Kemokemo, nama kucingku. Warnanya putih polos, matanya lebar berwarna biru laut, sangat indah dipandang, ditambah bulunya yang panjang dan lebat menambah kecomelan Kemokemo. Sangat lembut, membuatku suka mengelusnya.
"Meow!"
"Iya, iya sabar. Aku sedang memberi makan Nyepun. Nanti baru giliranmu." Nyepun adalah beberapa ikan hias milikku. Aku memberi nama semuanya Nyepun
"Nih, makananmu." aku menuangkan Royal Canin ke dalam tempat makannya. Dari semua merk, Royal Canin lah yang menjadi pilihan Kemokemo, tak salah Kemokemo lebih suka Royal Canin. Rasanya memang lezat, menurut Kemokemo.
"Meow! Meow!" girangnya tak sabaran. Lucu sekali
"Selesai, selamat makan Kemokemo."
Kemokemo makan dengan lahap. Aku suka memperhatikan Kemokemo saat makan. Badannya gemuk, bagus buatnya. Dia terlihat sehat.
"Meow!" Kemokemo menoleh ke arahku
"Iya, iya makan sana. Aku akan pergi." Kemokemo tak suka bila diperhatikan saat makan. Dasar! Untung kau lucu. Jadi aku tak bisa marah padamu.
Beberapa menit kemudian, Kemokemo menhampiriku. Duduk nyaman dalam pangkuan. Mengelusnya salah satu kebiasaanku.
"Mau jalan-jalan? Mumpung aku cuti, jadi bisa membawamu keluar," ucapku mengelus kepalanya
"Meow meow!" Kemokemo berbalik menatapku, mata birunya berbinar senang.
"Ayo kita berangkat!" aku mengangkat tangan ke atas. Dibalas suara girang dari Kemokemo. Aku memasangkan tali khusus di leher Kemokemo. Lalu pergi keluar rumah. Kami berjalan-jalan ke taman kota.
"Hai, Na. Kemokemo sehat?" tanya Fifi teman sekampusku
"Hai, Fi. Alhamdulillah sehat. Kau bisa lihat sendiri."
"Ya sudah, aku duluan, Na." pamitnya
Aku hanya mengangguk. Kembali bermain bersama Kemokemo. Begitulah hari-hariku berlalu dengan Kemokemo. Hingga saat itu tiba, saat Kemokemo terserang penyakit Feline Panleukopenia Virus (FPV). Kata dokter hewan virus ini menyebar melalui faces, sekresi, muntahan, terbawa di pakaian dan sepatu dan lain lain. Virus ini merupakan virus mematikan dengan angka tertinggi bagi kucing. Gejala yang ditimbulkan berupa demam, lemah dan tidak mau makan. Setelah 1-2 hari demam, kucing akan muntah dan diare yang disertai darah. Dokter juga berkata obatnya tidak ada di Indonesia. Kenapa kau yang harus menderita Kemokemo.
"Moew." suara Kemokemo lemah. Aku segera membawanya kepangkuan. Mengelus bulu putihnya yang lembut. Menidurkannya di sana. Badannya yang kurus jelas terlihat walau ditutupi bulunya yang lebat. Sangat tersiksa melihat kucing kesayanganku menderita seperti ini. Butiran bening meluncur bebas dari tempatnya.
"Meow." Kemokemo menoleh ke arahku. Tangannya yang bersih mengelap air yang jatuh dari mataku.
"Meow." Kemokemo menitikan air dari mata birunya. Aku segera melapnya dengan handuk kecil.
"Aku tahu kau kuat, berjuanglah Kemokemo."
"Meow." Kemokemo memelukku dengan hangat. Aku mengelus kepalanya
"Tidurlah kembali, saat kau bangun. Kau harus makan yang banyak, ya." aku mengusap air mata. Kembali mengelus Kemokemo. Saat itu, mata biru indah miliknya tak pernah terbuka untuk selamanya. Hanya kau satu-satunya kucing yang kumiliki, dan yang terakhir untukku. Kau tak pernah terganti. Aku merindukammu, Kemokemo.
Pangkalan Bun, 03 September 2018
#EventKucing_DSPI
Cerita ini yang author ikutkan. Garing sih menurut author 😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerpen
Short StoryKumpulan Cerpen, diisi dengan cerita-cerita pendek atau cermin (cerita mini). Dengan genre yang bercampur disetiap ceritanya. Entah itu religi atau fantasi, pokoknya campur aduk layaknya perasaan 😂