Angel dan Shilla memasuki ruangan Alvin setelah mengecek kondisi Gabriel yang tiba-tiba terkena sepsis. Alvin membuka jas putih kebanggaannya disampirkannya di kursi, dan menaruh stetoskopnya diatas meja lalu duduk menghadap Angel dan Shilla yang sudah duduk terlebih dahulu. Alvin menyatukan kedua tangannya diatas meja menatap Angel dan Shilla.
"Oh ya Vin, Sepsis itu apa ya?" tanya Angel.
"Dalam dunia kedokteran sepsis itu semacam sakit parah akibat peradangan seluruh tubuh yang disebabkan oleh infeksi, hal ini terjadi ketika aliran darah dipenuhi oleh zat kimia yang dilepaskan oleh tubuh dengan tujuan untuk melawan infeksi, namun upaya sistem imun ini justru dapat memicu respon inflamasi seluruh tubuh dan memicu kerusakan beberapa sistem organ, menyebabkan organ-organ penting gagal bekerja. Kurang lebih penjelasannya seperti itu, tapi untuk mengetahui Gabriel terkena sepsis atau tidak kami harus melakukan cek darah terlebih dahulu untuk memastikannya, tadi suster sudah mengambil sampel darah Gabriel jadi sekarang kita tinggal menunggu" jelas Alvin.
"Tapi jika dilihat dari kondisi Gabriel saat pemeriksaan tadi, juga keadaannya kemungkinan besar Gabriel memang terkena sepsis. Jadi, kita lihat hasil laboratoriumnya nanti" imbuh Alvin.
"Apa sepsis itu termasuk penyakit berbahaya?" tanya Shilla, dia tidak mau terjadi apa-apa pada kakaknya itu.
"Bisa dibilang ini penyakit yang berbahaya jika tidak ditangani secepatnya, karena penyakit ini sangat sulit dideteksi dan jika sudah terdeteksi biasanya sudah masuk tahap akut" ujar Alvin, dia memijat pangkal hidungnya mengurangi penat di sekitar matanya.
"Kak Gabriel bisa sembuh kan?" tanya Shilla suaranya bergetar karena menahan tangis.
"Aku hanya seorang dokter Shill, aku cuman bisa memprediksi saja tapi Tuhan yang menentukan. Berdoa dan mintalah kesembuhan Gabriel pada Tuhan" ucap Alvin.
"Baik Vin, kami permisi" pamit Angel.
"Iya, nanti kalau hasilnya sudah keluar aku akan ke kamar Gabriel" ucap Alvin.
Angel hanya mengangguk, kemudian berjalan keluar bersama Shilla menuju kamar Gabriel.
********
Ify tengah menunggu Rio, suaminya itu sekarang tengah tertidur pulas akibat reaksi obat yang diberikan oleh dokter pasca operasi. Ify yang mulai bosan menunggu Rio yang tak kunjung siuman mulai memainkan jemari kokoh pria itu yang tertancap jarum infus, Ify memainkannya dengan hati-hati agar jarum infus itu tak melukai tangan suaminya.
Kini tangan kanan Ify beralih ke dahi Rio, tangannya dengan lembut mengusap dahi pria yang tertidur pulas itu. Jika Ify mengingat kejadian beberapa jam yang lalu, entah apa yang dia lakukan jika Rio benar-benar meninggalkannya. Mungkin dia akan menyusul Rio ke alam sana. Untunglah Rio hidup kembali, pria itu benar-benar tangguh.
Ify merasakan ada sentuhan diatas bahu kirinya, dia menoleh ke arah samping dan ternyata ada pak Athana, papa mertuanya, juga papanya disana. Ify bangkit dari kursinya, tapi baru setengah berdiri papanya menahan kedua bahunya seakan meminta Ify untuk tetap duduk.
"Bagaimana keadaan Rio Fy?" tanya papa Rio.
"Masih belum sadar pa setelah operasi" jawab Ify, tangannya kembali mengelus punggung tangan Rio.
"Sebenarnya apa yang terjadi?" tanya papa Rio lagi, beliau sangat khawatir tadi saat Alvin menghubunginya dan berkata kalau Rio ditembak dan harus di operasi, papa Rio semakin syok ketika mendengar penjelasan Alvin kalau Rio sempat mengalami kematian sementara.
"Ceritanya panjang pa, nanti kalau waktunya sudah tepat Ify bakal jelasin semuanya ke papa" ucap Ify, dia belum siap cerita yang sebenarnya ke papa mertuanya itu. Resikonya sangat besar.
![](https://img.wattpad.com/cover/92344696-288-k114402.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MENUNGGU [TAMAT]
عشوائيIfy tidak pernah menyangka akan dijodohkan oleh Ayahnya dengan lelaki yang tidak pernah dikenalnya. Rio lelaki dingin dan kejam yang dinikahkan oleh Ayah Ify hanya karena Ayah Rio dan Ayah Ify bersahabat. Ify dengan segala kesabarannya menghadapi si...