Ruqyah Syar'iyyah

47 2 0
                                    

Masjid As Salam Jl. Pramuka Gg. Akasia 2 Pasir Panjang Pangkalan Bun. Di sini lah kami berempat duduk dengan khusuk menanti sebagian orang-orang datang. Setelah semua datang, baru lah seorang pria berpeci putih menggapai micropon agar suaranya menyeluruh di area Masjid. Sebelumnya, ia menjelaskan bagaimana asal usul dan seluk-beluk bangsa Jin, menjelaskan kondisi apa saja yang rawan dirasuki dan sedikit berdakwah. Ia juga menyuruh untuk mengumpulkan jimat-jimat yang dibawa pasien agar dihancurkan nanti.

"Jadi begitu ibu-ibu, bapak-bapak. Alhamdulillah kita semua bisa berkumpul diacara Ruqyah masal ini dengan niat sembuh dari penyakit lahir dan batin. Sebelumnya, bagi yang belum mengambil air wudhu, silahkan bersuci dahulu," ucapnya menatap para jama'ah yang mulai berhamburan menuju tempat wudhu di sana. Kami juga ikut berkerumunan diantara sesaknya orang. Bayangkan saja, kami harus mengantri, sedangkan keran air hanya tersedia tujuh keran.
Hampir memakan waktu 10 menit-an menunggu semua orang selesai. Lalu kembali duduk ditempat masing-masing.

Sebagian kaum hawa memakai mukena yang mereka bawa agar menutupi aurat secara keseluruhan, sebagian lagi tanpa mukena. Kami berempat sebenarnya juga membawa alat sholat itu, tapi malas mengenakannya. Toh juga baju yang kami pakai sudah menutupi aurat, hanya wajah dan telapak tangan yang terlihat.

"Kami akan membacakan surat Al Baqarah. Para jama'ah duduk tenang sambil mendengarkan diiringi istighfar," arah Ustadz di depan sana.

"Silahkan buka air mineral yang dibawa, dan siapkan kresek hitam siapa tau terjadi muntah akibat efeknya nanti," lanjutnya lagi.

Ayat mulai dilantunkan, semua khusuk dalam beristighfar dan mendengarkan. Beberapa menit berlalu.

Seorang pria berumur di depan berteriak dan berdiri, memukul-mukul dadanya seperti seekor gorila. Konsentrasi kami terganggu, semua mata tertuju ke arah itu.

"Tetap tenang, tetap tenang. Konsentrasi kembali ya, Bapak-bapak, Ibu-ibu," ucap Ustadz menenangkan keadaan. Lantunan ayat masih berlanjut tanpa kendala. Setelah surat Al Baqarah, berlanjut pula ke surat yang memang dipakai untuk terapi Ruqyah. Entahlah, aku tidak tahu kelanjutan surat dan ayat apa yang dibaca. Yang aku yakini, itu bacaan dari Al-Qur'an.

"Haha ... haha ... hihi ...," tawa terdengar dari mulut Nadya, teman yang datang bersamaku. Aku tetap duduk diam sambil beristighfar.

"Belakangku rasa ditusuk-tusuk, eh," ucap Tika di sebelahku. Ia sedikit meringis. Aku menoleh ke arahnya, ikut bersimpati tanpa kehilangan konsentrasi.

Mina yang ada di depan ikut menoleh ke arah Tika. Mulutnya masih berkomat-kamit membaca istighfar. Nadya masih saja tertawa tak jelas di depanku, dari suara yang kecil hingga suara tawa nyaring keluar dari mulutnya.

Aku kembali ke posisi semula, duduk beristighfar dengan mata terpejam. Suara riuh terdengar ke gendang telinga. Orang-orang sudah banyak bertingkah aneh, ada yang menari, diam dengan mata melotot, meraung-raung sampai ada yang menangis histeris dan lain-lain.

Beberapa saat, aku merasakan hal aneh dalam tubuhku. Mata mulai berair sendiri, dan ada isakan kecil keluar dari mulut. Aku menangis? Bukan aku, tepatnya mahluk aneh yang mengendalikan diri. Dari isakan kecil hingga suara tangis yang keras, meraung-raung. Ini bukan diriku, percayalah.
Mina dan Tika menoleh ke arahku. Menatap heran. Mereka juga menoleh ke arah Nadya yang masih tertawa gila.

Semua Ustadz sudah berpencar, menyembuhkan satu per satu orang yang kesurupan. Suasana Masjid riuh bertambah riuh. Teriakan sampai umpatan keluar dari mulut orang-orang yang dikendalikan.

Ustadz Ade menghampiri Nadya, menyembuhkan gadis itu. Lalu beralih ke arahku. Dengan berlapis kaos tangan, ia mengatakan sesuatu berbahasa Arab yang tak aku mengerti. Rasa sakit di kedua mata ketika ia menekannya. Aku berteriak nyaring, ibu-ibu berjilbab hijau membantu menopang tubuhku dari belakang. Bukan aku yang berteriak, tubuh ini seperti diambil alih oleh sesuatu tak kasat mata.

Kumpulan CerpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang