BAB I: Enemy

10.5K 503 68
                                    

Sebuah bus berhenti tepat di depan sekolah Geumdo. Sekolah elit yang terletak di kota Seoul. Berisikan orang-orang jenius di dalamnya. Di sekolah itu juga banyak anak pewaris harta keluarganya. Anak-anak dari pejabat dan direktur perusahaan ternama di Korea Selatan.

Seorang gadis cantik turun dari bus itu. Hidungnya yang mancung, kulitnya yang seputih susu, bibirnya yang tipis serta tinggi tubuhnya yang sekitar 168 cm membuat siapa pun yang menatapnya pasti tak akan berpaling darinya. Setelah turun dari bus, gadis itu lantas mengendap ke sebuah pohon besar. Kepalanya celingak celinguk ke kanan dan ke kiri. Ia menajamkan penglihatannya. Takut kalau keberadaannya diketahui seseorang. Seseorang yang sangat tidak ingin ia temui hari ini.

Setelah memastikan tidak ada orang itu, lantas gadis itu melanjutkan langkah kakinya. Ia mengambil langkah cepat melewati halaman sekolahnya yang luas sembari menutupi wajahnya dengan kedua tangan. Percuma saja menghindar dari orang itu, toh dengan mudahnya orang itu dengan cepat mencegat jalannya.

"Hwang Sin Bi," suara berat seorang laki-laki masuk ke dalam saraf pendengaran gadis itu. Entah sejak kapan laki-laki itu sudah berdiri di hadapannya. Bersama dengan dua temannya di sisi kiri dan kanan.

"Apa?!" gadis itu menjawab dengan ketus. Berpura-pura galak di hadapan tiga laki-laki yang membuatnya muak. Ketiga laki-laki itu tertawa.

"Sin Bi-ya," laki-laki itu mengubah nada bicaranya. Menjadi lebih lembut.

Sin Bi menatap tajam laki-laki yang berdiri di tengah. Laki-laki yang belakangan ini selalu mengganggu hari-harinya di sekolah. Membuat kehidupan Sin Bi menjadi sangat tidak menyenangkan saat berada di sekolah.

Kalau dilihat-lihat, wajah laki-laki itu tampan. Tubuhnya sangat atletis dengan tinggi kurang lebih 178 cm. Kulitnya putih bersih sama seperti Sin Bi. Hanya saja wajah lelaki itu terlihat polos seperti anak kelinci. Orang yang baru pertama kali mengenalnya pasti beranggapan kalau lelaki itu adalah siswa teladan dan berprestasi. Hell no. Lelaki itu tukang intimidasi nomor satu di sekolah.

Jangan lupakan dua temannya yang selalu mengikuti lelaki itu kemana pun. Di sisi kanan ada Kim Tae Hyung. Senior tingkat tiga yang mempunyai wajah kelewat tampan. Bentuk wajah Tae Hyung nyaris dikategorikan sempurna. Dagunya yang lancip serta hidungnya yang mancung mampu membuat siswi-siswi di sekolah meleleh seketika ketika berpapasan dengannya. Lalu di sisi kiri ada Park Ji Min. Menurut gosip yang beredar, Ji Min ini Playboy tak tertandingi di sekolah. Tak segan beberapa gadis menyatakan perasaannya secara blak-blakan terhadap Park Ji Min. Ji Min mempunyai tipe wajah yang kelewat bangsat. Seksi abis.

"Jung Kook-ah, sepertinya kau tak ada bosannya mengganggu gadis ini." Celetuk Ji Min dengan gaya senyumnya yang khas. Tae Hyung diam saja. Ekspresi Tae Hyung memang terkenal dingin. Bisa dikatakan tanpa ekspresi.

Dari cara pandangan Ji Min terhadap Sin Bi bisa dipastikan Sin Bi bukan termasuk tipenya Ji Min. Benar, Sin Bi adalah gadis biasa yang beruntung masuk di SMA Geumdo. Ia datang dari keluarga sederhana. Berbekal nilai yang tinggi dan otak yang cemerlang, gadis itu dapat masuk ke SMA Geumdo. Sedangkan tiga laki-laki yang berdiri di hadapannya ini adalah anak orang kaya. Mereka seperti pangeran di sekolah. Selain kekayaan keluarganya, wajah mereka yang tampan berhasil menjadikan popularitas mereka meningkat. Tae Hyung dan Ji Min merupakan senior tingkat tiga. Hanya Jung Kook sendiri yang masih tingkat dua. Namun persahabatan mereka telah terjalin sejak lama.

Jung Kook memasukkan kedua tangannya di saku celana. "Kau sudah mengerjakan tugas?" tanya laki-laki itu dengan gaya dinginnya yang khas.

Sin Bi memutar kedua bola matanya dengan malas. "Lalu?" balas gadis itu jutek.

Gadis cantik itu mengerutkan kening tatkala Jung Kook menampilkan senyuman misterius. Ia yakin sekali, pasti laki-laki itu ada maunya ketika sudah mengeluarkan smirk andalannya. Sin Bi menghela nafas kasar. Mau tidak mau ia harus sabar dengan apa yang ingin dikatakan lelaki itu. Pasti Jung Kook ingin menyalin tugasnya.

Tears (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang