gabriel langsung membenarkan posisi duduknya.

"eh ada Ify, duduk Fy" Gabriel menyuruh Ify agar duduk. Ify duduk di sebelah Shilla.

"ehm Fy, kakak mau minta maaf sama kamu atas sikap kakak kemarin. Kakak sadar kalau selama ini kakak salah, kakak tahu nggak seharusnya kakak memperlakukan kalian seperti itu, kakak hanya merasa diri kakak ini tak berarti lagi, kakak kehilangan semuanya, mama, papa, bahkan Zeva. Saat kematian Zeva, kakak kalut. Kakak udah nggak bisa bedain mana yang namanya benar juga salah. Kakak melampiaskan semua kesedihan, kekecewaan, juga kemarahan kakak pada Shilla. Maafin kak Iel ya Shill"

Shilla menangis, ia langsung memeluk tubuh Gabriel dengan erat. Ia mengeluarkan seluruh air mata, juga kerinduannya pada kakaknya itu.

"kak Iel, masih punya Shilla" Shilla semakim mengeratkan pelukannya, Gabriel juga memeluk tubuh Shilla erat kemudian mengecup puncak kepala Shilla penuh sayang.

"udah jangan nangis, cengeng tau nggak" ujar Gabriel, ia mengecup mata kanan Shilla.

"kakak juga, berhenti nangis" kini Shilla mengecup mata kiri Gabriel. Dulu setiap kali mereka menangis, mereka pasti akan melakukan hal itu. Namun, setelah 3 tahun lamanya mereka tak melakukan itu. Mereka kembali melakukannya sekarang.

"kayaknya, ada yang bahagia nih. Sampai lupa kalau disini ada cewek cantik yang dianggurin" ucap Ify, ia bahagia bisa melihat keluarga Shilla kembali. Tapi kapan kebahagiaan itu datang padanya?

"eh sampek lupa ada neng Ify. Btw ya Fy, sejak kapan kamu jadi cewek centil kayak gitu?" tanya Shilla saat ia mendengar ucapan terakhir Ify.

"sejak aku berteman dengan mu, bukankah kamu selalu mengatakan hal itu saat diabaikan oleh seseorang, entah itu aku atau Via"

Tawa Gabriel pecah saat Ify mengatakan itu, ternyata Shilla masih tetap seperti dulu. Ceria juga centil.

Tiba-tiba tawa juga senyum Ify memudar, Gabriel yang masih tertawa langsung berhenti dan Shilla yang sejak tadi komat-kamit juga ikut berhenti. Kini mereka berdua menatap Ify yang menunduk.

Gabriel berpindah posisi ke sebelah Ify. Kini posisi Ify berada di tengah. Shilla menyentuh tangan Ify, kemudian ia merasakan adanya tetesan air yang jatuh diatas punggung tangannya.

"Fy, kamu nangis?" tanya Shilla, ia memegang dagu tirus Ify kemudian mengangkatnya perlahan.

Gabriel menyingkirkan rambut Ify yang menutupi wajah dengan lembut. Kemudian ia menyeka air mata Ify yang akan menetes.

"kakak tahu kamu pasti mikirin Rio? Iya kan?" tanya Gabriel, meski Ify tak menjawab ia tahu bahwa Ify pasti menangisi pemuda itu.

"ya ampun Fy, kalau emang yang di ucapin sama kak Iel itu bener kenapa kamu harus nangisin pemuda macam Rio sih Fy. Kamu itu harus bangkit, bukan saatnya kamu terpuruk seperti ini" ucap Shilla, ia menaruh kepala Ify diatas pundaknya.

MENUNGGU [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang