Soo Jung tak pernah menyangka jika adiknya akan mendatangi rumah Sehun. Ia juga kaget tentang fakta yang baru diketahuinya beberapa menit lalu--Sehun dan Sin Bi telah lama saling mengenal satu sama lain.
Sungguh, Soo Jung sama sekali tak mengetahui hal itu. Ia juga mengenal Sehun belum terlalu lama. Sehun adalah salah satu "pelanggannya". Namun yang membuat pria itu berbeda adalah--permainan pria itu sangat lembut. Berbeda dari pria lainnya. Sehun memperlakukannya berbeda seolah-olah Soo Jung adalah kekasihnya.
Wanita cantik itu terduduk di sebuah sofa sembari menundukkan kepala dalam-dalam. Kedua tangannya saling bertaut kuat. Ia tidak tahu bagaimana caranya menjelaskan pada Sin Bi. Dan sebuah tangan kekar memegang pundaknya.
"Semuanya akan baik-baik saja. Percayalah," suara berat Sehun tak mampu membuat kepala wanita itu mendongak. Justru kepala Soo Jung semakin tertunduk.
"Jadi... Kalian mempunyai hubungan spesial?" tanya Soo Jung untuk kesekian kalinya.
Sehun mendesah kasar. Sudah berulang kali ia menjawab pertanyaan wanita itu.
"Aku hanya menganggap dia adik."
Ucapan yang dilontarkan Sehun sukses membuat Soo Jung mendongak dan memelototkan matanya. Dengan nada gusar ia berkata, "Apa katamu?! Kalau tidak mempunyai hubungan spesial, dari siapa Sin Bi tahu kode sandi rumahmu?! Aku tahu persis adikku seperti apa!"
Dengan santai Sehun berjongkok di hadapan Soo Jung. Memegang tangan Soo Jung yang sudah bergetar sejak tadi.
"Ini semua salah... Dari awal kita melakukan ini sudah salah... Aku tidak seharusnya mengenalmu." setetes bening kristal terjatuh mulus dari netra wanita itu. Kini bukan hanya tangannya saja yang gemetar, namun seluruh tubuh Soo Jung ikut gemetar. Ia bersiap ingin menangis.
"Tatap mataku, Soo Jung-ah...," Sehun semakin mengeratkan genggamannya di tangan Soo Jung.
Soo Jung tak menggubris perkataan Sehun. Lagi, ia berkata dengan lirih, "Kita tidak seharusnya melakukan ini...,"
"Hwang Soo Jung, tatap mataku!" suara Sehun meninggi. Namun tak bermaksud untuk memarahi wanita itu.
Akhirnya Soo Jung menurut. Manik bulatnya menatap sendu Sehun. Sorot mata Soo Jung jelas tersirat bahwa wanita itu sedang tertekan.
"Aku yang akan menjelaskan semuanya pada adikmu. Jadi tenanglah... Mengerti?" Sehun menatap intens Soo Jung. Soo Jung yang memang tak tahu harus berbuat apa hanya mengangguk kecil. Bagai kerbau dicocok hidung.
***
"Kita di mana?" tanya Sin Bi setelah turun dari motor besar milik Jung Kook. Jung Kook melepaskan helm miliknya dan berdiri di samping hadis itu.
Saat menoleh pada Sin Bi, Jung Kook terkekeh. "Kau tak mungkin kan masuk ke sana dengan helm masih ada di kepala?" tangan Jung Kook bergerak melepaskan helm yang dikenakan Sin Bi.
Kini posisi Jung Kook berhadapan dengan gadis itu. Ketika lelaki itu tengah melepaskan ikatan helm, Sin Bi berdeham. Ia mengalihkan pandang karena wajah Jung Kook yang hanya beberapa senti di depannya.
Oh astaga, kenapa wajah lelaki itu terlihat sangat polos di waktu tertentu? Ingin sekali aku menampar wajah polos kelinci bodoh itu! Sin Bi berperang dengan batinnya sendiri.
"Ayo masuk!" Jung Kook mengulurkan tangannya. Berniat menggandeng gadis itu. Tapi sialnya Sin Bi memang tidak memiliki rasa peka yang tinggi. Ia langsung melengos begitu saja meninggalkan Jung Kook.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tears (COMPLETED)
FanfictionATTENTION KHUSUS 17+(!!!) Jung Kook-laki-laki dingin yang suka mengintimidasi orang lain. Dia seorang badboy. Anak orang kaya dan populer di sekolah. Bagi pria berumur 18 tahun itu, bergonta-ganti pasangan adalah hal yang biasa baginya. Bahkan kebut...