#EventCermin_LS
"Apa?!"
"Iya, aku sudah pacaran dengan Naomi," ucap Daigo menatap tepat mata Nagisha
"Tapi ... Kenapa Daigo!" ucap gadis berambut pirang itu emosi
"Karena aku mencintainya." Daigo tertunduk
"Jadi, kau menolakku karena kau lebih mencintainya?" kini emosi Nagisha sudah stabil. Daigo mengangkat kepalanya, kembali menatap wajah Nagisha.
"Aku mencintaimu, tapi sebagai sahabat. Tidak lebih, mengertilah Nagisha." lelaki itu memegang kedua pundak sahabatnya.
"Tapi dia selalu membenciku tanpa sebab, dia membuliku. Kau tahu itukan?" ucapnya tak suka
"Aku tahu, setelah ini aku jamin Naomi tidak akan mengganggumu lagi." Daigo meyakinkan gadis dihadapannya.
Sraak!
Suara kursi yang terdorong ke belakang karena Nagisha bangkit dari duduknya. Mengambil tas lalu disandangkan ke pundaknya.
"Baiklah, aku mengerti." wajah tanpa ekspresi itu menatap lelaki yang masih duduk di kursinya.
"Terima kasih, Nagisha," ucapnya tersenyum
Gadis itu meninggalkan sahabatnya seorang diri di kelas yang sudah sepi sedari tadi. Berjalan melewati koridor sekolah yang lengang. Langit kemerahan telah merekah indah, sebentar lagi kegelapan akan datang.
Brak!
"Ups! Ma'afkan aku, Nagisha. Aku sengaja," ucap gadis bermata hazel
Nagisha berdiri dari jatuhnya. Menatap Naomi dingin. Gadis itu menatapnya sinis lalu beranjak menuju di mana Daigo berada.
"Jangan salahkan aku bila ia terluka, Daigo," gumamnya pelan.
Keesokan harinya kembali normal, seperti tak terjadi apa-apa diantara mereka. Bedanya hanya Daigo dan Naomi yang semakin mesra. Walaupun wajah gadis berambut pirang itu terlihat tenang. Namun di hatinya bergejolak mendidih. Hingga waktu pulang tiba, tak sabar rasanya menunggu waktu itu.
"Ma'af Naomi, aku tidak bisa mengantarmu pulang. Ada latihan basket hari ini, hati-hati, ya." Daigo mengusap kepala Naomi lembut
"Iya tak apa, lagi pula sudah biasa pulang sendiri." Setelah berpamitan, Naomi berjalan sendiri melewati gang sepi.
Bruk!
Perlahan mata hazel itu terbuka, menyesuaikan cahaya yang masuk ke retinanya. Tubuhnya terbaring di ranjang, di ruangan ini banyak alat-alat penyiksaan. Kedua tangan dan kakinya terikat dengan kawat-kawat tajam, menimbulkan darah di sana. Wajahnya panik disertai keringat yang mengalir.
"Tuan Putri sudah bangun?" tanya gadis berambut pirang keluar dari sebuah pintu dengan membawa pisau.
"Lepaskan aku! Kau gila!" teriak Naomi takut
TAK!
Pisau tumpul itu memotong jari tengah Naomi. Darah mengucur dari sana. Gadis itu berteriak ngilu. Nagisha tertawa nyaring.
"Argh! SAKIT!" Teriak Naomi. Tangan dan kakinya semakin berdarah akibat pergerakannya.
"Sakit bukan? Tapi ini tak sesakit hatiku! Kau tak apa membuliku, tapi TAK KUBIARKAN MEREBUT CINTAKU!" Nagisha berteriak tepat di wajah Naomi. Membuat gadis itu ketakutan.
"Ma'afkan aku, Nagisha. Ma'afkan aku," ucapnya lemah. Sakit dan perih di jarinya kian bertambah ngilu terkena angin.
"Hatiku terlanjur hancur, Naomi," lirihnya menatap pisau yang ada di tangannya.
"Tapi tak apa, mari kita bersenang-senang dengan ini." tawanya menggema diseluruh ruangan
Nagisha mengambil pulpen di atas nakas, lalu mengukir tulisan fuck dikedua pipi korbannya. Darah menetes dari sana. Naomi tak henti berteriak. Air matanya terus mengalir menahan sakit. Gadis berambut pirang itu belum puas. Ia mengambil gunting besar lalu ditancapkan dengan kuat ke mata Naomi, memutar-mutarnya lalu ditarik sampai bola itu keluar dari tempatnya. Mengambil segenggam garam lalu memasukannya ke dalam kelopak yang sudah kosong itu, menjahitnya ganas menggunakan kawat berkarat.
"Itu balasan untuk matamu yang selalu menatapku sinis, hihi--"
Nafas Naomi sudah naik turun, perih dan sakit bercampur di sana. Mulutnya tak lagi mampu berucap, hanya menunggu hembusan terakhir, gadis itu akan tidur selamanya. Nagisha membedah tubuh korbannya dengan sadis. Menarik jantung yang masih berdetak di sana.
"Selamat tidur Naomi sayang. Aku tak akan mengambil hatimu, karena hatimu dipenuhi oleh kebusukan. Aku lebih suka detak irama jantungmu yang indah ini. Aku akan menyimpannya sebagai kenang-kenangan. Lumayan, menambah koleksiku."
Nagisha tersenyum tulus lalu memasukan jantung yang berdetak itu ke dalam wadah kaca. Mengabadikannya di sana. Walaupun ia belum puas karna Naomi sudah mati lebih dulu, tapi gadis itu mampu menyingkirkannya dari Daigo.
Pangkalan Bun, 25 September 2018
Hamba Allah yang mengharap ridhonya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerpen
Short StoryKumpulan Cerpen, diisi dengan cerita-cerita pendek atau cermin (cerita mini). Dengan genre yang bercampur disetiap ceritanya. Entah itu religi atau fantasi, pokoknya campur aduk layaknya perasaan 😂