PUTUS

6.8K 197 31
                                    

Debo telah sampai di halaman rumah Shilla setelah dia memarkirkan motornya Debo langsung masuk ke rumah Shilla tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Toh itu sudah kebiasaannya.

"Sayang? Akhirnya kamu datang juga, aku udah nunggu kamu lama. Ayo, kita pergi sekarang saja" ucap Shilla dia mengamit mesra tangan Debo.

Hati Debo yang sudah panas tidak peduli dengan apa yang telah diucapkan Shilla barusan, yang dia ingat saat ini hanya bahwa Shilla dan Septian memiliki hubungan.

Debo langsung menepis kasar tangan Shilla yang mengamit lengannya, kini Debo menatap Shilla tajam.

Tubuh Shilla bergetar hebat saat Debo menatapnya nyalang seperti itu, sebelumnya Debo tak pernah menatapnya seperti itu.

"Deb?" lirih Shilla takut, dia melihat kemarahan dibalik mata Debo.

"Siapa Septian?" tanya Debo dengan nada penuh penekanan.

"Dia hanya patner kerja" jawab Shilla.

"Patner kerja? Bulshitt dia gebetan kamu kan? Kamu selingkuh dari aku, iya kan?" marah Debo.

"Ti tidak sayang, dia hanya patner kerja. Aku berani sumpah" kata Shilla, dadanya sangat sesak sekarang karena Debo menuduhnya berselingkuh dengan Septian.

Debo berjalan kearah rak televisi, dia mengambil majalah yang terletak disisi kanan televisi. Debo kembali ke hadapan Shilla yang sejak tadi menahan air matanya.

Debo membuka majalah yang memperlihatkan berita Shilla dan Septian. Debo mengangkat majalah tersebut dan memperlihatkannya kepada Shilla, dia menunjuk judul majalah tersebut.

Shilla membaca dengan seksama judul yang tertera disana, oh jadi ini penyebabnya. Tidak salah kalau Debo mencurigainya berselimgkuh dengan Septian. Yang membuat judul juga patut disalahkan. Apa mereka tidak memiliki judul lain yang lebih bagus?

"Sekarang kamu mau jelasin apa ke aku?" tanya Debo setelah cukup lama mereka berdua saling diam.

"Debo, aku pernah bilangkan ke kamu kalau dunia modeling itu jahat. Aku seorang model sayang, jadi aku harus siap dengan segala gosip yang dibuat oleh mereka demi menaikkan pamor majalah mereka. Mereka memang mendapat keuntungan dari semua itu tapi aku? Aku selalu mendapat cacian dari masyarakat, dan sekarang kamu juga melakukan ini kepada ku. Memang sebelumnya aku sudah menduga hal ini akan terjadi, tapi sekarang kamu percaya kan sama aku kalau berita di majalah itu hoax?" tanya Shilla, dia berusaha meyakinkan Debo.

Debo terdiam, dia merutuki kebodohannya sendiri. Kenapa dia sebodoh itu sampai-sampai dirinya hampir saja termakan oleh berita tak jelas. Untung saja dia bisa mengontrol emosi sehingga dia mau mendengar penjelasan Shilla.

"Maafkan aku sayang" ucap Debo serak, tenggorokannya terasa kering karena menahan tangisnya.

Debo langsung memeluk erat Shilla, kemudian dia mengecup puncak kepala gadis itu. Mata Debo yang berkaca-kaca menatap mata Shilla yang juga berkaca-kaca. Debo kembali memeluk erat Shilla, air mata jatuh begitu saja dari mata mereka berdua.

Debo melepas pelukannya dia ijin untuk ke kamar kecil membersihkan wajahnya.

Shilla duduk di sofa sambil menunggu Debo, tapi tiba-tiba saja Septian memasuki rumahnya tanpa mengetuk pintu.

Shilla langsung berdiri dari sofa melihat kehadiran Septian, dan Septian secara tiba-tiba langsung memeluknya erat, bahkan dia juga mencium rambut panjang Shilla yang wangi

"Kamu ngapain sih peluk-peluk" Shilla mendorong tubuh Septian, tapi sayang tubuh pemuda itu tak sedikitpun bergerak.

"Shilla ayo kita pergi seka..." ucapan Debo terhenti saat melihat kekasihnya dipeluk oleh lelaki lain.

MENUNGGU [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang