Happy reading
Seorang pria tengah duduk di kursi dengan sebuah buku dan pena di mejanya.
Ia nampak bingung memikirkan sesuatu.
Ia telah kehabisan inspirasi untuk membuat sebuah cerita.
Ia bahkan rela melepas pekerjaannya sebagai polisi demi menjadi pengarang cerita.
Ia mulai berfikir, siapa kiranya yang telah mencuri inspirasi darinya?"Kenapa kau tampak bingung?" tanya istrinya yang memperhatikan suaminya sedari tadi.
"Aku kehabisan inspirasi untuk mengarang cerita. Penerbit pun sudah menunggu karya-karyaku sejak kemarin," jawab pria jangkung itu.
"Coba kau pergi ke pasar, siapa tau kau menemukan inspirasi yang telah hilang itu," usul sang istri.
Benar juga pikirnya, ia pun pergi ke pasar guna mencari inspirasi yang hilang.
Ia berjalan di tengah pasar yang ramai. Melihat-lihat sesuatu
"Hei pengarang. Kau sedang mencari inspirasi, bukan?" tebak seorang lelaki berjenggot tipis.
Kenapa orang ini tau? Apa ia yang mencuri inspirasiku?
Tanyanya dalam hati."Ah, iya," jawabnya singkat.
Ia pun melanjutkan pencariannya. Hingga sampailah ia di suatu kedai kopi.
"Apa ada inspirasi di sini?" tanya pengarang terkenal itu kepada penjual kopi.
"Hahaha... apa kau kehabisan inspirasi, pengarang? Tidak ada inspirasi di kedai kecilku ini," ucapnya aneh kepada sang pengarang terkenal itu. Ia bahkan berpikir bahwa pengarang terkenal yang menjadi kebanggaan di desanya itu sudah tidak waras.
"Baiklah, terima kasih."
Pengarang terkenal itu pun kembali ke rumahnya dengan lesu dan kecewa. Kemana inspirasinya itu?
"Apa kau tidak menemukan inspirasi yang kau cari?" tanya istrinya setelah ia sampai di rumah.
Ia mengangguk lesu dan duduk kembali di tempat biasa ia menulis sambil menatap miris ke arah selembar kertas kosong di hadapannya.
"Mungkin kau perlu refreshing untuk menemukan inspirasi yang hilang itu. Bagaimana jika kau pergi berkunjung ke tempat masa kecilmu dulu. Sudah lama rasanya kau tidak pergi ke sana." saran istrinya
"Ide bagus," jawabnya girang
Hari ini juga ia berangkat ke tempat di mana ia menghabiskan masa kecilnya dulu. Hanya memerlukan waktu satu hari, ia telah sampai ke tampat tujuan.
Ia berjalan menyusuri pepasiran pantai. Sungguh indah! Sudah lama ia tak kemari. Hingga adzan ashar pun terdengar. Ia berpikir, semenjak ia menjadi pengarang. Ia merasa dirinya jauh dari Tuhan, waktu demi waktunya hanya habis dengan mengarang mengarang dan mengarang cerita. Ia pun kembali mendekatkan diri kepada Tuhan. Di mulai dari shalat ashar ini. Ia tidak menunda-nunda waktu lagi.
Ia pergi ke sebuah gua yang dulu sebagai tempat bermainnya. Ia melaksanakan shalat ashar, menggelar sajadah yang sudah istrinya siapkan sebelum ia pergi.
Setelah shalat. Matanya terasa berat, mungkin akibat lelah diperjalanan. Lalu ia pun tertidur.
Ia membuka mata.
Di mana ini? Sungguh indah! Pikir pengarang itu.
Semua batang pepohonan berwarna warni, daun-daun pohon tidak berwarna hijau, tetapi bermacam-macam warna. Awannya berwarna jingga kemerahan, rerumputan hijau di bawahnya, menambah keasrian tempat ini. Hewan-hewannya sangat aneh. Mereka bisa melayang seperti di luar angkasa.
Pengarang itu terus menyusuri tempat indah ini, ia meneliti apakah ia dapat menemukan inspirasi di tempat ini.
"Hei manusia! Apa yang hendak kau cari?" tanya seekor kelinci putih yang imut dan melayang layang di hadapannya.
"Aku sedang mencari inspirasi, apa kau tau di mana itu?"
"Kenapa kau tidak meminta atau bertanya kepada Tuhanmu, bukankah Ia maha pemberi? Kau terlalu jauh mencari, padahal tempat meminta ada di hadapanmu!"
"Lalu di manakah aku bisa menemukannya?" tanya pengarang itu lagi
"Kau sudah menemukan tempatnya, dan di sinilah semua inspirasi bisa kau temukan, di tempat yang Tuhan ciptakan ini," jawab kelinci imut itu.
Seketika ia terbangun dari tidurnya. Bukan di atas sajadahnya. Melainkan di sebuah bilik kecil yang muat ditiduri dua orang saja.
"Woy! Baru bangun? Mimpi jadi pengarang buku terkenal lagi? Nih ada surat buatmu," sapa teman serumahnya
Ia mengambil dan membaca surat itu, surat dari penerbit.
Isinya adalah penolakan terhadap cerita yang telah ia kirim 2 bulan yang lalu.
Seketika, ia tertawa terbahak-bahak. Sudah berkali-kali ia mengirimkan naskah ke penerbit. Berkali-kali itu juga karyanya ditolak. Mungkin, belum saatnya, belum rezekinya.
Assalammualaikum sobat!
Author bawa cerpen lagi nih, votenya jangan lupa ya. Semangatin juga nih Authornya supaya sering sering update cerita😆Baca juga ya cerita Author yang lain
1. Story of SMA
2. Happiness Is There For Me
3. Oretan Pena
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerpen
Kısa HikayeKumpulan Cerpen, diisi dengan cerita-cerita pendek atau cermin (cerita mini). Dengan genre yang bercampur disetiap ceritanya. Entah itu religi atau fantasi, pokoknya campur aduk layaknya perasaan 😂