Pria berambut hitam dengan gaya belah tengah itu berdiri di ujung koridor sekolah dengan ponsel di telinga kanannya. Telepon baru terhubung selama lima menit tatkala anak-anak secara berbondong-bondong berlarian kecil menuju depan kelas 2-1. Ia hafal, itu adalah kelas Jung Kook. Sohib karib yang sudah ia anggap seperti adik sendiri.
"Nanti aku telepon lagi, Eun Ha-ya," ujarnya kemudian lalu buru-buru mematikan sambungan telepon dan memasukkan ponsel ke saku seragamnya.
"Tunggu, oppa! Bagaimana kabar Jung--" suara seorang gadis terdengar tepat sebelum lelaki itu memutuskan sambungan secara sepihak.
Ji Min lantas bergegas menuju kerumunan. Begitu ia tiba di sana, terlihat Jung Kook tengah beradu mulut bersama wanita yang mengaku sebagai kekasihnya--Park Na Na.
"Jadi, kau lebih memilih si jalang itu, Jeon?!" Na Na berteriak kesal. Jung Kook tampak diam saja. Tapi Ji Min tahu, pemuda itu terlihat sangat tidak nyaman dengan situasi ini. Terlebih Na Na telah menyebut Sin Bi dengan kata jalang.
"Jaga ucapanmu, Na Na-ya! Bahkan kau tidak lebih baik dari dia!" balas Jung Kook dengan sengit. Wajah lelaki itu merah padam kini. Kalau saja Na Na bukan seorang gadis, mungkin Jung Kook sudah memberikan bogeman mentah untuknya.
"Dia adik dari seorang pelacur! Akan ada saatnya dia menjadi seperti kakaknya!"
"Park Na Na!!" bentak Jung Kook dengan suara meninggi dua kali dari sebelumnya. Garis-garis otot terlihat di leher lelaki itu. Kedua tangannya mengepal erat. Menunjukkan bahwa lelaki itu benar-benar murka sekarang.
Ekor mata Ji Min menangkap seorang gadis yang sudah sangat ia kenali. Sin Bi--gadis yang telah membuat seorang Jung Kook berubah drastis.
"Ini menarik," gumam Ji Min seraya melipat kedua tangannya di depan dada.
"Ya, Jeon Jung Kook! Maksudmu apa mengunggah fotoku di akunmu?!"
Teriakan Sin Bi menginterupsi ketegangan antara Jung Kook dan Na Na. Na Na terlihat membuang muka saat Sin Bi datang. Tapi wajah gadis itu terlihat murka.
"Wah, dasar gadis jalang tak tahu malu!" Na Na berkata dengan nada merendahkan.
Sin Bi terkejut mendengarnya. "Apa maksudmu?"
Jung Kook yang dari tadi diam pun membuka suaranya. "Hwang, kau bertanya 'kan alasanku mengunggah fotomu?"
Sin Bi memandang kembali Jung Kook. Menuntut jawaban lelaki itu. Manik hazel Jung Kook menatap lekat iris kecokelatan milik Sin Bi.
"Itu karena aku menyukaimu, Hwang."
Pernyataan Jung Kook barusan sukses membuat Sin Bi membisu di tempat. Tak hanya anak-anak yang dibuat terkejut, Ji Min pun tak pernah menyangka jika Jung Kook menyatakan rasa sukanya secara gamblang di hadapan orang banyak.
Selama berteman dengan Jung Kook, pemuda itu tak pernah mengungkapkan perasaannya pada seorang gadis. Ji Min sudah cukup lama menjalin pertemanan dengan pemuda itu. Ia tahu semua masalah percintaan Jung Kook. Bahkan, saat masih SMP dulu, ada satu gadis yang sangat menyukai pemuda itu. Jung Eun Ha. Satu gadis yang sempat menjadi bagian dari komplotan tiga pria yang terkenal bangsat di sekolah. Sebelum akhirnya Eun Ha memutuskan melanjutkan studinya di Jepang.
Ji Min tahu seberapa besar rasa cinta Eun Ha terhadap Jung Kook kala itu. Bisa dibilang, saat itu Eun Ha sangat perhatian pada Jung Kook. Namun sayangnya--Jung Kook hanya menganggap Eun Ha tidak lebih dari sekedar teman. Bahkan saat keberangkatan gadis itu ke Jepang, Jung Kook tidak datang ke bandara. Hanya Ji Min dan Tae Hyung yang mengantar kepergian gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tears (COMPLETED)
FanfictionATTENTION KHUSUS 17+(!!!) Jung Kook-laki-laki dingin yang suka mengintimidasi orang lain. Dia seorang badboy. Anak orang kaya dan populer di sekolah. Bagi pria berumur 18 tahun itu, bergonta-ganti pasangan adalah hal yang biasa baginya. Bahkan kebut...